Liputan6.com, Jakarta Pakar Hukum Internasional dari Universitas Hofstra Amerika Serikat, Julian Ku angkat bicara soal sikap Presiden Filipina Rodrigo Duterte terkait Laut China Selatan. Dia mengatakan, posisi Duterte dalam masalah ini samar.
Julian menilai Duterte plinplan dalam menentukan sikapnya.
Baca Juga
"Presiden Duterte tidak jelas dalam menentukan apa yang dia mau, dia tidak konsisten," sebut Julian, di Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Advertisement
Julian mencontohkan, terkadang Filipina mengambil langkah keras. Seperti memprotes kehadiran kapal Tiongkok di Laut China Selatan.
Namun di kesempatan lain, Duterte melunak. Hal ini sangat terlihat ketika ia mengajak China untuk menegosiasikan masalah Laut China Selatan, usai mereka menang dalam gugatan di pengadilan arbitrase internasional.
Julian menilai, sikap tidak konsisten ini muncul karena disebabkan beberapa faktor. Termasuk soal keseriusan Duterte dalam menangani Laut China Selatan.
"Duterte terlihat tidak terlalu peduli soal ini. Mungkin ini karena bukan dia yang mulai membawa masalah Laut China Selatan tersebut," ujarnya.
Selain itu, dari pengamatan Julian, presiden Filipina tersebut memang selalu memperlihatkan sikap tak konsisten. Dia mencontohkan, hal ini terlihat saat Duterte mencela Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Awalnya Duterte terlihat begitu marah. Tetapi tak lama setelah itu, ia malah meminta maaf.
Meski Duterte dinilai tak konsisten, ia pesimis sikap tersebut dapat diubah. Pasalnya, mantan wali kota Davao itu dikenal keras kepala.
"Tidak ada yang bisa menyuruh Duterte, bahkan Amerika Serikat sekalipun dia tidak akan mau mendengar," imbuh Julian.