Liputan6.com, Sydney - The University of New South Wales (UNSW) menawarkan lebih dari sekedar ijazah. Universitas yang terletak di Sydney, Australia tersebut dianggap sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia, terutama dalam hal sistem pengajaran dan riset.
Tak hanya sekedar kuliah dan menerima ilmu, para mahasiswa UNSW diimbau melahirkan ide-ide baru yang cemerlang, bersungguh-sungguh dalam mempelajari subjek yang mereka tekuni, dan kemudian memanfaatkannya dalam menjalani karier setelah lulus.
Sejumlah jurusan di UNSW yang masuk ranking dunia termasuk Social Sciences and Management atau Ilmu Sosial dan Manajemen di peringkat 20, Engineering and Technology ranking 27, Life Science and Medicine di urutan 47, serta Arts and Humanities ranking 51.
UNSW juga mempromosikan pentingnya perbedaan kultur dan arti penting lingkungan global di kampusnya. Mahasiswa dari segala bangsa bisa belajar berkelompok dan saling berdiskusi untuk mencari solusi bersama.
UNSW bisa dikategorikan sebagai sekolah yang menghasilkan banyak individu hebat. Metode belajar yang berkualitas dan program riset yang sangat intensif telah membuat para alumni universitas tersebut lebih berwawasan luas, berpengalaman, dan inovatif.
Para alumni juga mendapat kesempatan untuk membawa gelar mereka yang prestitius ke dunia kerja.
Tak hanya itu, setiap tahun, UNSW memberikan penghargaan pada alumninya. Diberikan hanya kepada lulusan yang berhasil menunjukan kompetensi selama belajar di universitas, serta berkontribusi pada kemajuan dunia.
Sejumlah tokoh dunia, dari berbagai latar belakang mendapatkan penghargaan prestisius tersebut. Dari Indonesia, salah satunya adalah Raden Eddy Kusnadi Sariaatmadja, yang dianggap sukses menjadi pebisnis dan wirausaha, dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan.
Advertisement
Pada tanggal 14 November 2014, ia terbang ke Sydney, Australia untuk menerima Alumni Achievement Award sekaligus gelar Honoris Causa. Sang sahabat, mantan Perdana Menteri Australia Paul John Keating ikut menghadiri acara pemberian penghargaan tersebut.
Paul Keating juga pernah menerima penghargaan yang sama pada tahun 2003. Ia lulus dari program doktoral di bidang hukum. Ia dianggap berkontribusi dalam rekonsiliasi negara- negara di Asia-Pasifik. (Akp/Ein)