Kelompok Militan Irak Mendadak Kaya Raya

Kelompok itu lebih kaya bahkan jika dibandingkan dengan Al Qaeda. Sama kayanya dengan sejumlah negara.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 13 Jun 2014, 15:17 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2014, 15:17 WIB
Kelompok Militan Irak Mendadak Kaya Raya
(CNN/istimewa)

Liputan6.com, Baghdad - Ketika menghadapi maraknya tindak pidana perampokan dan tindakan terorisme beberapa tahun lalu di Indonesia, kalangan intelijen Indonesia menemukan benang merah yang menghubungkan peristiwa-peristiwa perampokan bank dengan kejahatan teror.

Temuan itu senada dengan temuan-temuan lain yang diungkapkan oleh kalangan-kalangan intelijen di bagian-bagian lain di dunia. Baru-baru ini, kelompok militan ISIS di Irak juga menggasak beberapa bank dengan hasil jarahan yang luar biasa besarnya.

Kelompok Negara Islam Irak dan al-Shams (ISIS) mendadak menjadi kelompok teror terkaya setelah menjarah uang senilai US$429 dari bank sentral di Mosul, demikian disebutkan oleh gubernur Niniwe, Atheel al-Nujaifi. Demikianlah laporan yang dikutip dari International Business Times (11 Juni 2014),

Beliau membenarkan laporan televisi Kurdi bahwa para militant ISIS telah mencuri jutaan dolar dari beberapa bank di Mosul. Sejumlah besar emas batangan juga telah dijarah.

Dengan hasil penjarahan di kota terbesar ke dua di negara itu, kelompok itu lebih kaya bahkan jika dibandingkan dengan Al Qaeda sendiri dan sama kayanya dengan negara-negara kecil seperti Tonga, Kiribati, Kepulauan Marshall dan Kepulauan Falkand.

Kekayaan yang sekarang dikuasai oleh ISIS mempersulit perjuangan pemerintah Irak untuk membasmi pemberontakan.

Kelompok militan itu mengambil alih kendali atas kota Mosul setelah ratusan anggotanya mengeroyok pihak militer pemerintah dalam suatu serangan mendadak di hari Senin lalu, sehingga memaksa 500 ribu jiwa mengungsi. Perdana Menteri Nouri al-Maliki menyerukan keadaan darurat nasional.

Kaum militan membebaskan hampir 1.000 narapidana dari penjara pusat Mosul, demikian dikatakan oleh pihak kepolisian. Kelompok itu juga menguasai bandara Mosul dan beberapa stasiun televisi setempat.

Mereka juga menyita sejumlah besar perlengkapan militer kiriman Amerika Serikat (AS). Sudah beredar beberapa foto di mana anggota-anggota ISIS memamerkan Humvees jarahan di negara tetangga, Suriah, di mana mereka juga sedang berperang melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Dalam jumpa pers yang disiarkan televisi, Maliki mengatakan bahwa “Irak sedang berada dalam masa sulit” dan menyerukan kepada masyarakat dan pihak pemerintah untuk bersatu padu “untuk menghadapi serangan ganas ini yang tidak akan menyisakan siapapun di Irak.”

Kementerian Luar Negeri AS telah menerbitkan pernyataan yang mengatakan bahwa AS “sangat prihatin” dengan pencaplokan kota Mosul oleh kelompok militan.

“Situasinya masih sangat serius. Para pejabat senior AS, baik di Washington maupun di Baghdad, mengikuti peristiwa-peristiwa di sana dalam kerjasama yang erat dengan Pemerintah Irak,” demikian bunyi pernyataan itu. “AS bersama-sama dengan rakyat Irak."

ISIS telah mencaplok kota Falluja yang berjarak lebih dari 60 kilometer di sebelah barat Baghdad di bulan Januari lalu dan sekarang mereka memegang kendali atas sebagian besar daerah di utara negeri tersebut.

Pemerintah Irak telah memulai sejumlah serangan yang mandul atas kota itu sehingga sulit rasanya merebut Mosul kembali. Seorang pejabat angkatan darat Irak bahkan mengeluh, “Kami tidak dapat mengalahkannya.”

“Mereka telah terlatih dalam pertempuran jalanan, sedangkan kami belum. Kami memerlukan seluruh angkatan bersenjata untuk mengusir mereka dari Mosul. Mereka seperti hantu: muncul untuk menyerang dan kemudian menghilang dalam beberapa detik.” (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya