Kehamilan yang Aneh di Balik Pembebasan Tahanan Kuba di AS

Amerika Serikat dan Kuba kini memulai proses untuk menormalisasi hubungan diplomatiknya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 22 Des 2014, 20:42 WIB
Diterbitkan 22 Des 2014, 20:42 WIB
Gerardo Hernandez dan istrinya
Gerardo Hernandez dan istrinya (Reuters)

Liputan6.com, Havana - Langkah dramatis dilakukan Amerika Serikat dan Kuba. Dua negara yang tak akur itu kini memulai proses untuk menormalisasi hubungan diplomatiknya.

Salah satu hal yang disepakati adalah pembebasan warga AS, Alan Gross yang ditahan di Kuba. Sebaliknya, 3 warga Kuba yang ditahan di Florida atas tuduhan mata-mata juga dilepaskan termasuk Gerardo Hernandez pemimpin jaringan mata-mata yang dikenal sebagai Wasp Network. Namun ada yang aneh dalam proses pembebasan tersebut.

Seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Senin (22/12/2014). Hernandez tersenyum lebar saat tiba di Bandara Internasional Jose Marti, Havana, Kuba Rabu 17 Desember 2014 dan mendapat sambutan dari Presiden Raul Castro. Seperti disiarkan langsung di televisi, ia mendekati dan mencium sang istri, Adriana Perez.

Masyarakat Kuba yang menyaksikan tayangan khusus pertukaran tawanan tersebut terkejut alang kepalang saat kamera menyorot ke arah Hernandez yang memeluk istrinya yang sedang hamil tua. Ada yang tak beres...

Padahal, Hernandez dijatuhi vonis seumur hidup ganda. Istrinya, yang juga bekerja di badan mata-mata Kuba, dilarang menengok sang suami di penjara. Demikian menurut Pemerintah Kuba.

Gosip pun menyebar di Havana.

Kehamilan tersebut jadi perbincangan panas di ibukota Kuba. Ada sejumlah spekulasi soal ayah si calon bayi, juga desas-desus, jangan-jangan pemerintah Kuba -- entah bagaimana caranya -- diam-diam mengatur pertemuan suami dan istri  di bawah pengawasan Otoritas AS.

Pasangan tersebut juga muncul berdua di sebuah acara Sabtu lalu, bersama mata-mata lain yang dibebaskan di tengah riuh tepuk tangan dari Castro dan sejumlah petinggi politik dan militer.

Hernandez terlihat berseri-seri, sementara Perez berdiri di sampingnya dengan perut besar yang mencolok mata.

Saat pasangan tersebut meninggalkan acara, Hernandez buka suara menjawab desas-desus soal kehamilan istrinya. Mengisyaratkan rahasia seputar kehamilan tersebut.

"Semua orang bertanya-tanya. Kami senang-senang saja menanggapi komentar dan beragam spekulasi. Namun, faktanya harus tetap dirahasiakan," kata dia. "Kami tak bisa membuka detailnya, karena kami tak ingin melukai orang yang berniat baik pada kami."

Dia mengaku, kehamilan istrinya itu adalah akibat langsung dari pembicaraan tingkat tinggi. Entah apa maksudnya.

"Hasil dari proses tersebut adalah ini," kata Hernandez mendeskripsikan perut istrinya yang besar dengan gerakan tangan. "Aku harus melakukannya dengan 'remote kontrol', tapi semuanya berjalan dengan baik."

Dua sumber kepada CNN akhirnya menguak misteri tersebut. Kata mereka, saat negosiasi dilakukan, sperma Hernandez dikumpulkan dan dikirim ke Kuba untuk membuahi rahim istrinya dengan inseminasi buatan. Departemen Kehakiman AS mengonfirmasi kisah itu, namun tak memberikan informasi detail.

"Kami hanya bisa mengonfirmasi bahwa AS menfasilitasi permintaan Nyonya Hernandez yang ingin mendapatkan bayi dari suaminya," kata juru bicara Departemen Kehakiman AS, Brian Fallon.

Mengapa AS menfasilitasi permintaan tersebut? Ternyata ada alasan kuat di baliknya.

Inseminasi buatan itu dimungkinkan sebagai bentuk pertukaran, demi kondisi yang lebih baik bagi Alan Gross, kontraktor AS yang ditahan di Kuba. Gross dibebaskan pekan lalu sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Apalagi Hernandez diperkirakan meninggal di penjara. Itu adalah satu-satunya cara ia bisa punya anak.

Selama 18 bulan sebelumnya, sekelompok pejabat 2 negara menolak mengakui mereka melakukan pembicaraan tingkat tinggi. Sebab setiap kebocoran bisa merusak pembicaraan tersebut.

Hernandez divonis pada 2001 atas kasus konspirasi atas perannya dalam kasus penembakan pesawat yang menewaskan 2 warga Kuba-Amerika. Saat itu pesawat MIG Angkatan Udara Kuba meledakkan dua kapal terbang sipil yang terbang menuju Havana untuk menyebarkan pamflet antipemerintah. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup ganda atas perbuatannya itu.

Sementara, pemerintah Kuba berdalih, Hernandez dan agen lainnya mencoba untuk mencegah serangan teroris.

Gerardo Hernandez mengatakan, ia dan istrinya sedang menanti kelahiran putri mereka dalam 2 pekan mendatang. Bayi itu akan diberi nama Gema. (Ein/Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya