Kisah Muslim 'Paling Berpengaruh' di Amerika Serikat

Dari dokter bedah, insinyur sipil perancang pencakar langit, tentara pembela AS hingga juara tinju kelas berat.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Des 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2015, 13:00 WIB
Kisah Muslim 'Paling Berpengaruh' di Amerika Serikat
Kisah Muslim 'Paling Berpengaruh' di Amerika Serikat (The Guardian)

Liputan6.com, Washington DC - Apa yang Muslim pernah perbuat untuk negara Amerika Serikat? Jika sumber informasi yang didapat hanya dari seorang Donald Trump, tentu jawabannya adalah : tak banyak, selain mereka adalah 'kelompok pembunuh dan merusak nilai AS'.

Kandidat capres dari Partai Republik ini telah meminta seluruh Muslim dilarang masuk ke AS, termasuk Muslim-Amerika yang sedang berada di luar negeri.

Dan untuk kali pertamanya, Gedung Putih meradang dengan komentar kandidat calon presiden AS itu. Juru bicara  dari kantor Obama mengatakan, bahwa seharusnya Trump ditendang dari kancah pencalonan.

Hanya karena insiden penembakkan massal di San Bernandino yang dilakukan pasangan muslim, rusak nila sebelanga oleh konglomerat Trump. Masalahnya, ia tidak pernah baca sejarah. Padahal AS hingga seperti ini tidak dibangun dengan semalam. Dan para 'pahlawan' pembangun AS datang dari berbagai latar belakang, warna kulit dan kepercayaan, termasuk Muslim.

Berikut adalah kisah-kisah mereka yang dirangkum Liputan6.com dari The Guardian, Selasa 8 Desember 2015 dan berbagai sumber.

'Menciptakan' Amerika Serikat

Muslim telah menjadi bagian dari AS semenjak awal. Mereka bergabung di militer di bawah kepemimpinan Jenderal George Washington saat melawan kolonialisme Inggris.

Ia adalah Bampett Muhammad, yang berjuang di kapal Virginia Line pada tahun 1775 dan 1783. Yang lain adalah Yusuf Ben Ali, keturunan Arab-Afrika Utara.

Beberapa orang bahkan mengklaim bahwa Peter Buckminster juga muslim. Buckminster adalah prajurit yang berhasil menembak mati pemimpin prajuriti Inggris, Mayor Jenderal John Pitcairn dalam pertempuran Bunker Hill dan lalu ke pertempuran Saratoga serta Stony Point.

Klaim lain mengatakan Buckminster pindah agama Islam dan mengganti nama belakangnya menjdi Salem atau Salaam di tengah-tengah perang.

Namun, perlu ditekankan bahwa Presiden Pertama AS, George Washington tidak pernah punya masalah dengan agama yang dianut prajuritnya. Ia tak ragu mengalungkan medali penghargaan pada mereka.

Satu lagi, Kerajaan Islam Maroko adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan AS pada 1786.

Kedua negara itu lalu menandatangani perjanjian bersama untuk kedamaian dan persahabatan, yang hingga kini masih berlaku. Sebuah perjanjian terpanjang dalam sejarah yang tak pernah dilanggar.

Membangun Gedung Pencakar Langit

AS tidak bakal seperti sekarang ini jika tidak ada Muslim, Fazlur Rahman Khan. Pria kelahiran Dhaka Bangladesh yang terkenal sebagai 'Einstennya insinyur sipil'. Ia pionir sebuah sistem struktural beton frame. Sebuah revolusioner struktur bangunan sehingga mereka bisa membangun gedung-gedung tinggi menjulang.

Sistem ciptaannya itu memungkinkan membangun gedung setinggi apapun, menyatukan antar frame dan membuat gedung tak bersiku kaku.

Generasi terbaru dari pencakar langit berkat ciptaannya dapat mengurangi jumlah baja dan mengubah citra gedung-gedung di AS.

Teroris yang mengatasnamakan Islam mungkin telah meledakkan World Trade Center, tapi tanpa inovasi Khan, menara kembar itu mungkin tidak akan dibangun.

Pun dengan John Hancock tower, dengan eksterior yang khas (dibuat oleh Khan) atau menara Sears (juga dimungkinkan memakai varian Khan pada konsep struktur tabung, sistem ini disebut "tabung gulung"). Kedua pencakar langit itu menjulang di langit Chicago.

Sears Tower telah berdiri hampir 25 tahun dari tahun 1973, memiliki 108 lantai dan setinggi 442 meter dan merupakan gedung tertinggi di dunia. Khan meninggal pada tahun 1982, tetapi inovasinya telah membuktikan kunci untuk gedung pencakar langit masa depan - termasuk Trump International Hotel and Tower di Chicago yang dibangun pada 2009.

Di antara bangunan lain yang Khan sebagai insinyur sipilnya adalah US Bank Centre di Milwaukee dan Hubert H Humphrey Metrodome di Minneapolis. Dia juga bekerja di Amerika Serikat Akademi Angkatan Udara di Colorado.

'American Dream'

Menghidupkan Mimpi 'American Dream'

Shahid Khan adalah bukti hidup American Dream. Miliader kelahiran Pakistan itu datang ke AS menuju Universitas Illinois di Urbana-Champaign.

"Dalam waktu 24 jam sampai di AS, aku langsung memiliki pengalaman 'American Dream," kata Shahid Khan kepada Forbes.

Yang Shahid maksud sebagai 'American Dream' adalah ia menemukan perkerjaan dengan bayaran US$ 1.20 perjam untuk cuci piring. Gaji sebulan kalau ia lakukan itu di Pakistan.

Ia memulai bisnis spare-part mobil setelah menyelesaikan kuliahnya. Kini, pengusaha berusia 65 tahun yang terkenal sebagai pemilik klub sepak bola Inggris Fulham FC adalah pemimpin perusahaan Flex-N-Gate senilai US$ 4.9 miliar.

Ia merupakan orang kaya di peringkat ke-360 dunia. Tiga tahun lalu, Forbes menempati dirinya sebagai sampul majalah edisi 'American Dream.'

Bantu Hillary Clinton Menuju Gedung Putih

Huma Abedin mungkin wanita Muslim yang paling kuat di Amerika. Staf politikus kelahiran Kalamazoo 39 tahun lalu adalah asisten Hillary Clinton yang paling lama dan wakil kepala staf di Departemen Luar Negeri. Dia saat ini menjabat sebagai wakil ketua kampanye Clinton 2016 sebagai presiden.

Pada tahun 2012 lima anggota Kongres Partai Republik menulis ke inspektur jenderal Departemen Luar Negeri AS dan mengklaim bahwa Abedin memiliki "hubungan keluarga dekat untuk organisasi ekstremis asing".

Klaim itu dibantah dan tuduhannya dihentikan setelah Washington Post menemuan surat tersebut dan memuatnya. Harian itu menyebut aksi mereka adalah paranoid,  serangan tak berdasar, dan kotor.

Diplomat Handal

Farah Pandith bekerja di pemerintahan George W. Bush di Dewan Keamanan Nasional sebagai direktur Inisiatif Timur Tengah dan kemudian di Departemen Luar Negeri sebagai penasihat pada keterlibatan Muslim di Eropa.

Pada tahun 2009 ia menjadi utusan Hillary Clinton untuk komunitas Islam di dunia. Dia berpendapat bahwa ISIS mengeksploitasi krisis identitas yang dialami para pemuda Muslim.

"Pemuda muslim yang mengalami krisis identitas tak mengajukan pertanyaan pada orangtua, melainkan mencari sendiri di 'Sheikh Google'. Dan para ekstremis tahu bagaimana memanfaatkan internet untuk menyebarkan ajarannya," kata Farah.

 

Perintis Ilmu Pengetahuan

Penemu Alat Kemoterapi

Tanpa Ayub Ommaya banyak manusia, juga orang-orang Amerika Serikat akan mati atau menderita sakit mengerikan.

Pada tahun 1963, ahli bedah saraf Muslim kelahiran Pakistan itu menciptakan sebuah sistem kateter intraventrikular yang dapat digunakan untuk pengiriman cairan ke cerebrospinal. Alat itu sebuah plastik lembut, perangkat berbentuk kubah yang ditempatkan di bawah kulit kepala.

Alat tersebut dinamakan Ommaya Reservoir yang terhubung ke kateter berisi obat untuk ditempatkan ke dalam otak Anda. Reservoir digunakan untuk memberikan kemoterapi langsung ke lokasi tumor di otak.

Ia juga mengembangkan skor koma pertama untuk klasifikasi cedera otak traumatis dan dikembangkan oleh Pusat Pencegahan Cedera dan Pengendalian AS yang mempunyai misi berfokus pada cedera otak traumatis.

Peraih Nobel

Ahmed Zewail memenangkan hadiah Nobel Kimia tahun 1999, menjadikannya ilmuan kelahiran Mesir pertama AS yang mendapatkan penghargaan itu. Ia dikenal sebagai "bapak femtochemistry" seorang perintis dalam pengamatan transformasi molekul.

Zewail, sekarang 69 tahun, telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Amerika Serikat di mana dia bekerja sebagai profesor kimia dan fisika di Caltech dan direktur pusat biologi fisik.

