Raja Thailand Wafat, Banyak Tempat Wisata 'Istirahat'

Kementerian mengunggah di website resminya, daftar tempat wisata yang ditutup setelah Raja Thailand Bhumibol Adulyadej wafat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Okt 2016, 16:01 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2016, 16:01 WIB
20161016 Thailand Berduka, Warga Berburu Pakaian Hitam dan Putih
Pelayat dari provinsi luar Bangkok antri di shuttle bus gratis ke Grand Palace, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, di stasiun kereta api Hua Lumphong, Bangkok, Thailand (15/10). (REUTERS / Edgar Su)

Liputan6.com, Bangkok - Wafatnya Raja Thailand berdampak pada otoritas pariwisata Thailand. Banyak terjadi penutupan lokasi wisata di sana.

Kementerian yang berwenang lantas mengunggah daftar tempat wisata yang ditutup di website resminya dan acara yang dibatalkan selama masa berkabung untuk almarhum Raja Bhumibol Adulyadej.

Menurut daftar, Grand Palace dan The Temple of the Emerald Buddha, di mana upacara pemakaman sedang berlangsung, ditutup pada Jumat sampai 20 Oktober.

Sebanyak dua stadion tinju Muay Thai, yakni Stadion Ratchadamnoen Boxing dan Stadion Tinju Lumpini, ikut ditutup. Ratchadamnoen akan dibuka kembali menunggu pemberitahuan lebih lanjut, sementara yang kedua ditutup selama satu bulan sejak Jumat, 14 Oktober.

Royal Grand Palace merupakan salah satu spot wisata terkenal di Bangkok yang dibangun pada tahun 1782 dimana selama kurang lebih 150 tahun merupakan rumah dari Raja Thailand. Foto diambil pada 13 Agustus 2015. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Muay Thai Live di Asiatique The Riverfront, pasar malam yang banyak dikunjungi wisatawan asing, juga ditutup sampai 17 Oktober.

Sementara itu, beberapa acara seperti BIGBANG Made [V.I.P] Tour, Ghost Fair di Mega Bangna, Pattaya Loi Krathong Festival, Pattaya International Fireworks Festival dan Perayaan Tahun Baru di Pattaya, telah dibatalkan.

Seperti dikutip dari Xinhua, Senin (17/2016), menurut daftar itu juga banyak konser dan pertunjukan lokal serta internasional juga telah dibatalkan.

Otoritas pariwisata mengatakan kepada Xinhua bahwa daftar akan diperbarui pada hari Senin waktu setempat.

Imbauan untuk Turis

Banyaknya tempat hiburan Thailand yang "istirahat" membuat pihak kementerian mengeluarkan imbauan kepada para turis. Mereka yang berencana melakukan perjalanan atau pariwisata ke Negeri Gajah Putih itu dianjurkan untuk mengecek situasi terkini di agen dan media lokal secara berkala.

Selain itu, para wisatawan juga diminta mengikuti saran dari otoritas lokal dan update terkini di sana.

Para warga yang sedang berkabung berbaris untuk memberikan penghormatan terakhir Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di Grand Palace di Bangkok, Thailand (14/10). (Reuters/Athit Perawongmetha)

Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, sebelumnya meminta masyarakat untuk menahan diri untuk tak melakukan perayaan selama 30 hari sejak Jumat, 14 Oktober. Sedangkan personel pemerintah nasional diberitahu untuk berkabung selama satu tahun.

Tempat hiburan seperti bar dan klub malam juga diminta oleh pemerintah Thailand untuk mempertimbangkan pembukaan operasi bisnis mereka selama periode berkabung. Akan tetapi, keputusan penutupan dibuat oleh pemilik.

Otoritas pariwisata juga mengatakan sebelumnya bahwa gaun hitam dan putih tidak diperlukan pengunjung. Tapi "jika memungkinkan, pengunjung harus mengenakan pakaian berwarna gelap dan saling menghormati ketika di depan umum."

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej wafat pada Kamis, 13 Oktober 2016. Sang pemimpin monarki berpulang pada usia 88 tahun.

"Raja berpulang dalam damai pada pukul 15.52 di Rumah Sakit Siriraj di Bangkok," demikian pernyataan yang dikeluarkan pihak Kerajaan Thailand, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis, 13 Oktober.

Raja Bhumibol memimpin negerinya selama 70 tahun. Ia melewati masa-masa sulit Perang Dingin dan konflik dengan sejumlah negara tetangga, seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja.

Sang Raja juga memimpin rakyatnya melewati sejumlah pergolakan, termasuk kudeta militer pada Mei 2014 lalu--yang ke-12 sejak berakhirnya monarki absolut pada 1932.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya