Liputan6.com, Islamabad - Stasiun TV Pakistan berbahasa Inggris PTV tak bisa siaran pada Senin waktu setempat. Gara-garanya, kantor pusat media itu dikepung pengunjuk rasa. Tak hanya dari luar, tapi juga di dalam.
"Mereka telah menyerbu kantor PTV," kata pembaca berita sebelum siaran dihentikan dan tak ada gambar apapun di layar televisi seperti diberitakan ITV.
"Staf PTV yang menjalankan tugas jurnalistik mereka dipukuli orang-orang yang menyerbu," tulis media ITV.
Menurut rekaman gambar saluran TV lain, Express, terlihat para demonstran yang menyerbu gedung PTV mengenakan beberapa masker gas. Mereka lalu berkumpul di dalam ruang berita tetapi tidak ada tanda-tanda ada aksi kekerasan.
Advertisement
Beruntung pendudukan demonstran itu tak berlangsung lama. Polisi Pakistan dengan cepat menguasai keadaan dan 'menyapu' demonstran keluar gedung. Bantrokan pun terjadi antar kedua kubu demonstran-polisi.
Sejumlah polisi dilaporkan terluka dalam kekerasan yang melibatkan ribuan demonstran menggunakan tongkat dan melemparkan batu. Polisi anti huru hara terpaksa mundur dari jalan utama di depan gedung parlemen, Constitution Avenue.
Para pengunjuk rasa pun sempat menyerang kendaraan dan membakar kotak yang ditempatkan di jalan sebagai hambatan.
Wartawan BBC M Ilyas Khan di Islamabad melaporkan, pada Minggu 31 Agustus malam, pengunjuk rasa menggunakan truk untuk mendobrak pagar luar gedung parlemen. Meskipun bangunan itu dijaga oleh tentara.
Para pengunjuk rasa ingin Perdana Menteri Paksitan Nawaz Sharif mengundurkan diri. Sebab dirinya menyangkal tuduhan korupsi dan kecurangan pemilu yang disebut-sebut mengganjalnya.
Para demonstran yang setia kepada politisi oposisi Imran Khan dan ulama Tahirul Qadri telah mengambil bagian dalam menduduki pusat ibukota selama dua minggu. (Ein)