Liputan6.com, Soma - Murat Yokus adalah 1 dari 485 orang yang berhasil menyelamatkan diri dari insiden ledakan mematikan di Turki. Namun kenangan buruk tak lekang dari ingatannya, saat satu per satu temannya ambruk ke tanah, tercekik oleh asap tebal yang memenuhi terowongan di mana mereka terjebak. Sebanyak 301 orang tewas.
"Aku harus bertumpu pada jasad teman-temanku untuk melarikan diri. Aku harus menginjak-injak mereka," kata Murat, berlinang air mata, seperti Liputan6.com kutip dari Al Arabiya, Senin (19/5/2014).
Pria 29 tahun tersebut berhasil keluar hidup-hidup dari ledakan dan kebakaran di sebuah tambang batu bara di kota Soma. "Apa yang terjadi sungguh tak terlukiskan," kata Murat. "Aku baru saja akan keluar dari tambang dan pulang, tiba-tiba aku melihat asap."
Dia menambahkan, bos meminta mereka untuk menunggu, tapi para pekerja tak sabar. Sekitar 100 orang dari mereka berdesakan di area seluas 300 meter persegi. Saat mengetahui rekan lain yang berada di bagian lain tambang tewas akibat asphxiation --keadaan saat darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas karbondioksida-- mereka makin tak sabar.
"Aku berkata pada diriku sendiri, aku tak mau mati di sini, tidak sekarang," kata Murat. "Aku mengambil masker oksigen yang tak pernah saya gunakan sebelumnya, dan mulai berjalan. Saat menengok ke belakang, aku melihat teman-temanku bergeletakan. Mereka tercekik, berjuang untuk hidup, seperti hewan yang disembelih. Mereka berjuang melawan kematian."
Terbersit ia tak akan selamat, Murat membayangkan 2 anaknya yang masih kecil, istrinya, seluruh keluarganya. "Aku mengucap doa terakhir lalu pingsan," kata dia. Untungnya, ia berhasi dievakuasi dengan cepat.
Saat digotong petugas keamanan, Murat sadar dan ia memilih berjalan sendiri. "Anda tak bisa membayangkan segala kepanikan yang tejadi, rekan-rekanku mondar-mandir, stres, ketakutan," kata dia.
Meski para penambang sadar pekerjaan mereka mengandung risiko, mereka tak pernah membayangkan akan menghadapi kejadian seperti itu.
Laporan sementara menyebut, ada beberapa pelanggaran keamanan di tambang, termasuk kurangnya detektor karbon monoksida dan langit-langit terbuat dari kayu bukan logam.
Murat, yang mempertaruhkan hidupnya untuk 800 euro atau Rp 12,5 juta sebulan, mengaku tak akan menyalahkan pihak perusahaan. Ia juga akan meneruskan pekerjaannya di tambang, setidaknya selama 10 tahun, sebagai syarat pensiun dini. Lagipula, ia tak punya pilihan, tidak bisa alih profesi. Tak ada perusahaan lain, juga pertanian di sana.
"Tapi aku akan pindah ke tambang lain," kata Murat. "Di sini aku kehilangan terlalu banyak teman, tak mungkin kembali." (Sss)
Kisah Penambang Turki, Injak Teman Demi Selamat
Satu per satu pekerja ambruk ke tanah, tercekik oleh asap tebal yang memenuhi terowongan tambang. Total 301 orang tewas.
diperbarui 19 Mei 2014, 12:15 WIBDiterbitkan 19 Mei 2014, 12:15 WIB
151 pekerja dikabarkan tewas dan ratusan penambang lainnya terperangkap di bawah tanah tambang batu bara di Soma, Turki, (14/5/2014). (REUTERS/Osman Orsal)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kisah Umar bin Abdullah Memerdekakan Budak yang Pura-Pura Sholat, Diceritakan Gus Baha
Alasan Warga Palembang Pilih Golput, Lokasi Jauh Hingga Dapat Serangan Fajar
Maksimalkan Produktivitas dengan Laptop Tipis Premium ASUS Zenbook S 14 UX5406
Megawati Sampaikan Sikap PDIP soal Hasil Pilkada 2024: Jaga Suara dan Kumpulkan Bukti Intimidasi Aparatur Negara
Perusahaan Ini Bakal Bangun PLTA Cibuni 3 dan Cimandiri 3 di Sukabumi
Prospek Makin Cerah, Bali Jadi Destinasi Investasi Properti Populer di Asia
Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha 4 Rakaat, Jadi Amalan Pembuka Rezeki
Mendag Budi Lepas Ekspor Produk Kerajinan Bantul Senilai Rp2 Miliar
SukkhaCitta hingga BeeMe Raih Local Heroes Brand 2024, Apresiasi bagi Jenama Lokal yang Menginspirasi
Daftar Lengkap Peserta BWF World Tour Finals 2024, Indonesia Berapa Wakil?
VIDEO: Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Kasus Korupsi Impor Gula Berlanjut!
Hasil Hitung Cepat SMRC Pilkada Jakarta 100%: RK-Suswono 38,8%, Dharma-Kun 10,17%, Pramono-Rano 51,03%