Ini Sebabnya Wanita Butuh Waktu Tidur Lebih Banyak Dibanding Pria

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa otak wanita lebih kompleks dibandingkan laki-laki.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 07 Sep 2016, 07:15 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 07:15 WIB
Sleeping woman
Menurut suatu penelitian, otak kaum wanita lebih kompleks sehingga memerlukan lebih banyak tidur. (Sumber news.com.au)

Liputan6.com, Loughborough - Sebuah penelitian menunjukkan otak wanita ternyata lebih kompleks dibanding pria. Hal inilah yang membuat perempuan membutuhkan waktu tidur lebih banyak dibanding laki-laki.

Para ilmuwan mengungkapkan kaum wanita memerlukan tambahan tidur kira-kira 20 menit. Sebab, otak wanita bekerja lebih giat seharian.

Dikutip dari Independent, Rabu (7/9/2016), penelitian tersebut dilakukan terhadap 210 pria dan wanita paruh baya.

Jim Horne, penulis penelitian, mengatakan, "Salah satu fungsi utama tidur adalah mengistirahatkan dan memulihkan kerja otak".

"Saat tidur lelap, korteks—bagian otak yang bertanggung jawab urusan ingatan, bahasa, dan lainnya—terpisah dari indra dan masuk dalam keadaan pemulihan," ujar Horne yang merupakan pakar tidur sekaligus mantan direktur Sleep Research Centre di Loughborough University.

Menurut Horne, panjangnya tidur tergantung kepada tingkat kesulitan dan intensitas kegiatan otak pada hari itu.

"Semakin banyak otak digunakan seharian, semakin perlu pemulihan dan sebagai akibatnya semakin panjang tidur yang diperlukan," kata dia.

"Kaum wanita cenderung melakukan banyak hal secara sambilan (multi-task) sehingga mereka menggunakan otak lebih banyak dibandingkan kaum pria dengan demikian, kebutuhan tidur mereka lebih banyak. Rata-rata, lebih banyak 20 menit, tapi ada wanita yang perlu sedikit lebih atau kurang dari ini," ujarnya.

Namun demikian, ia mengatakan bahwa kaum pria yang memiliki pekerjaan rumit mungkin juga memerlukan jam tidur lebih banyak dibanding pria lainnya.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa tidak nyenyaknya tidur yang dialami oleh seorang wanita dapat menyebabkan efek samping.

Sebut saja meningkatnya tekanan psikologis dan perasaan yang campur aduk termasuk perasaan bermusuhan, depresi, bahkan rasa marah. Namun tidak demikian dengan kaum pria.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya