Ilmuwan: Kebakaran Hutan Hebat 'Hantui' Israel di Masa Depan

Israel bukan satu-satunya negara yang terancam mengalami kebakaran hutan akibat cuaca kering dan panas, Mediterania juga.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 28 Nov 2016, 15:40 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2016, 15:40 WIB

Liputan6.com, Tel Aviv - Sekelompok ilmuwan telah memperingatkan bahwa Israel akan mengalami kebakaran hutan yang lebih hebat lagi di tahun-tahun mendatang. Hal itu mereka ungkapkan setelah melihat kebakaran yang baru-baru ini terjadi.

Menurut para ilmuwan, di Bukit Yerusalem saja, kebakaran pada minggu lalu telah menghanguskan 550 hektare. Bahkan, hingga Minggu 27 November malam, petugas pemadam kebakaran masih saja berjibaku memadamkan api. Demikian seperti dikutip dari Haaretz, Senin (28/11/2016).

Sebelumnya, pada 2014, Bukit Yerusalem pernah terbakar hebat.

Israel bukan hanya satu-satunya negara yang terancam oleh kebakaran akibat cuaca kering dan panas. Kebakaran hutan yang kini makin mengkhawatirkan juga menghantui negara-negara di cekungan Mediterania, termasuk Spanyol, Portugal, Yunani, dan Prancis. Juga di belahan Bumi lainnya seperti California dan Australia.

Data dari dinas pemadam kebakaran Israel menyebut angka kebakaran hutan memang tidak meningkat dalam beberapa tahun ini, bahkan dalam dua tahun terakhir menurun. Namun, ada kecenderungan dalam beberapa tahun kebakaran justru terjadi pada musim gugur yang kerap kali tak pernah diperhitungkan, dan efeknya lebih membahayakan.

"Ini jelas berhubungan dengan perubahan iklim," kata Hanoch Tzoref, Direktur dari Jewish National Fund (JNF) lembaga lingkungan hidup.

"Musim dingin kemudian datang setelah musim gugur, dan di bulan-bulan November dan Desember menjadi sangat kering dan angin pun kencang," lanjutnya.

"Udara yang terus-menerus kering, angin kencang tak hanya mengeringkan cucian, tapi juga vegetasi dan mengubah mereka menjadi material yang mudah terbakar," kata Tzoref.

Ditambah lagi, kondisi cuaca dalam beberapa hari sebelum kebakaran di Israel membesar, sangat anomali.

"Saya memiliki pengalaman 40 tahun di Bukit Yerusalem, tapi tak pernah ingat ada cuaca seperti ini. Kering berminggu-minggu. Sungguh saya tak ingat kita pernah seperti itu," ucapnya.

Sementara itu, Yohay Carmel, profesor dari Institut Teknologi Israel setuju bahwa perubahan iklim membuat cuaca anomali yang tak pernah dialami sebelumnya.

Pada 2010, tidak ada curah hujan yang signifikan sampai awal Desember, sehingga vegetasi telah mengalami sembilan bulan kegersangan

"Tahun ini sama seperti pada 2010, dan dalam situasi ini, Anda tidak perlu membakar dengan sengaja karena apa pun bisa memicu kebakaran vegetasi," kata Carmel.

Kebakaran tahun ini juga tidak biasa karena angin lebih ke timur daripada barat. Di wilayah Yerusalem, yang seharusnya dapat membantu memperlambat kebakaran, tapi karena angin dari barat justru menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar.

Masalah lain adalah bahwa hutan pinus lebat, yang umum di sekitar Yerusalem, sangat mudah terbakar.

Oleh karena itu, hari ini lembaga JNF menanam sedikit pinus dan lebih memilih untuk menanam jenis pohon lainnya, dan secara teratur menipis karena dikuasai oleh tanaman pinus muda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya