Liputan6.com, Seoul - Ribuan warga Korea Selatan memenuhi jalan-jalan ibukota, Seoul, menuntut pengunduran diri Presiden Park Geun-hye. Ia dituduh melakukan korupsi.
Kasus tersebut mengemuka setelah seorang teman lama, putri seorang pemimpin sekte, dituduh memberikan pengaruh yang tak semestinya kepada presiden.
Choi Soon-Sil diduga mendesak perusahaan untuk menyumbangkan jutaan dolar untuk yayasan ia kendalikan, membantu memilih pembantu presiden, dan bahkan memilihkan pakaian presiden.
Advertisement
Presiden Park meminta maaf di TV pada hari Jumat waktu setempat. Ia hampir menangis saat ia menghadapi rakyatnya, dan mengatakan skandal yang melibatkan orang kepercayaannya, Choi adalah kesalahannya.
"Semua salahku," kata dia seperti dikutip dari BBC, Sabtu (5/11/2016).
Presiden Park mengakui bahwa dia telah membiarkan Choi mengedit pidato-pidatonya.
Choi ditangkap pada hari Kamis dan didakwa dengan penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Sekitar 40.000 demonstran diperkirakan akan menghadiri rapat umum di pusat kota Seoul, diawasi oleh 20.000 petugas polisi. Meriam air juga dikerahkan di jalan-jalan ibukota.
Panitia unjuk rasa mengatakan bahwa sebanyak 100.000 orang diperkirakan akan bergabung dalam aksi tersebut.
Puluhan bus polisi diperkirakan akan parkir di Balai Kota, dan dilakukan penutupan area untuk menghentikan demonstran menuju Blue House -- kediaman resmi presiden.
Protes yang lebih kecil terjadi setiap hari dalam beberapa pekan terakhir, meminta Park untuk mundur terkait skandal korupsi yang menjeratnya.
Sejauh ini, presiden Korsel itu membantah spekulasi media bahwa ia ikut serta dalam "ritual shamanist" -- sekte -- di Blue House, dan berjanji untuk menerima penyelidikan atas tindakannya.
Skandal itu membuat Park kehilangan kepercayaan masyarakat dan menyisakannya hanya 5%, yang terendah yang pernah ada sebagai presiden Korea Selatan.
Pihak oposisi menuntut dia hengkang dari jabatan, atau menerima seorang perdana menteri yang dipilih oleh DPR sebagai penggantinya.