Liputan6.com, Jakarta Gondongan, yang dalam istilah medis dikenal sebagai parotitis epidemika, merupakan infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis, yakni salah satu kelenjar penghasil air liur yang terletak di dekat telinga. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, namun orang dewasa juga dapat terinfeksi jika belum pernah terkena atau belum mendapatkan vaksinasi yang memadai.
Meskipun seringkali dianggap sebagai penyakit ringan, gondongan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang penyakit ini sangat penting, terutama bagi orang tua dan pengasuh anak-anak.
Gondongan disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus yang sangat menular. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui kontak langsung dengan air liur atau droplet dari orang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi melalui berbagai cara, seperti batuk, bersin, berbicara dekat, atau berbagi peralatan makan dan minum.
Advertisement
Masa inkubasi virus gondongan berkisar antara 16 hingga 18 hari setelah terpapar. Selama periode ini, orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, namun tetap dapat menularkan virus kepada orang lain. Hal ini menjadikan gondongan sebagai penyakit yang cukup sulit untuk dikendalikan penyebarannya tanpa langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Gejala Utama Gondongan
Gejala gondongan dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, namun ada beberapa tanda khas yang perlu diwaspadai. Berikut adalah gejala-gejala utama yang sering muncul pada penderita gondongan:
- Pembengkakan kelenjar parotis: Ini merupakan gejala paling khas dari gondongan. Pembengkakan dapat terjadi pada satu atau kedua sisi wajah, menyebabkan pipi terlihat bengkak dan terasa nyeri.
- Demam: Penderita gondongan sering mengalami peningkatan suhu tubuh, biasanya mencapai 38°C atau lebih.
- Nyeri saat mengunyah atau menelan: Karena pembengkakan kelenjar parotis, aktivitas mengunyah dan menelan dapat menjadi menyakitkan.
- Sakit kepala: Banyak penderita melaporkan sakit kepala sebagai salah satu gejala yang menyertai gondongan.
- Kelelahan dan lemas: Infeksi virus dapat menyebabkan rasa lelah yang berlebihan dan kelemahan umum pada tubuh.
- Hilangnya nafsu makan: Karena rasa tidak nyaman saat makan dan menelan, penderita gondongan sering kehilangan nafsu makan.
- Nyeri otot: Beberapa penderita mungkin mengalami nyeri otot di berbagai bagian tubuh.
- Mulut kering: Karena gangguan pada kelenjar penghasil air liur, mulut penderita gondongan sering terasa kering.
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini biasanya muncul secara bertahap dan dapat berkembang selama beberapa hari. Pada beberapa kasus, gejala mungkin sangat ringan sehingga hampir tidak terdeteksi. Di sisi lain, ada juga kasus di mana gejala bisa sangat parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala gondongan biasanya berlangsung selama 7-10 hari, namun dalam beberapa kasus dapat bertahan lebih lama. Selama periode ini, penderita dianggap sangat menular dan sebaiknya menghindari kontak dekat dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus.
Advertisement
Penyebab Utama Gondongan
Gondongan disebabkan oleh infeksi virus yang termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, tepatnya virus mumps. Virus ini memiliki karakteristik yang membuatnya sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain, terutama di lingkungan yang padat seperti sekolah atau tempat penitipan anak. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang penyebab utama gondongan:
- Virus Mumps: Virus ini merupakan agen penyebab utama gondongan. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan berkembang biak dan menyebabkan infeksi, terutama pada kelenjar parotis.
- Penularan melalui Droplet: Virus gondongan dapat menyebar melalui tetesan air liur (droplet) yang dikeluarkan saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Orang-orang di sekitar penderita dapat terinfeksi jika menghirup droplet yang mengandung virus tersebut.
- Kontak Langsung: Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan air liur penderita. Ini bisa terjadi melalui ciuman atau berbagi peralatan makan dan minum.
- Permukaan yang Terkontaminasi: Virus gondongan dapat bertahan hidup di permukaan benda untuk beberapa jam. Seseorang dapat terinfeksi jika menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh mulut atau hidung mereka.
- Periode Inkubasi: Setelah terpapar virus, dibutuhkan waktu sekitar 16-18 hari sebelum gejala mulai muncul. Selama periode ini, orang yang terinfeksi mungkin tidak menyadari bahwa mereka membawa virus dan dapat menularkannya kepada orang lain.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena gondongan antara lain:
- Tidak mendapatkan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) atau vaksinasi yang tidak lengkap.
- Usia: Meskipun dapat menyerang segala usia, gondongan lebih sering terjadi pada anak-anak usia 2-12 tahun.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena penyakit kronis atau penggunaan obat-obatan imunosupresan.
- Tinggal atau bekerja di lingkungan yang padat, seperti sekolah, asrama, atau kamp pelatihan militer.
- Bepergian ke daerah dengan tingkat vaksinasi rendah atau daerah dengan wabah gondongan yang sedang berlangsung.
Memahami penyebab dan faktor risiko gondongan sangat penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Vaksinasi tetap menjadi cara terbaik untuk mencegah infeksi dan mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Diagnosis Gondongan
Diagnosis gondongan umumnya dilakukan melalui kombinasi pemeriksaan fisik dan evaluasi gejala klinis. Namun, dalam beberapa kasus, dokter mungkin memerlukan tes tambahan untuk memastikan diagnosis atau menyingkirkan kemungkinan kondisi lain. Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya diambil dalam proses diagnosis gondongan:
- Anamnesis (Riwayat Medis):
- Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, kapan gejala mulai muncul, dan apakah ada riwayat kontak dengan penderita gondongan.
- Informasi tentang riwayat vaksinasi juga sangat penting dalam proses diagnosis.
- Pemeriksaan Fisik:
- Dokter akan memeriksa adanya pembengkakan di area kelenjar parotis, yang merupakan tanda khas gondongan.
- Pemeriksaan suhu tubuh untuk mendeteksi adanya demam.
- Evaluasi tanda-tanda lain seperti nyeri saat membuka mulut atau menelan.
- Tes Laboratorium:
- Tes Darah: Dapat dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus mumps, yang menunjukkan adanya infeksi aktif atau infeksi yang baru saja terjadi.
- Kultur Virus: Sampel cairan dari mulut, tenggorokan, urin, atau cairan serebrospinal dapat diambil untuk mengisolasi virus.
- Tes PCR (Polymerase Chain Reaction): Metode ini dapat mendeteksi material genetik virus mumps dengan sangat akurat.
- Pencitraan:
- Ultrasonografi: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menggunakan USG untuk melihat pembengkakan kelenjar parotis dengan lebih detail.
- CT Scan atau MRI: Jarang digunakan, tetapi mungkin diperlukan jika ada kecurigaan komplikasi yang melibatkan otak atau organ lain.
- Diagnosis Banding:
- Dokter juga akan mempertimbangkan kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala serupa, seperti infeksi bakteri pada kelenjar ludah, batu kelenjar ludah, atau tumor.
Penting untuk diingat bahwa diagnosis gondongan tidak selalu memerlukan semua tes di atas. Dalam banyak kasus, diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik saja. Namun, tes tambahan mungkin diperlukan dalam situasi berikut:
- Kasus yang tidak jelas atau atipik
- Ketika ada kecurigaan komplikasi
- Untuk tujuan epidemiologi, terutama dalam kasus wabah
- Untuk memastikan diagnosis pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah
Diagnosis yang cepat dan akurat sangat penting untuk manajemen yang tepat dan pencegahan penyebaran lebih lanjut. Jika Anda atau anak Anda menunjukkan gejala yang mengarah pada gondongan, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Pengobatan Gondongan
Pengobatan gondongan umumnya bersifat suportif, bertujuan untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Tidak ada pengobatan antivirus spesifik untuk gondongan, karena infeksi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu penderita merasa lebih nyaman selama proses pemulihan:
- Istirahat yang Cukup:
- Penderita gondongan disarankan untuk beristirahat yang cukup untuk membantu tubuh melawan infeksi.
- Hindari aktivitas fisik yang berat selama masa pemulihan.
- Manajemen Demam dan Nyeri:
- Obat pereda nyeri dan penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi demam dan rasa sakit.
- Hindari penggunaan aspirin pada anak-anak dan remaja karena risiko sindrom Reye.
- Hidrasi yang Adekuat:
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, terutama jika ada demam.
- Air, sup, dan minuman elektrolit dapat membantu menjaga hidrasi.
- Kompres Dingin atau Hangat:
- Kompres dingin atau hangat pada area yang bengkak dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
- Gunakan kompres selama 10-15 menit beberapa kali sehari.
- Diet Lunak:
- Konsumsi makanan lunak yang mudah ditelan untuk mengurangi rasa sakit saat mengunyah dan menelan.
- Hindari makanan asam atau pedas yang dapat mengiritasi mulut dan tenggorokan.
- Isolasi:
- Penderita gondongan harus mengisolasi diri selama periode menular (biasanya 5 hari setelah gejala muncul) untuk mencegah penyebaran virus.
- Perawatan Mulut:
- Jaga kebersihan mulut dengan berkumur menggunakan air garam hangat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
- Manajemen Komplikasi:
- Jika terjadi komplikasi seperti orkitis (peradangan testis) atau meningitis, perawatan medis lebih lanjut mungkin diperlukan.
- Dalam kasus yang jarang terjadi, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk komplikasi yang serius.
Penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak efektif melawan infeksi virus seperti gondongan. Penggunaan antibiotik hanya direkomendasikan jika terjadi infeksi bakteri sekunder.
Selama masa pemulihan, pantau gejala dengan cermat. Jika gejala memburuk atau muncul gejala baru yang mengkhawatirkan, segera hubungi profesional kesehatan. Beberapa tanda yang memerlukan perhatian medis segera termasuk:
- Demam tinggi yang tidak turun dengan obat penurun demam
- Sakit kepala yang parah atau kaku leher
- Kebingungan atau perubahan tingkat kesadaran
- Nyeri perut yang parah
- Pembengkakan atau nyeri pada testis (pada laki-laki)
Dengan perawatan yang tepat dan istirahat yang cukup, sebagian besar penderita gondongan akan pulih sepenuhnya dalam waktu beberapa minggu tanpa komplikasi jangka panjang. Namun, pencegahan melalui vaksinasi tetap menjadi strategi terbaik untuk menghindari infeksi ini sejak awal.
Pencegahan Gondongan
Pencegahan gondongan sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi dan komplikasi yang mungkin timbul. Strategi pencegahan yang efektif melibatkan kombinasi vaksinasi, praktik kebersihan yang baik, dan langkah-langkah kesehatan masyarakat. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam pencegahan gondongan:
- Vaksinasi MMR:
- Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) adalah cara paling efektif untuk mencegah gondongan.
- Vaksin ini biasanya diberikan dalam dua dosis: dosis pertama pada usia 12-15 bulan dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
- Orang dewasa yang belum pernah divaksinasi atau hanya menerima satu dosis disarankan untuk melengkapi vaksinasi mereka.
- Praktik Kebersihan yang Baik:
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
- Hindari berbagi peralatan makan, gelas, atau barang pribadi lainnya dengan orang lain.
- Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, lebih baik menggunakan tisu atau siku bagian dalam.
- Isolasi Penderita:
- Individu yang terinfeksi harus mengisolasi diri selama periode menular, biasanya 5 hari setelah gejala muncul.
- Hindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi gondongan.
- Edukasi dan Kesadaran:
- Tingkatkan kesadaran tentang gejala gondongan dan pentingnya vaksinasi.
- Informasikan kepada sekolah atau tempat kerja jika ada kasus gondongan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
- Pemantauan dan Pelaporan:
- Laporkan kasus gondongan kepada otoritas kesehatan setempat untuk membantu pemantauan dan pengendalian wabah.
- Penanganan Wabah:
- Dalam situasi wabah, mungkin direkomendasikan dosis tambahan vaksin MMR untuk kelompok berisiko tinggi.
- Perhatian Khusus untuk Kelompok Berisiko:
- Individu dengan sistem kekebalan yang lemah, wanita hamil, dan mereka yang bekerja di lingkungan berisiko tinggi (seperti fasilitas kesehatan atau sekolah) harus lebih waspada.
Penting untuk diingat bahwa meskipun vaksinasi sangat efektif, tidak ada vaksin yang 100% menjamin perlindungan. Namun, jika seseorang yang telah divaksinasi terinfeksi gondongan, gejala biasanya lebih ringan dan risiko komplikasi lebih rendah.
Beberapa mitos dan fakta tentang pencegahan gondongan yang perlu diklarifikasi:
- Mitos: Vaksin MMR menyebabkan autisme. Fakta: Penelitian ilmiah yang luas telah membantah klaim ini. Tidak ada bukti yang menghubungkan vaksin MMR dengan autisme.
- Mitos: Gondongan hanya menyerang anak-anak. Fakta: Meskipun lebih umum pada anak-anak, gondongan dapat menyerang orang dari segala usia, terutama mereka yang tidak divaksinasi.
- Mitos: Jika Anda pernah terkena gondongan, Anda tidak bisa terkena lagi. Fakta: Meskipun jarang, seseorang bisa terkena gondongan lebih dari sekali, terutama jika sistem kekebalan mereka lemah.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, risiko terkena dan menyebarkan gondongan dapat dikurangi secara signifikan. Vaksinasi tetap menjadi garis pertahanan terdepan dalam mencegah penyakit ini dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Advertisement
Komplikasi Gondongan
Meskipun sebagian besar kasus gondongan sembuh tanpa masalah serius, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang berpotensi serius, terutama pada orang dewasa. Memahami komplikasi yang mungkin terjadi sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa komplikasi utama yang dapat timbul akibat infeksi gondongan:
- Orkitis (Peradangan Testis):
- Terjadi pada sekitar 20-30% pria pasca pubertas yang terinfeksi gondongan.
- Dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan dalam kasus yang jarang, infertilitas.
- Biasanya hanya mempengaruhi satu testis, tetapi kadang-kadang dapat mempengaruhi keduanya.
- Ooforitis (Peradangan Ovarium):
- Terjadi pada sekitar 5% wanita pasca pubertas yang terinfeksi.
- Dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah dan demam.
- Jarang menyebabkan masalah kesuburan jangka panjang.
- Meningitis (Peradangan Selaput Otak):
- Terjadi pada sekitar 1-10% kasus gondongan.
- Gejala termasuk sakit kepala parah, kaku leher, dan sensitivitas terhadap cahaya.
- Biasanya sembuh tanpa komplikasi jangka panjang.
- Ensefalitis (Peradangan Otak):
- Komplikasi yang jarang terjadi tetapi serius.
- Dapat menyebabkan kejang, perubahan tingkat kesadaran, dan dalam kasus yang parah, koma.
- Pankreatitis (Peradangan Pankreas):
- Terjadi pada sekitar 3-5% kasus.
- Dapat menyebabkan nyeri perut, mual, dan muntah.
- Gangguan Pendengaran:
- Gondongan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sensorineural, meskipun jarang terjadi.
- Biasanya hanya mempengaruhi satu telinga dan dapat bersifat sementara atau permanen.
- Mastitis (Peradangan Payudara):
- Dapat terjadi pada wanita pasca pubertas.
- Menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada payudara.
- Komplikasi Kehamilan:
- Infeksi gondongan selama trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko komplikasi termasuk:
- Usia: Orang dewasa cenderung mengalami komplikasi yang lebih serius dibandingkan anak-anak.
- Status Imunitas: Individu dengan sistem kekebalan yang lemah berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
- Status Vaksinasi: Mereka yang tidak divaksinasi atau hanya menerima satu dosis vaksin MMR berisiko lebih tinggi.
Penting untuk diingat bahwa komplikasi serius dari gondongan relatif jarang terjadi, terutama pada individu yang telah divaksinasi. Namun, jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala yang mengarah pada komplikasi, seperti:
- Sakit kepala yang parah dan berkelanjutan
- Kaku leher
- Kejang atau perubahan tingkat kesadaran
- Nyeri testis atau perut yang parah
- Perubahan pendengaran
Segera cari bantuan medis. Penanganan dini dapat membantu mencegah atau mengurangi dampak komplikasi yang serius.
Pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam menghindari komplikasi gondongan. Vaksinasi MMR yang lengkap dan tepat waktu sangat penting dalam mengurangi risiko infeksi dan komplikasi yang mungkin timbul. Selain itu, menjaga kebersihan dan menghindari kontak dekat dengan individu yang terinfeksi juga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini.
Kesimpulan
Gondongan, meskipun sering dianggap sebagai penyakit ringan, dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Pemahaman yang mendalam tentang penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan gondongan sangat penting dalam mengelola penyakit ini secara efektif.
Penyebab utama gondongan adalah virus mumps yang sangat menular. Gejala khasnya meliputi pembengkakan kelenjar parotis, demam, dan rasa tidak nyaman saat mengunyah atau menelan. Diagnosis umumnya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan evaluasi gejala, dengan tes laboratorium tambahan jika diperlukan.
Pengobatan gondongan bersifat suportif, fokus pada meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Istirahat yang cukup, hidrasi yang adekuat, dan manajemen nyeri adalah kunci dalam proses pemulihan. Meskipun jarang, komplikasi seperti orkitis, meningitis, atau gangguan pendengaran dapat terjadi, terutama pada orang dewasa.
Pencegahan melalui vaksinasi MMR tetap menjadi strategi terbaik dalam mengendalikan penyebaran gondongan. Vaksinasi tidak hanya melindungi individu tetapi juga berkontribusi pada kekebalan komunitas. Selain vaksinasi, praktik kebersihan yang baik dan isolasi penderita juga berperan penting dalam mencegah penyebaran virus.
Penting untuk tetap waspada terhadap gejala gondongan dan segera mencari bantuan medis jika ada tanda-tanda komplikasi. Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang konsisten, kita dapat secara signifikan mengurangi dampak penyakit ini pada individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Edukasi berkelanjutan tentang gondongan, termasuk mitos dan fakta seputar penyakit ini, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong langkah-langkah pencegahan yang efektif. Dengan upaya bersama dalam pencegahan dan penanganan yang tepat, kita dapat berharap untuk terus mengurangi prevalensi dan dampak gondongan di masa depan.
Advertisement
