Liputan6.com, Xi'an - Atas nama seni, seorang seniman seringkali menciptakan karya yang mungkin tidak dapat diterima oleh masyarakat. Contohnya, seniman Michelangelo dari zaman Renaisans yang menciptakan patung 'David' berpose tanpa busana.
Sebagian orang memandangnya sebagai karya seni bersejarah, tapi sebaliknya ada saja yang memandangnya sebagai sesuatu yang tidak pantas.
Baca Juga
Karya seni lain sejenisnya telah memicu perdebatan. Misalnya sejumlah patung yang diletakkan di beberapa taman kota Xi’an, Tiongkok.
Advertisement
Dikutip dari Shanghaiist.com, Selasa (26/4/2016), penempatan sejumlah patung di taman tersebut malah menimbulkan perdebatan.
Baca Juga
Di antara karya seni di sana, sejumlah patung berukuran besar yang menggambarkan pasangan pria dan wanita sedang bersanggama. Membuat warga merasa tidak nyaman.
Sejumlah netizen menyebutnya sebagai seni erotis, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa patung-patung tersebut tak pantas bagi anak-anak yang mengunjungi taman.
“Kamu bilang ini seni? Memalukan!” kata seorang netizen.
Seorang lagi sepakat dengan kritikan seorang netizen yang mengatakan,” Sebenarnya, nilai artistik apa yang disuguhkan? Itu patung pornografi.”
“Orang melihat jenis kesenian ini di negara-negara lain di seluruh dunia, tapi di Tiongkok banyak yang menanggapnya cabul. Memang tidak berbudaya,” ujar seorang netizen lain.
Masih harus diamati seberapa lama patung-patung itu akan bertahan. Jangan heran kalau nantinya ada bagian-bagian patung yang diusap-usap oleh warga-warga yang lewat hingga warnanya memudar.
Seperti itulah nasib patung Yang Guifei, satu di antara Empat Kecantikan dari zaman Tiongkok Kuno dan juga patung istri dari Yu yang Agung yang menampilkan salah satu payudaranya. Mengkilap karena sering diusap-usap oleh para pengunjung.
Namun, sejumlah pihak mencoba mengatasi penampilan patung cabul dengan cara yang sederhana, seperti mengenakan pakaian pada karya seni yang dianggap kurang sopan seperti berikut.