Liputan6.com, Rabaul - Gempa bumi mengguncang Papua Nugini pada Selasa pagi waktu setempat. Guncangan berkekuatan 7,4 skala Richter itu dilaporkan memicu timbulnya tsunami.
"Gempa terjadi di sekitar 150 km (93 mil) selatan dari Kota Rabaul. Memicu peringatan tsunami 300 km dari pusat gempa," kata Badan Surveri Geologi AS (USGS) seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/5/2015).
Badan pengawas tsunami Pacific Tsunami Warning Centre mengeluarkan peringatan tersebut, tetapi mengatakan tak ada tsunami yang meluas hingga ke Hawaii dan membahayakan.
USGS kemudian menurunkan kekuatan gempa dari estimasi awal 7,5 SR, yang melanda sekitar 01.40 GMT (09.40 EDT) pada kedalaman 63 km.
"Gempa itu terasa kuat di kota, air dari kolam renang sampai bergoyang. Tapi tidak ada tanda-tanda kerusakan langsung akibat getarannya," ucap pemilik Hotel Rabaul di Rabaul, Susan McGrade.
Advertisement
Guncangan gempa ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian gempa kuat yang melanda kawasan itu selama sebulan terakhir. Sebelumnya lindu 7,7 SR mengguncang Papua Nugini, Senin 30 Maret 2015.
Pihak berwenang juga mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah di Pasifik sampai ke utara di Rusia. Episentrum gempa berada di dekat Kota Rabaul di timur laut Papua Nugini.
"Gempa terjadi pada kedalaman 65 kilometer, sekitar 54 kilometer dari kota Kokopo di Pulau New Britain dan 789 kilometer dari Ibukota Port Moresby," demikian keterangan USGS seperti dikutip dari Reuters.
Pada 1 Mei 2015, wilayah itu juga diguncang gempa 6,8 SR. Pusat gempa berada di 106 km barat daya Kota Kokopo di timur laut Papua Nugini.
USGS awalnya mengumumkan bahwa gempa yang mengguncang berkekuatan 7,1 SR, namun beberapa saat kemudian meralat informasi tersebut.
Pacific Tsunami Warning Center pun sempat mengeluarkan peringatan, bahwa gelombang tsunami mungkin terbentuk di area laut sekitar 300 km dari episentrum atau pusat gempa. Namun, beberapa saat kemudian ancaman dinyatakan berlalu. (Tnt/Mut)