Liputan6.com, New York - Donald Trump kembali menunjukkan 'kekontroversialnya' dalam penunjukan menteri di jajaran kabinetnya kelak. Kali ini presiden terpilih ke-45 AS itu menunjuk dua perempuan untuk jadi menteri.
Mereka adalah Gubernur California, Nikki Halley, yang rencananya akan dijadikan utusan khusus di PBB dan Betsy DeVos, sebagai menteri pendidikan. Masalahnya, kedua perempuan itu justru pengkritik hebat Trump. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (24/11/2016).
Baca Juga
Halley, misalnya, pernah berkomentar bahwa ia bukan penggemar Trump. Sementara Halley menyebut miliarder itu sebagai interloper atau penyelundup.
Advertisement
Masih sedikit informasi tentang Nikki, terutama kepiawaiannya di dunia internasional. Para diplomat di PBB kini tengah memburu namanya di Google.
Seorang diplomat senior mengatakan kepada Nick Bryant dari BBC, bahwa ia mengira Trump tidak memandang tinggi pekerjaan dubes AS di PBB.
Namun, diplomat itu berbesar hati Trump telah memilih "politik kelas berat", dan melihat sebagai indikasi awal bahwa Trump akan lebih serius di PBB.
Banyak diplomat di PBB takut akan kemenangan Trump. Kini, mereka boleh sedikit lega dengan penunjukkan Nikki. Setidaknya perempuan itu tidak hanya bermulut besar saja.
Persetujuan Senat
Namun begitu, penunjukan Halley dan DeVos masih menunggu persetujuan senat yang dikontrol oleh Republik.
Trump menyebut Halley, "terbukti jago membuta kesepakatan dan kami menunggu banyak lagi perjanjian."
"Dia akan menjadi pemimpin besar yang mewakili kita di panggung dunia," tambah suami Melania itu.
Sementara, Halley 'tergugah' untuk menerima penugasan itu, tapi selama belum ada ada restu kongres, ia akan tetap menjadi gubernur. Selama masa kampanye Republik, ia mendukung Senator Florida Marco Rubio dan Ted Cruz, Senator Texas.
Halley mengkritik pedas Trump terkait dengan rencana kebijakan mendaftarkan imigran muslim menyebut kebijakan itu 'bukan Amerika'.
Trump merespons mencela Halley, "lemah dalam pengetahuan imigrasi dan warga South Carolina malu punya gubernur semacam itu."
Namun, Halley yang berusia 44 tahun itu adalah warga minoritas dan perempuan pertama yang memimpin South Carolina.
Ia lahir dengan nama Nimrata "Nikki" Randhawa dari orangtua India dan dibesarkan secara Sikh, namun ia kini memeluk Kristen.
Nikki mendapat pujian dari dua partai AS pada 2015 setelah memerintahkan menurunkan bendera Confederate di gedung Capitol.
Sementara itu, DeVos merasa terhormat atas penunjukan itu dan mempertimbangkan untuk menerimanya.
Miliarder pendonor Partai Republik asal Michigan itu pernah mengkritik Trump sebagai penyusup, dan tidak mewakili suara Republik sama sekali.
Selain, kedua perempuan itu, Ben Carson, mantan kandidat capres Partai Republik, digadang-gadang Trump untuk jadi salah satu menterinya.
"Sebuah pengumuman akan datang tentang peran saya untuk membantu Amerika hebat kembali," tulis Carson dalam Facebooknya.
Trump dalam Twitternya menulis sedang 'serius mempertimbangkan' Carson untuk posisi Departemen Perumahan dan Pembangunan Urban.
Sejauh ini Trump menunjuk Jeff Sessions untuk Jaksa Agung, Mike Pompeo sebagai Direktur CIA, dan Reince Priebus sebagai Kepala Staf.