23-9-1982: Bom Meledak di Pesawat Gulf Air 771, 112 Orang Tewas

Pesawat Gulf Air 771 meledak karena bom waktu yang diletakkan di bagasi.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Sep 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2014, 06:00 WIB
23-9-1982: Bom Meledak di Pesawat Gulf Air 771, 112 Orang Tewas
Pesawat Gulf Air 771 meledak karena bom waktu yang diletakkan di bagasi.

Liputan6.com, Abu Dhabi - Pada tanggal 23 September 1983 atau tepatnya 31 tahun lalu, terjadi salah satu bencana transportasi udara terburuk yang menimpa maskapai penerbangan Gulf Air.

Sebanyak 107 penumpang dan 5 awak di pesawat pesawat Penerbangan  771 dari Kota Karachi, Pakistan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab dinyatakan tewas ketika burung besi itu terbang menukik tajam ke bawah, menghantam padang gurun dekat Mina Jebel Ali -- 40 km dari Abu Dhabi.

Sebagian korban tewas adalah warga negara Pakistan yang hendak kembali ke Abu Dhabi dan Bahrain setelah menghabiskan liburan Idul Adha bersama keluarga mereka di kampung halaman.

Berdasarkan hasil penyelidikan American National Transportation Safety Board (NTSB) terhadap black box atau kotak hitam yang dirilis pada 1987, pesawat jenis Boeing 737-2P6 meledak karena bom waktu yang diletakkan di bagasi.

"Bom waktu yang ditempatkan di bagasi adalah penyebab utama pesawat jatuh terbakar," kata politisi Inggris, Sir Dudley Smith melaporkan hasil investigasi, seperti Liputan6.com kutip dari Gulf Daily News, Selasa (22/9/2014).

Hasil laporan berjumlah 400 halaman tersebut juga menyebutkan, sebelum terjadi ledakan, segala sesuatu di dalam pesawat tampak normal bahkan transkrip suara meunjukkan bahwa kapten pilot Saoud Al Kindy dan co-pilot Khazal Al Qadhi sedang mengobrol. Salah satu bertanya apakah Anda akan bertugas besok, lalu yang lain menjawab, "Tidak aku libur besok."

Sesaat setelah percakapan itu, terdengar sebuah ledakan. Rekaman menunjukkan pilot tengah panik mengendalikan pesawat. Di tengah kepanikan di ruang kokpit, terdengar kapten Al Kindy berdoa sesaat sebelum hidung pesawat menghantam padang gurun.

Laporan yang dirilis itu juga menyoroti kecurigaan pada seorang penumpang yang sempat melakukan check-in bagasi di Karachi namun nyatanya ia tidak pernah menaiki pesawat itu. Selain itu, penumpang yang tewas ditemukan dalam posisi duduk sambil memegang erat bawaannya. Surat kematian yang dikeluarkan menunjukkan bahwa penumpang meninggal akibat sesak napas.

Lalu siapakah yang menaruh bom di dalam bagasi pesawat?

Melalui proses investigasi, diketahui bom tersebut sengaja ditaruh oleh seorang anggota ekstremis Palestina dan kepala kelompok militan Palestina yang dikenal dengan kelompok Abu Nidal. Serangan tersebut sebagai bentuk peringatan kepada pemerintah Arab Saudi untuk segera membayar uang perlindungan kepada Nidal. Segera, setelah pengeboman, pemerintah Kuwait dan UEA membayar uang tersebut.

Hingga kini, Gulf Air masih menggunakan nomor penerbangan 771 dengan rute Islamabad-Bahrain.

Selain itu, pada 22 September 1973, Juan Peron kembali terpilih sebagai presiden Argentina setelah pemerintahannya digulingkan pada tahun 1955.

Di tanggal yang sama namun tahun yang berbeda, versi pertama browser Mozilla Firefox dirilis ke publik pada tahun 2002, awalnya bernama Phoenix 0.1 namun kemudian diubah karena memiliki masalah dengan merek dagang Phoenix Techonology. (Imelia Pebreyanti/Ein))

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya