Keluarga Korban: Kami Memaafkanmu Penembak di Gereja AS...

Meski kehilangan orang yang mereka sayangi, para jemaat rumah ibadah di Charleston, Carolina Selatan itu menyatakan memaafkan si penembak.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Jun 2015, 10:39 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2015, 10:39 WIB
Dylann Roof (21), penembak di Gereja bersejarah Emanuel African Methodist Episcopal (AME). (Reuters)
Dylann Roof (21), penembak di Gereja bersejarah Emanuel African Methodist Episcopal (AME). (Reuters)

Liputan6.com, Carolina - Ulah nekat si penembak di Gereja Emanuel African Methodist Episcopal (AME) tak membuat para keluarga korban membencinya. Meski kehilangan orang yang mereka sayangi, para jemaat rumah ibadah bersejarah di Charleston, Carolina Selatan, Amerika Serikat itu memaafkan tersangka penembakan, Dylann Roof.

"Aku memaafkanmu," kata putri seorang korban, sambil menahan tangis seperti dikutip dari BBC, Sabtu (20/6/2015). Para keluarga korban juga mengatakan hal serupa kepada Dylann.

Hal itu mereka sampaikan saat berhadapan langsung dengan Dylann, dalam sidang yang digelar pada Jumat 20 Juni 2015 siang waktu setempat di Pengadilan Charleston, AS. Ia didakwa telah menembaki sebuah kelompok studi Injil dan menewaskan 9 orang.

Dalam persidangan itu, Dylann terlihat datar, tak ada emosi saat itu. Ia hanya berbicara menyebutkan nama, umur, dan alamat, serta mengaku sebagai pengangguran.

Namun suasana 'haru biru' pecah di antara para keluarga korban, saat dipersilakan oleh hakim untuk maju dan berbicara.

"Kamu telah merampas sesuatu yang begitu berharga dari ku. Aku tak akan pernah lagi bisa berbicara dengan nya. Aku tak akan pernah bisa lagi memeluk nya. Namun aku memaafkanmu. Dan semoga Tuhan menumbuhkan kasih dalam jiwamu," kata seorang perempuan yang menyebut dirinya anak dari seorang korban tewas, Ethel Lance.

Anthony Thompson, keluarga dari korban lain, Myra Thompson, menyerukan Dylann untuk bertobat. "Saya memaafkan kamu, begitu juga dengan keluargaku," timpal dia. Korban penembakan massal di Gereja bersejarah Emanuel African Methodist Episcopal (AME). (Reuters)

Seorang lagi, Felecia Sanders -- yang selamat dari pembunuhan dengan berpura-pura sudah mati saat kejadian penembakan dan sang anak Tywanza terluka parah -- juga turut menyampaikan pendapat dalam persidangan tersebut.

"Kami menyambutmu Rabu malam itu di studi Injil kami, dengan tangan terbuka. Kamu telah membunuh sebagian dari manusia paling baik yang saya kenal. Setiap inci di tubuhku terluka... Dan aku tak akan pernah jadi manusia yang sama lagi," kata Felicia Sanders melalui video yang ditujukan untuk Dylann.

Keluarga Dylann pun memberikan pernyataan melalui pengacara mereka.

"Kata-kata tak bisa mengungkapkan keguncangan dan kesedihan kami atas apa yang terjadi malam itu. Kami sangat sedih dan berduka. Kami sangat terharu oleh kalimat-kalimat sangat menyentuh dari keluarga korban, yang menyampaikan kasih dan pengampunan Tuhan, di tengah penderitaan mereka yang begitu rupa," ucap keluarga Roof dalam sebuah pernyataan.

Polisi menilai penembakan di gereja Afrika-Amerika Rabu 17 Juni itu sebagai kejahatan berlatar kebencian (ras). Sementara Departemen Kehakiman kini tengah mengembangkan penyelidikan, apakah kasus ini merupakan tindakan terorisme dalam negeri.

"Kami mengkaji berbagai kemungkinan terkait penembakan yang dirancang untuk membangkitkan ketakutan dan teror di kalangan masyarakat," ungkap Departemen Kehakiman melalui sebuah pernyataan. Peserta doa bersama untuk korban penembakan massal di Gereja bersejarah Emanuel African Methodist Episcopal (AME). (Reuters)

Sementara itu, di Arena Olah Raga Charleston, ribuan orang berkumpul pada Jumat malam untuk mengenang para korban dengan doa dan nyanyian.

Para jemaat Gereja tengah berkumpul pada Rabu 17 Juni 2015 malam ketika penembak berjalan ke gedung. Dia lantas duduk di ruang sidang selama sekitar 1 jam dan kemudian melepaskan tembakan. Demikian kata Kepala Polisi Charleston Gregory Mullen.

9 Orang tewas dalam penembakan di Gereja AS ini, 3 pria dan 6 perempuan. Selain itu beberapa orang lainnya juga luka-luka. Di antara yang tewas adalah pendeta gereja Clementa Pinckney, yang juga seorang senator negara bagian Demokrat.

Dilansir Channel News Asia, Kamis 18 Juni 2015, Dylann ditahan ketika berhenti berlalu lintas di Shelby, Carolina Selatan, sekitar 4 jam perjalanan dari lokasi penembakan. Dia diduga melepaskan tembakan ke arah 6 perempuan dan 3 laki-laki, termasuk seorang pendeta di dalam Gereja Emmanuel ketika mereka tengah berdoa.

Gereja Emanuel African Methodist Episcopal (AME) adalah rumah ibadah umat Kristiani tertua di wilayah selatan Amerika, dipimpin oleh Senator South Carolina Clementa Pinckney dari Partai Demokrat. Rumah ibadah ini merupakan salah satu yang memiliki jemaat kulit hitam tertua dan terbesar di selatan Baltimore. (Tnt/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya