Liputan6.com, Jakarta - Di tanggal ini, insiden tragis menyebabkan Amerika Serikat (AS) berduka. Sebuah pesawat ulang alik yang akan berangkat ke angkasa luar meledak sesaat usai mengudara.
Insiden meledaknya pesawat ulang alik Challenger, menyebabkan 7 astronot -5 pria dan 2 wanita- yang ada di dalamnya tewas.
Parahnya, pesawat ulang-alik yang diterbangkan dari Cape Carnaval, Florida tersebut meledak beberapa menit setelah lepas landas.
Kejadian ini tak hanya disaksikan keluarga para astronot. Karena peluncuran tersebut disiarkan langsung televisi AS, hampir seluruh warga Negeri Paman Sam menjadi saksi mata insiden ini.
Usai ledakan hebat, evakuasi baru bisa dilakukan sejam berikutnya. Hal ini karena serpihan pesawat ulang-alik ini menghalangi upaya evauasi.
Melihat peristiwa ini Presiden AS ketika itu, Ronald Reagen segera angkat bicara. Dia menyampaikan kesedihannya atas insiden tersebut.
Baca Juga
"Ini adalah tragedi kehilangan besar," ucap Reagen seperti dikutip dari BBC, Kamis (27/1/2016).
Peluncuran pesawat ulang alik The Challenger awalnya direncanakan diluncurkan pada 22 Januari 1987. Namun, ditunda sampai 5 hari ke depan karena cuaca buruk.
Saat 27 Januari 1987 tiba, NASA menyatakan tidak punya tekanan untuk meluncurkan pesawat ulang alik ini. Mereka juga memastikan bahwa keselamatan adalah prioritas utama.
Hanya saja, prediksi NASA salah. Kejadian ini akhirnya menjadi rekam jejak buruk dalam sejarah eksplorasi angkasa luar AS.
Lebih menyedihkan lagi, salah seorang astronot dan pemimpin misi ini, Dick Scobbe merupakan pria yang beruntung karena berhasil memenangkan undian untuk menjadi astronot yang akan menjalani misi bersama pesawat ulang-alik Challenger.
Pria 2 anak yang sehari-harinya adalah guru ini sebelum berangkat sempat mengucapkan kalimat mengharukan.
"Saya harap saya bisa kembali mengajar di kelas dann memberi tahu murid-murid saya bahwa mereka adalah bagian dari sejarah program angkasa luar," kata Scobee.
Selain itu ditanggal yang sama 1935, Negara Eropa Utara membuat kebijakan kontroversial. Negara ini melegalkan praktek aborsi.
Bukan cuma kejadian tersebut, pada 28 Januari militer Jepang menyerang salah kota besar di China Shanghai.