Liputan6.com, Queensland - Kondisi Negara Bagian Queensland, Australia, porak poranda setelah diterjang Badai Marcia pada pada Jumat 20 Februari lalu. Ratusan serdadu pun dikerahkan untuk membantu proses pemulihan.
Badai berkecepatan 200 kilometer per jam itu diperkirakan merusak sedikitnya 1.500 rumah, dan mengakibatkan pasokan listrik ke 50.000 rumah dan perkantoran putus.
Lebih jauh, badai tersebut menyebabkan banjir yang meluas di kawasan selatan Queensland. Wartawan BBC, Phil Mercer, melaporkan sejumlah jembatan hanyut dan beberapa jalan rusak parah.
Sejauh ini, belum ada pengumuman mengenai jumlah korban tewas atau cedera.
Pemerintahan Negara Bagian Queensland menyatakan perlu setidaknya sepekan atau lebih, untuk memulihkan pasokan listrik ke rumah-rumah dan perkantoran.
"Kota-kota kecil di daerah terpencil mungkin perlu waktu lebih lama lagi untuk memulihkan pasokan listrik," kata Menteri Energi Negara Bagian Queensland, Mark Bailey seperti dimuat BBC, Senin (23/2/2015).
Gubernur Queensland Annastacia Palaszczuk mengatakan pemerintah federal Australia telah sepakat, untuk menyediakan tunjangan keuangan bagi korban badai, pemulihan layanan, infrastuktur dan aset publik penting.
Bantuan kepada individu, menurut Palaszczuk, mencapai 180 dolar Australia (Rp 1,8 juta) dan 900 dolar Australia (Rp 9,03 juta) untuk keluarga yang terdiri dari lima anggota atau lebih.
Badai siklon 'kembar' menerjang Australia secara bersamaan pada Jumat 20 Februari waktu setempat. 2 Badai tersebut adalah Marcia dan Lam. Badai Marcia menghantam negara bagian Queensland, sementara Badai Lam melanda Northern Territory. Sejauh ini belum ada warga Indonesia yang dilaporkan menjadi korban. (Tnt/Mut)