Liputan6.com, Oregon - Sebuah studi terbaru tentang Bumi melaporkan bahwa dalam 10.000 tahun mendatang, planet ini akan jauh terlihat lebih biru.
Tempat kita tinggal ini, akan berubah secara drastis karena banyaknya kota-kota pinggir laut terendam air akibat perubahan iklim.
Baca Juga
Itulah yang dikatakan oleh 22 peneliti termasuk beberapa ilmuan kunci yang bertanggung jawab secara langsung ke Badan PBB untuk Urusan Perubahan Iklim.
Advertisement
Dipimpin oleh Peter Clark dari Oregon State University, para peneliti memperkirakan, manusia akan membayar mahal jika tidak melakukan aksi dramatis menyelamatkan Bumi.Â
"Dalam beberapa dekade mendatang, studi ini memperlihatkan bagaimana cara meminimalisasi kerusakan serta potensi kehancuran akibat perubahan cuaca dalam sejarah peradaban manusia," kata Clark seperti dilansir dari News.com.au, Kamis (11/2/2016).
Para ilmuan mengklaim bahwa prediksi terbaru tentang akibat dari perubahan iklim berdasarkan kemampuan olah data komputer yang memperlihatkan Bumi pada tahun 2100.
Ahli permukaan laut dan penulis studi ini, Anders Levermann mengatakan, harus ada perubahan yang dilakukan manusia yang terlanjur membuang emisi karbon -- untuk memahami dampak jangka panjang akibat perbuatannya.
Baca Juga
"Dalam ratusan tahun mendatang dari sekarang, orang-orang di masa depan akan mengatakan begini, 'Yeah, permukaan air laut naik dan akan terus naik. Hal itu akibat dari 200 tahun lalu, nenek moyang kita menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas,' itu kejadiannya," ujar Levermann.
"Dan jangan seperti itu. Kalau kita lihat sejarahnya, sebenarnya kita bisa melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa Bumi tidak akan dipenuhi air seperti yang kita perkirakan," imbuhnya lagi
Bumi yang bakal lebih biru ini akibat dari karbondioksida yang tersimpan lebih lama dalam atmosfer.
"Sebuah fraksi besar dari emisi karbon hingga saat ini dan dalam 100 tahun ke depan akan tetap berada di atmosfer selama puluhan hingga ratusan ribu tahun," kata laporan itu.
Makalah tersebut memperingatkan bahwa kecuali kita mengembangkan teknologi yang mampu menghilangkan karbondioksida dari udara dalam skala besar, maka prediksi akan terealisasi.
"Jika kita ingin memiliki beberapa teknologi agar bisa menghindari hal ini, kita benar-benar harus menempatkan lebih banyak uang ke dalam teknologi penghapusan karbondioksida," kata rekan penulis Raymond Pierrehumbert.
Berdasarkan emisi saat ini, studi memprediksi dalam 10.000 tahun manusia akan memancarkan emisi karbon yang cukup untuk membuat planet 7 derajat lebih hangat dari rata-rata dan menyebabkan permukaan air laut naik 52 meter.
Sejumlah peneliti lokal mengatakan kepada News.com.au, jika penelitian tersebut akurat, struktur tanah fisik Australia akan berubah, dengan banyak kota-kota pesisir terendam sebagai hasilnya.
Studi baru berkorelasi dengan pertumbuhan badan analisis ilmiah yang menunjukkan perubahan manusia di planet ini menghasilkan zaman geologi baru yang dijuluki Anthropocene.