Dia bergabung dewan kepresidenan Presiden Barack Obama sebagai penasihat ilmu pengetahuan dan teknologi (PCAST), sebuah kelompok penasihat ilmuwan terkemuka bangsa dan insinyur untuk memberikan nasihat kepada presiden dan wakil presiden dalam merumuskan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di tahun 2011.

Ketika ia bergabung PCAST ​​Gedung Putih memuji Muslim Amerika keturunan Mesir ini sebagai salah satu tokoh yang pantas dihormati,  tidak hanya untuk ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk upaya kemanusiaannya di Timur Tengah.

 

Pahlawan Amerika

Pahlawan Olahraga Amerika 

"Obama mengatakan dalam pidatonya bahwa umat Islam adalah pahlawan olahraga kami. Apa olahraga yang dia bicarakan, dan siapa?" tulis Trump dalam Twitternya awal pekan ini.

Salah satu dari mereka adalah pahlawan olahraga, Mr Trump, seseorang yang Anda pernah bertemu sebelumnya. Berikut adalah beberapa petunjuk yang bisa menyegarkan ingatan Anda.

Dia dikenal sebagai Louisville Lip. Dia tiga kali juara tinju World Heavyweight. Tinju Kelas Berat.

Pada tahun 1965 ia mengubah namanya dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali dan kemudian memberi wawancara tentang perspektif iman barunya. Sekarang Trump mungkin sudah ingat.

Kisah Muslim 'Paling Berpengaruh' di Amerika Serikat (Reuters)

Dia orang yang sama yang Anda temui pada tahun 2007 ketika ia memberikan penghargaan 'Muhammad Ali'.

Pada bulan Mei, Trunp memposting sebuah foto di Facebook berpose dengan  pahlawan olahraga Muslim dan mengklaim bahwa dia adalah temannya.

Presiden Obama mengeluarkan pernyataan sikap setelah penembakan San Bernadino.

"Muslim Amerika adalah teman-teman kita dan tetangga kita, rekan kerja kita, pahlawan olahraga kami. Dan ya, mereka adalah pria dan perempuan berseragam (anggota militer) kami yang bersedia mati membela negara kita, " katanya, berbicara dari Oval Office.

"Kita harus ingat bahwa berikut adalah beberapa olahragawan muslim AS. Ikon basket Shaquille O'Neal dan Kareem Abdul-Jabbar, yang terakhir adalah bintang NBA terbesar setelah Michael Jordan. Hakeem Olajuwon, kini 52, dan Mike Tyson, petinju termuda yang memenangkan WBC, WBA dan IBF kelas berat pada 20.

Pencipta es krim cone

Coba bayangkan kita sedang berada pada tahun 1904 saat pameran St Louis Worlds Fair. Vendor es krim kehabisan piring dan gelas. 'Kerusuhan bakal terjadi'. Bagaimana orang AS makan es krim? Menjilat dari tangan mereka yang menangkup seperti binatang? Itu bukan cara Amerika. Bahkan juga bukan cara Italia.

Untungnya, di booth sebelah tukang es krim adalah imigran Muslim Suriah. Ernest Hamwi menjual sesuatu yang disebut zalabia, sebuah kue mirip wafel.

Dia menggulung 'wafel' ke dalam bentuk kerucut lalu diisi es krim, sehingga menciptakan kerucut yang bisa dimakan pertama di dunia. Tapi itu bukan yang terakhir. Ketajaman bisnis dan semangat komunitas disatukan menjadi rasa lezat. Saat itu zalabia yang begitu disukai masyarakat AS sampai-sampai Martha Stewart memiliki resepnya.

Pahlawan Ketidakadilan

Setelah akhir perbudakan di AS, banyak orang Amerika Afrika mulai bergerak ke kota-kota dalam jumlah besar. Tetapi karena perumahan dan lapangan kerja serta kebijakan yang restriktif, hasilnya adalah bahwa banyak dari mereka tinggal di ghetto bermasalah.

Dalam konteks seperti itu, sebagian orang Amerika Afrika kembali ke apa yang mereka yakini sebagai agama nenek moyang mereka. Banyak dari mereka yang tertarik, selama tahun 1950 dan 1960, dengan pidato brilian dari juru bicara Nation of Islam, yang dimotori oleh Malcolm Little pada tahun 1925. Ia kemudian terkenal sebagai Malcolm X.

Ia seorang mualaf yang membuang nama belakang -- yang ia sebut simbol perbudakan, lalu mendesak warga AS keturunan Afrika untuk bebas dari belenggu rasisme "dengan cara apapun yang diperlukan".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya