Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video tengah menjadi perbincangan hangat melalui media sosial Indonesia. Rekaman yang diambil di Taman Safari itu memperlihatkan seekor singa yang diduga dibius agar jinak untuk melayani permintaan foto dengan hewan tersebut.
Dalam rekaman berdurasi 59 menit itu, diperlihatkan dua orang sedang mengambil foto bersama seekor singa. Namun, binatang yang diduga dibius itu tak kuat menahan rasa kantuk dan sang pawang memaksanya berpose.
Baca Juga
Advertisement
Video itu diunggah oleh Facebook fanpage Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, dan sejak merebak di dunia maya menjadi terpopuler.
"Ini adalah Taman Safari Indonesia Bogor: Singa mengantuk dipaksa bangun untuk mengambil foto dengan pengunjung. Untuk berfoto dengan singa, pengunjung harus membayar Rp 20.000. Singa itu sepertinya dibius? Taman Safari Indonesia tak tahu malu," demikian tulisan yang menyertai postingan video tersebut.
Penelusuran lanjutan melalui scorpionmonitor.org menerangkan, penyidik LSM Scorpion mengatakan mereka terkejut melihat seekor singa yang diduga dibius di Taman Safari, Bogor.
Baca Juga
Singa digunakan untuk menarik perhatian pengunjung dengan berfoto bersama yang dikenai sejumlah bayaran. Kejam.
Taman Safari adalah anggota dari World Association of Zoos and Aquaria (WAZA). Tanpa wadah air untuk minum, singa di dalam video dimanfaatkan sebagai obyek foto merupakan pelanggaran dari kode etik WAZA.
"Kami sudah bertanya kepada BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) untuk memberikan kepastian kepada bahwa singa itu tidak dibius dan tak akan ada lagi singa yang digunakan untuk mencari keuntungan. Kesejahteraan mereka harus menjadi keutamaan," ucap penyidik senior dari LSM Scorpion Marison Guciano.
Melalui foto-foto yang di ambil oleh LSM Scorpion, terlihat ada dua penjaga memaksa singa untuk tetap sadar. Semua yang dilakukannya tidak wajar dan menimbulkan rasa cemas.
"Scorpion meminta Taman Safari untuk menghentikan aksi mereka dan eksploitasi hewan-hewan liar. Kebun binatang dibuat bukan untuk menghibur pengunjung. Tapi seharusnya menjadi tempat pembelajaran dan konservasi. Aku yakin kita semua sepakat, bukan begitu?" lanjut Guiciano.
"BKSDA diharapkan dapat melakukan penyelidikan lanjutan dalam masalah ini dan memberikan kepastian apakah singa dibius atau tidak."
Berikut ini cuplikan rekamannya: