Bukan Perubahan Iklim, Hewan Purba ini Punah Karena Ulah Manusia

Sebelumnya, diperkirakan megafauna Australia punah karena perubahan iklim. Kini diketahui, manusia yang bertanggung jawab atas kepunahannya.

oleh Indy Keningar diperbarui 13 Feb 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2016, 09:00 WIB
Bukan Perubahan Iklim, Hewan Purba ini Punah Karena Ulah Manusia
Sebelumnya, diperkirakan megafauna Australia punah karena perubahan iklim. Kini diketahui, manusia yang bertanggung jawab atas kepunahannya.

Liputan6.com, Canberra - Makhluk mamalia raksasa di bumi, yang hidup 45.000 tahun lalu, awalnya diperkirakan punah akibat perubahan iklim.

Namun, belakangan diketahui, umat manusia yang bertanggung jawab atas kepunahan kelompok hewan raksasa yang disebut megafauna, di Australia.

Megafauna mulai berkurang jumlahnya ketika manusia hadir di daratan Sahul, Australia.

Profesor Michael Bird, dari James Cook University, Queensland, mengatakan bahwa perburuan besar-besaran oleh manusia merupakan penyebab yang paling memungkinkan dari punahnya megafauna, dikutip Daily Mail.

"Kami menemukan, iklim tak mengakibatkan hal-hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan, kaitan antara keberadaan manusia dan kepunahan megafauna sangat erat," tulis Profesor Bird dalam karya tulis yang dirilis Jumat, 12 Februari 2016.

Megafauna kanguru hidung pesek. (bugsandbeasts.com)

"Sekarang ini, daratan Sahul tak memiliki hewan lokal yang berukuran lebih dari 40 kg. Namun di zaman Pleistocene, ada hewan bertulang belakang yang beratnya mencapai 3 ton. Pembunuhan besar-besaran memberikan pendapat bahwa manusia memburu hewan-hewan tersebut hingga punah."

Daratan Sahul kini terbagi menjadi daratan utama Australia, Tasmania, dan Papua Nugini.

Megafauna Australia ada di era Pleistocene, 1,8 juta hingga 45.000 tahun lalu. Di antara hewan-hewan itu, ada makhluk menyerupai wombat setinggi dua meter, berbobot tiga ton, kanguru pesek seberat 230 kg, dan burung raksasa yang tak bisa terbang.

Bird mengatakan, "Ilmuwan tak serta merta mengatakan bahwa manusia datang dan melakukan pembunuhan masal terhadap semua hewan."

Namun, ketika terjadi perubahan populasi, hal seperti berburu, mengambil telur, dan membunuh hewan mudah terjadi dan dapat memberikan pengaruh terhadap segalanya.

Karya tulis itu bisa saja dianggap kontroversial, karena mematahkan anggapan lama bahwa iklim yang semakin kering menjadi penyebab terhadap kepunahan hewan.

Bird mengungkapkan, 16 ahli yang bekerja di karya tulis tersebut menggabungkan bukti fisik dengan rekor iklim yang diketahui dari periode dan sejarah perpindahan manusia ke benua Australia.

Karya tulis diterbitkan di jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya