Liputan6.com, Jenewa - Setelah 54 tahun berada di tengah-tengah perseteruan Amerika Serikat dan Kuba, Kedutaan Swiss di Havana harus 'pensiun' dari pekerjaannya sebagai mediator kedua negara itu.
AS dan Kuba kini sudah 'rukun' kembali dengan berkibarnya bendera AS di Havana dan sebaliknya, bendera Kuba di Washington DC.
Sebelumnya pada tahun 1961, Amerika memutuskan hubungan diplomatik dengan rezim Fidel Castro. Semua diplomat Negeri Paman Sam harus hengkang dari pulau itu. Presiden Einsenhower meminta Swiss menggunakan netralitas dan kemampuan nota diplomatiknya untuk "melindungi kekuatan" Amerika di Kuba. Swiss juga berperan sebagai wakil AS di Iran semenjak 1980.
Meskipun hanya dua orang yang bekerja di Kedutaan Swiss di Havana saat itu, mereka menerima tantangan tersebut.
"Kerjaan kami untuk Amerika sangat besar dan memerlukan perhatian lebih dari kami," kata Kementerian Luar Negeri Swiss kepada USA Today.
Hal ini berarti Swiss harus menghadapi "tantangan tugas yang luar biasa yang sebelumnya tidak pernah dialami oleh para diplomat Swiss," kata Thomas Fischer, mantan pengajar Graduate Institute of International Studies di Jenewa dan penulis laporan yang mendokumentasikan kegiatan negeri Alpen sebagai pelindung aset AS di Kuba.
Salah satu kasus yang paling sensitif yang harus ditanggung oleh Swiss adalah krisis misil Kuba di tahun 1962-- ketegangan antara US dan dan Uni Soviet karena Moskow mengirim misil ke Kuba.
Baca Juga
Saat itu, Swiss harus mengatur pengantaran jenazah pilot Amerika Mayor Rudolph Anderson, Jr yang ditembak di wilayah udara Kuba. Peti matinya terpaksa dibungkus dengan bendera Swiss dan dikirim melalui jalur diplomatik ke Miami.
Dari tahun 1965 hingga 1973, Swiss harus berhati-hati mengatur 'Freedom Flight', sebuah operasi mengangkut 260 ribu warga Kuba yang menentang Castro ke Miami. Operasi ini membutuhkan "komitmen dan sumber daya yang luar biasa", kata Fischer.
"Swiss tidak hanya bernegosiasi untuk menerbangkan mereka, tapi Jenewa harus menginterogasi satu-persatu motif mereka, mendokumentasikan baik-baik, dan meneruskan ke Washington DC lalu menunggu lampu hijau dari pihak AS, baru bisa menerbangkan orang-orang itu. Ini luar biasa sekali."
Usaha kepahlawanan lainnya yang pernah dilakukan oleh Swiss adalah saat Kuba mencoba mengambil alih gedung kedutaan Amerika tahun 1964. Saat itu, Havana ingin menjadikan lahan dan bangunannya untuk kementerian perikanan mereka. Duta besar Swiss pasang badan depan pintu kedutaan AS sambil berteriak kalau bangunan itu adalah properti diplomatik.
Advertisement
Ia juga "mengancam" kalau ada yang berani menyakitinya berarti telah melanggar kesepakatan diplomatik. Pemerintah Kuba akhirnya menyerah.
Tidak hanya berurusan dengan pemerintahan negara penghasil cerutu, kedutaan negeri sejuta jam ini harus berurusan dengan masyarakat Kuba. Kantor kedutaan Amerika tempat Swiss bekerja dikepung oleh ribuan orang karena insiden ditenggelamkannya kapal nelayan milik Kuba dan ditangkapnya kru kapal oleh sekelompok orang Kuba di pengasingan pada 12 Mei 1970.
Mereka dikepung dalam gedung tanpa makanan dan obat-obatan. Setelah para nelayan dibebaskan tiga hari kemudian, baru mereka bisa bernafas lega.
Pekerjaan Swiss berakhir dan terbayar sudah dengan ucapan terima kasih dari Menlu AS John Kerry. "Peran Swiss menjadi inspirasi bagi kita semua dan menjadi pengingat bahwa perdamaian memerlukan kesabaran," kata dia.
Gracias! (Rie/Ein)