Teror di Prancis, Singapura Perketat Keamanan

Menteri Dalam Negeri Singapura K. Shanmugan meminta warga memperkuat solidaritas dan kekuatan sosial.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Nov 2015, 14:05 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2015, 14:05 WIB
teror paris
Suasana di lokasi penyanderaan di Kota Paris, Prancis, Jumat (13/11/2015) malam. (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta Tragedi mengerikan serangan bom beruntun di titik-titik keramaian Kota Paris telah merenggut nyawa setidaknya lebih dari 150 orang dan melukai 200 orang.

Menurut kepolisian Prancis, 8 orang pelaku tewas dalam serangan itu, namun tidak menutup beberapa dari mereka lolos.

Beberapa kota di Amerika Serikat seperti New York,  Boston, Chicago, dan Washington DC memperketat keamanannya. Di Asia Tenggara, Singapura juga turut menaikkan level keamanan negara itu.

Hal tersebut dinyatakan oleh Menteri Dalam Negeri Singapura K Shanmugam, seperti dilansir dari ChannelNewsAsia.  

"Tidak ada satupun negara yang tak akan luput dari serangan terorisme, bahkan di negara-negara yang ketat dengan keamanannya," kata Shanmugam dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Sabtu (14/11/2015).

Serangan tersebut telah membuat ketakutan di komunitas, tulisnya lagi.

"Bagaimanapun juga, kita harus memperkuat solidaritas dan kekuatan sosial. Dipastikan jika sampai serangan yang sama terjadi di sini, kami akan berjuang bersama, pulih segera dan tunjukkan kekuataan kita," tambah dia.

Shanmugam meminta warga Singapura untuk melaporkan apapun, baik itu orang ataupun aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwewenang.

"Dalam keadaan yang sulit ini, hati dan pikiran kami bersama seluruh orang Prancis. Dan kami percaya, mereka kini lebih kuat lagi persatuan dan kesatuannya," tandas Shanmugam.

Dunia mengutuk serangan mematikan kali ini. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dia tak ingin berspekulasi tentang siapa yang melakukan serangan. Namun dia mengatakan Amerika siap membantu mengungkap pelaku teror ini.

Prancis dalam 1 tahun ini mendapat serangan terors yang beruntun. Pertama insiden terjadi di kantor majalah satir Charilie Hebdo dan supermarket halal di Paris pada Januari lalu. 20 orang dilaporkan tewas. (Nil/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya