Liputan6.com, Benghazi - Seorang diplomat senior dari Filipina terbang ke Afrika utara untuk mengatur pengungsian 13.000 warganya dari Libia. Tindakan ini dilakukan menyusul seorang pekerja Filipina dipenggal dan seorang perawat diperkosa beramai-ramai.
Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario akan ke Tunisia untuk mengatur pemindahan besar-besaran para pekerja dan keluarga mereka. Kebanyakan dari mereka tinggal di kota Benghazi, Misrata dan Tripoli. Demikian dilansir BBC, Jumat (1/8/2014).
Pemerintah Filipina memerintahkan evakuasi wajib pada 20 Juli lalu, tidak lama setelah badan pekerja bangunan Filipina, yang diculik 5 hari sebelumnya ditemukan di Benghazi.
Rabu 30 Juli lalu Kementerian Luar Negeri Filipina menyatakan, seorang perawat Filipina diculik dan dilarikan sekelompok pemuda dari luar rumahnya di Tripoli, sebelum diperkosa oleh sekitar 6 orang.
"Kami mengutuk kejahatan yang ditujukan kepada warga kami," kata juru bicara Presiden Benigno Aquino, Herminio Coloma di Manila.
Setidaknya 38 orang tewas karena bentrok antara pasukan pendukung Pemerintah Libia dengan pejuang Islamis di kota Benghazi. Milisi menyerang pasukan di pusat kota Libia timur tersebut, kata para pejabat.
Pertempuran selama sepekan di ibu kota Tripoli, atau dekat bandara itu, menewaskan 97 orang dan melukai 404 orang lainnya sejak 2 pekan ini.
Milisi yang menguasai sebagian besar wilayah negeri tersebut dianggap bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan paling buruk di Libia, setelah pemberontakan pada 2011 lalu, yang menggulingkan Kolonel Muammar Gaddafi.
Amerika Serikat (AS), Inggris dan Jerman telah meminta warganya untuk segera meninggalkan Libia. Sabtu 26 Juli lalu, AS mengungsikan kedutaan besarnya di Tripoli guna mengurangi risiko perang.
Turki juga menarik sekitar 700 stafnya dari Libia. Begitu pun PBB, sebelumnya juga menyatakan penarikan semua stafnya dari Libia.
Dalam 2 pekan terakhir, perang di 2 kota terbesar Libia, Tripoli dan Benghazi, meningkat dengan bertambahnya korban tewas dan belum ada tanda-tanda mereda, kata wartawan BBC Rana Jawad di Tripoli.
Pejabat Pemerintah Libia mengingatkan akan kemungkinan pecahnya negara tersebut, jika bentrok di bandara Tripoli terus berlanjut.
Baca juga:
Peretas China Membobol Pertahanan Israel
Wartawan Palestina Tewas dalam Serangan Udara Gaza
Suaka Snowden di Rusia Kedaluwarsa
Libya Memanas, Filipina Pulangkan 13.000 Warganya
Rabu 30 Juli lalu Kementerian Luar Negeri Filipina menyatakan, seorang perawat Filipina diculik dan diperkosa sejumlah pemuda.
diperbarui 01 Agu 2014, 05:21 WIBDiterbitkan 01 Agu 2014, 05:21 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Selain Mainan untuk Anak, Gibran Serahkan Bantuan Siap Pakai Bagi Korban Kebakaran Gempol Kemayoran
Apa Saja Tantangan dan Peluang bagi Indonesia Selama Pemerintahan Donald Trump?
Resep Kue Cucur Empuk Berserat, Paduan Rasa Legit dan Gurih
Jurus OJK Agar Generasi Muda RI Tak Terjerat PayLater
Penemuan Ular Baru di Pohon: Ekspedisi Misterius yang Mengguncang Ilmuwan
Pidato Trump Tidak Menyinggung Kebijakan Perang Ukraina-Rusia
VIDEO: Nekat Terobos Banjir di Bangka, Truk Tangki Angkut 8 Ton BBM Mogok
Cara Cek NIK KTP Lewat HP Penerima Bansos PKH dan BPNT, Siap-Siap Cair
Donald Trump Ingin 50% Saham TikTok, Begini Respons China
7 Potret Limbad Rayakan Ultah Istri, Kekompakan Dua Putrinya Curi Perhatian
Resep Hati Sapi Lezat dan Bergizi untuk Menu Sehari-hari, Pilihan Sehat Keluarga
7 Potret Oki Setiana Dewi Antusias Belanja di Pasar Khan El Khalili Mesir, Destinasi Bersejarah