Liputan6.com, Kolombo - Situs Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena dibajak selama beberapa hari. Seorang remaja terkait hal itu ditangkap oleh polisi setempat tak lama kemudian.
"Situs itu dibajak pada hari Kamis dan Jumat, oleh kelompok yang menamakan dirinya Sri Lanka Youth," kata polisi seperti dikutip dari BBC, Selasa (30/8/2016).
Kelompok tersebut menuntut bahwa ujian level A yang akan digelar pada April mendatang dijadwal ulang, karena bentrok dengan perayaan Sinhala dan Tahun Baru Tamil.
Advertisement
Kini mahasiswa berusia 17 tahun yang diduga membajak website presiden tengah diinterogasi, guna menentukan motif lain terkait pembajakan.
Selain mem-posting ungkapan protes soal waktu ujian, kelompok di Sinhala itu juga meminta presiden untuk "mengurus keamanan situs Presiden Sri Lanka atau ... menghadapi perang dunia maya".
"Jika Anda tidak dapat mengendalikan situasi, adakan pemilihan presiden," demikian tulis pembajak di situs tersebut yang juga menyerukan presiden untuk "menghentikan pekerjaan perdana menteri yang tak bertanggung jawab dan lebih memperhatikan masalah mahasiswa".
Daily News melaporkan, pesan itu dihapus segera setelah muncul bersamaan dengan tulisan yang memberitahukan pengguna bahwa situs itu rusak dan dalam perbaikan.
Tak lama kemudian, aksi pembajakan kembali terjadi namun tanpa pesan.
Wartawan BBC, Azzam Ameen di Kolombo, beberapa situs pemerintah baru-baru ini dibajak. Kasus terbaru ini memicu pertanyaan tentang keamanan situs presiden yang sangat tak memadai sehingga bisa dibajak oleh remaja.
Website presiden Sri Lanka yang berkuasa tahun lalu itu dilaporkan berfungsi normal 4 hari kemudian pada Senin 29 Agustus.