Sikap Plinplan Presiden Filipina Soal Laut China Selatan

Pakar Hukum Internasional dari Universitas Hofstra Amerika Serikat, Julian Ku angkat bicara soal sikap Presiden Duterte.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Sep 2016, 16:47 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 16:47 WIB
20160630- Presiden Filipina Rodrigo Duterte-Reuters
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte memberikan pidato usai dilantik di Istana Malacanang di Manila, Filipina, Kamis (30/6). Rodrigo mengatakan akan menerima mandat rakyat itu dengan kerendahan hati. (REUTERS/Erik De Castro)

Liputan6.com, Jakarta Pakar Hukum Internasional dari Universitas Hofstra Amerika Serikat, Julian Ku angkat bicara soal sikap Presiden Filipina Rodrigo Duterte terkait Laut China Selatan. Dia mengatakan, posisi Duterte dalam masalah ini samar.

Julian menilai Duterte plinplan dalam menentukan sikapnya.

"Presiden Duterte tidak jelas dalam menentukan apa yang dia mau, dia tidak konsisten," sebut Julian, di Jakarta, Rabu (7/9/2016).

Julian mencontohkan, terkadang Filipina mengambil langkah keras. Seperti memprotes kehadiran kapal Tiongkok di Laut China Selatan.

Namun di kesempatan lain, Duterte melunak. Hal ini sangat terlihat ketika ia mengajak China untuk menegosiasikan masalah Laut China Selatan, usai mereka menang dalam gugatan di pengadilan arbitrase internasional.

Julian menilai, sikap tidak konsisten ini muncul karena disebabkan beberapa faktor. Termasuk soal keseriusan Duterte dalam menangani Laut China Selatan.

"Duterte terlihat tidak terlalu peduli soal ini. Mungkin ini karena bukan dia yang mulai membawa masalah Laut China Selatan tersebut," ujarnya.

Selain itu, dari pengamatan Julian, presiden Filipina tersebut memang selalu memperlihatkan sikap tak konsisten. Dia mencontohkan, hal ini terlihat saat Duterte mencela Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Awalnya Duterte terlihat begitu marah. Tetapi tak lama setelah itu, ia malah meminta maaf.

Meski Duterte dinilai tak konsisten, ia pesimis sikap tersebut dapat diubah. Pasalnya, mantan wali kota Davao itu dikenal keras kepala.

"Tidak ada yang bisa menyuruh Duterte, bahkan Amerika Serikat sekalipun dia tidak akan mau mendengar," imbuh Julian.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya