Liputan6.com, Kolombia - Badai petir terjadi di bagian utara Kolombia pada Senin 6 Oktober 2014 pagi waktu setempat. Sabuah sambarannya pun menelan korban jiwa secara massal.
"Menewaskan 11 anggota sebuah suku asli di bagian utara Kolombia Senin ketika mereka sedang melakukan pertemuan," demikian seperti diberitakan CNN, Selasa (7/10/2014). "13 orang yang terluka diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit untuk perawatan," ungkap petinggi negara itu, Jenderal German Saavedra.
Badai petir itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 03.00 dini hari, saat ada perkumpulan komunitas Wiwa di pegunungan terpencil Sierra Nevada.
"Penduduk desa berkumpul di sebuah pondok yang biasa digunakan sebagai tempat ritual, untuk membahas masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Aku sedang keluar untuk minum, ketika tiba-tiba mendengar guntur yang menghantam pegunungan," tutur salah satu masyarakat,Ā Bernardo Gil Moscote kepada surat kabar Kolombia El Tiempo.
"Ketika aku kembali, pondok itu terbakar. Dan terdengar orang-orang berteriak," sambung Bernardo.
Mendengar kecelakaan itu, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos pun mengucapkan belasungkawanya melalui Twitter. Ia juga menggutarakan bahwa helikopter militer dan polisi telah dikerahkan untuk mengevakuasi para korban.
"Aku tahu bahwa ini normal, sesuatu yang berasal dari alam, tapi (badai petir yang menelan korban jiwa) belum pernah terjadi sebalumnya di sana," kata warga bernama Marta Cecilia Gil sambil menangis, karena kakanya, Caracol dan kakak iparnya tewas tersambar petir. (Ein)