Liputan6.com, Beijing - Seorang pekerja migran asal China yang tak memiliki gelar pendidikan, berhasil memecahkan persoalan matematika yang rumit.
Pria bernama Yu Jianchun itu mengaku, ia selalu memiliki semangat dengan angka dan telah membuat metode alternatif untuk memverifikasi angka-angka Carmichael atau Carmichael numbers, demikian seperti dikutip dari CNN, Senin (18/7/2016).
Baca Juga
Carmichael numbers biasanya dideskripsikan sebagai "pseudo primes" atau bilangan prima semu -- bilangan yang mendekati prima. Mereka memainkan peranan penting di bidang ilmu komputer dan keamanan informasi.
Advertisement
Penyelesaian soal matematika yang dilakukannya memukau para akademisi. Mereka berkata, pemecahan Yu jauh lebih efisien dibanding dengan cara tradisional.
"Itu merupakan solusi yang sangat imajinatif," ujar profesor matematika di Zhejiang University, Cai Tianxin.
"Ia tak pernah mengikuti pelatihan teori angka atau kelas matematika tingkat tinggi. Yang ia miliki adalah insting dan sensitifitas tinggi terhadap angka," ujarnya.
Yu mengerjakan persoalan matematika itu pada waktu luang, sambil membangun rumah barunya di kampung halaman pada tahun lalu.
"Aku sangat senang, karena pemecahanku sangat berbeda dengan alogaritma klasik," tutur Yu.
Penemuan Menggembirakan
Seorang matematikawan di University of Missouri yang berkecimpung dengan Carmichael numbers, William Banks, menyebut jika pemecahan Yu diverifikasi akan menjadi penemuan menggembirakan di bidangnya.
Ia mengatakan, satu-satunya pembangunan rumpun tak terhingga dari Carmichael numbers dilakukan oleh akademisi pada 20 tahun lalu.
"Ada beberapa hasil tambahan secara teoritis di area ini -- termasuk beberapa dari diriku dan rekan kerjaku -- namun ini merupakan seluruh variasi dari sebuah tema," ujarnya.
Yu mempresentasikan pemecahan soalnya, bersama dengan penyelesaian 4 soal lain kepada publik pada 13 Juni dalam sebuah seminar mahasiswa pascasarjana atas undangan dari Cai di Zhejiang Univeristy.
Hasil tersebut bukan tanpa perjuangan. Yu menulis surat lebih dari delapan tahun kepada matematikawan China terkemuka agar bakatnya mendapat pengakuan.
Sementara itu Cai mengatakan, ia akan menampilkan pemecahan soal yang dilakukan oleh Yu dalam sebuah buku.
Bakat Cemerlang Sang Pemalu
Bakat Cemerlang Sang Pemalu
Yu yang mendeskripsikan dirinya sebagai sosok pemalu dan tertutup mengatakan, ia lebih rajin mempelajari angka dengan menggunakan kalkulator ketika belajar peternakan di sekolah vokasi.
"Aku sangat gugup saat melakukan presentasi," ujar Yu kepada CNN.
"Sangat gugup sampai-sampai aku salah menulis angka di papan tulis," imbuhnya.
Yu mempelajari tentang angka saat memiliki waktu luang. Ia mengaitkan bakatnya itu dengan ketekunan dan kesendirian. Pria tersebut juga dikenal sebagai sosok sederhana.
"Aku pelajar lambat," tuturnya. "Aku menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempelajari persoalan matematika dibanding lainnya. Walaupun aku sensitif terhadap angka, namun tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang kalkulus atau geometri."
Setelah media lokal dan nasional mempublikasikan penemuannya, Yu menjadi selebriti lokal. Sebuah perusahaan pembuat sutra menawarinya pekerjaan dengan jam kerja tak terlalu panjang agar memberinya waktu lebih untuk mempelajari matematika.
Kisah Yu mirip dengan film drama "Good Will Hunting", dibintangi Matt Damon dan Robin Williams, yang bercerita tentang petugas kebersihan jenius di bidang matematika di Massachusetts Institute of Technology.
Yu mengaku tak pernah mendengar tentang "Good Will Hunting", namun berkata bahwa ia ingin menontonnya.
Sedikit kewalahan dengan ketenarannya yang mendadak, Yu mengaku bersyukur dengan kesempatan baru yang diharapkan akan terus terbentang di masa depan.
Namun di usianya sekarang yang menginjak 33 tahun, pria lajang itu mengaku bahwa prioritasnya adalah menikah.
"Aku ingin memiliki keluarga dahulu baru matematika," kata Yu.
Advertisement