Turki Blokir Situs yang Tampilkan Cover Terbaru Charlie Hebdo

Pengadilan Turki memblokir situs yang menampilkan cover baru majalah Prancis Charlie Hebdo. Sebab ada gambar karikatur 'Nabi Muhammad'.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Jan 2015, 11:46 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2015, 11:46 WIB
Penembakan di kantor majalah Prancis Charlie Hebdo.
Ungkapan duka masyarakat atas insiden penembakan di kantor majalah Prancis Charlie Hebdo. (Reuters)

Liputan6.com, Istanbul - Pengadilan Turki memblokir situs yang menampilkan cover baru majalah Prancis Charlie Hebdo, karikatur 'Nabi Muhammad'. Hal itu diterapkan sejak Rabu 14 Januari 2015.

"Surat kabar yang memasang gambar tersebut juga menerima ancaman pembunuhan," demikian diberitakan kantor berita Anadolu seperti dikutip dari CNN, Kamis (15/1/2015).

Polisi bahkan mendatangi kantor surat kabar Istanbul Cumhuriyet, memblokir lalu lintas di sekitarnya, setelah koran tersebut menerbitkan kutipan dari majalah Charlie Hebdo.

"Mobil lapis baja polisi juga memblokir pintu masuk dan menghentikan truk distribusi di percetakan di Istanbul," demikian dimuat harian lokal lain.

Tiga pengunjuk rasa dilaporkan telah ditangkap di depan kantor Cumhuriyet.

Kantor kejaksaan kemudian menghentikan blokade tersebut, kemungkinan karena tidak tahu ada gambar 'terlarang' itu dicetak surat kabar tersebut.

Cumhuriyet memasang empat halaman edisi terbaru Charlie Hebdo yang diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Sampel itu, yang telah dilihat petugas kejaksaan, tidak termasuk sampul. Tapi di dalamnya, dua kolumnis memasang gambar-gambar kecil yang mengarah ke sosok 'Nabi Muhammad'.

Editor di koran Cumhuriyet berpendapat, gambar pada sampul Charlie Hebdo tidak memiliki hubungan dengan Nabi Muhammad. Itu adalah simbol dari sikap manusiawi dan bertanggungjawab, melalui tulisan 'Semuanya telah dimaafkan'.

Pemimpin Redaksi Cumhuriyet Utku Cakirozer menjelaskan di Twitter dan situs web koran Cumhuriyet, bahwa 'ikut berduka atas tewasnya jurnalis dan kartunis dalam serangan teror Charlie Hebdo'.

Kecaman keras pun datang dari Wakil Perdana Menteri Turki Yalcin Akdogan. "Mereka yang menerbitkan gambar mengacu pada Nabi tertinggi kami adalah orang-orang yang mengabaikan kesucian. Langkah tersebut adalah penghasutan terang-terangan dan provokasi," tulis dia melalui akun Twitter pribadinya.

Menurut CIA World Factbook, Turki adalah rumah bagi 82 juta orang, 99,8% di antaranya adalah Muslim.

Sampul majalah satire Prancis Charlie Hebdo yang baru memang kembali memasang gambar yang disebut-sebut sebagai karikatur Nabi Muhammad memegang tanda bertuliskan 'Je suis Charlie'. Yang dalam bahasa Prancis berarti 'Saya adalah Charlie'.  Di atasnya juga ada tulisan 'Tout est pardonne' atau semua telah dimaafkan.

Cover tersebut terbit sepekan setelah serangan di kantor Charlie Hebdo dan menewaskan 12 orang. (Tnt/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya