Liputan6.com, Paris - Teror melanda Nice, Prancis pada Kamis 14 Juli 2016, saat perayaan Hari Bastille. Pihak berwenang Paris menyatakan saat ini korban mencapai 80 orang, jumlahnya diperkirakan bisa bertambah.
Duka pun menyelimuti Paris akibat peristiwa 'truk maut' yang diduga sengaja menabrak kerumunan orang di perayaan Hari Bastille.
"Bendera akan diturunkan setengah tiang di seluruh kota pada hari Jumat," kata Wali Kota Nice, Christian Estrosi seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (17/5/2016).
Advertisement
Bendera setengah tiang juga berkibar di seluruh Prancis.
Kali ini pelaku teror di Prancis tidak menggunakan bom atau senapan. Teroris tak berperikemanusiaan menggunakan sebuah truk besar sebagai senjata.
Truk besar berisi senjata dan granat tersebut melaju kencang ke arah kerumunan warga Kota Nice yang berkumpul di Promenade de Anglais untuk merayakan Hari Bastille -- yang mengawali Revolusi Prancis.
Asap hitam terlihat membumbung di langit malam Prancis, setelah perayaan pesta kembang api untuk peringatan Hari Bastille.
"Sebuah truk yang membawa kembang api terbakar di dasar Menara Eiffel," kata polisi seperti dikutip dari DailyStar.co.uk.
Sejauh ini belum diketahui apakah peristiwa ini terkait dengan teror yang terjadi di Nice.
Presiden AS, Barack Obama menyatakan kegeramannya. Ia mengutuk tragedi kemanusiaan tersebut yang ia sebut sebagai ‘serangan teroris menakutkan’.
"Saya mengutuk serangan teroris yang menakutkan ini yang telah merenggut nyawa dan melukai puluhan warga tak berdosa. Hati dan pikiran saya dan seluruh warga AS bersama Anda di Nice, Prancis," papar Obama.
* Selain truk maut, suku brutal asal Selandia Baru ini juga muncul di Perayaan Bastille Prancis. Penasaran? Klik di sini