Liputan6.com, Paris - Salah Abdeslam, tersangka utama serangan Teror Paris, Prancis pada November tahun lalu, mengatakan kepada polisi kalau dia seharusnya meledakkan diri di Stadion Stade de France, Paris. Tapi dia mundur pada menit terakhir.
François Molins, jaksa penuntut umum Prancis yang dikonfirmasi mengatakan Abdeslam adalah anggota kunci dari pasukan komando yang melakukan serangkaian pemboman dan penembakan di Paris pada 13 November. Tetapi, pengakuan yang bersangkutan harus ditangani dengan hati-hati dan harus diperiksa berulang kali.
Baca Juga
"Klaim Abdeslam ini menimbulkan pertanyaan tentang mengapa dia berada di wilayah administratif Paris ke-18 pada malam serangan, setelah mengantar 3 jihadis lainnya di stadion sepak bola itu," ujar Molins pada konferensi pers di Paris seperti dikutip The Guardian, Minggu (20/3/2016).
Advertisement
Namun, peneliti yang telah melacak gerakan tersangka ini percaya bahwa Abdeslam memang menuju ke stadion menggunakan mobil Renault Clio berwarna hitam yang kemudian ditemukan telah ditinggalkan. Sebuah sabuk bahan peledak yang diduga telah dipakai Abdeslam kemudian ditemukan di tempat sampah di kawasan itu.
Membawa Para Jihadis
"Yang jelas Abdeslam adalah aktor kunci dalam serangan di Paris dan St Denis (Stade de France). Dia memiliki peran sentral dalam membentuk rantai komando dan dalam perencanaan logistik dari serangan," kata Molins.
Dia menambahkan, peran sentral lainnya adalah membawa anggota sel teroris ke Eropa dan Abdeslam telah melakukan perjalanan ke beberapa negara di mana ia diyakini telah menggunakan rute Balkan untuk membawa para jihadis ke Belgia.
Baca Juga
Penyidik juga ​​memastikan Abdeslam telah menyewa setidaknya 2 kendaraan yang digunakan dalam serangan di Paris dan telah membeli 12 detonator jarak jauh serta peroksida yang digunakan untuk membuat bahan peledak.
Laporan sebelumnya menyebutkan, 3 pelaku bom bunuh diri meledakkan rompi peledak di luar Stadion Stade de France setelah ditolak untuk masuk. Sementara di dalam stadion, Presiden François Hollande tengah menonton pertandingan persahabatan antara Prancis melawan Jerman.
Buronan Paling Dicari
Pria berusia 26 tahun itu ditangkap setelah kakinya ditembak dalam penggerebekan di kawasan Molenbeek, Brussels, Belgia, Jumat 18 Maret waktu setempat. Abdeslam akhirnya tak berkutik setelah 4 bulan menjadi manusia paling dicari di Eropa.
Meskipun menjadi objek perburuan terbesar polisi di Eropa, buronan itu ternyata kembali ke rumahnya di Molenbeek, di mana orangtuanya masih tinggal di sebuah rumah yang terawat dan berjarak cuma sepelemparan batu dari kantor wali kota setempat.
Penangkapan Abdeslam ini dinilai masih jauh dari akhir, karena masih banyak pelaku lainnya yang tengah dicari. Fakta bahwa dia bisa tersembunyi begitu lama di Brussels menunjukkan kekuatan jaringan di sana. Abdeslam adalah warga negara Prancis dengan latar belakang Maroko yang dibesarkan di Belgia.