PM Israel Dituding Ingin Ambil Untung dari Musibah Kebakaran

Seorang anggota Parlemen Israel menuduh Netanyahu berusaha memanfaatkan situasi untuk menyingkirkan warga minoritas Arab.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Nov 2016, 18:48 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2016, 18:48 WIB

Liputan6.com, Tel Aviv - Anggota Parlemen Israel yang juga merupakan Ketua Partai Balad, Jamal Zahalka menuding Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu berusaha mendapatkan "keuntungan politik" dari musibah kebakaran yang melanda negara itu.

Pernyataan keras Zahalka dipicu oleh ucapan PM Netanyahu dan partai koalisinya yang menyalahkan minoritas Arab di Israel atas kebakaran hebat tersebut.

"Para menteri Israel tidak hanya menyalahkan Palestina sebagai pemicu kebakaran, namun PM Netanyahu dan Menteri Dalam Negeri, Aryeh Deri menyarankan untuk mencabut kewarganegaraan siapa pun pelakunya," ujar Zahalka.

"Tentu saja mereka menargetkan warga Palestina. Mereka tidak menyikapi hal yang ketika terjadi kebakaran terhadap kediaman keluarga Dawabsheh satu tahun lalu," imbuhnya.

Pada Kamis lalu, PM Netanyahu menegaskan dirinya akan melucuti kewarganegaraan siapa pun yang ditemukan bersalah atas kebakaran itu--di mana ia menyebutnya sebagai aksi terorisme. Menurutnya kebakaran tersebut mengandung unsur-unsur kesengajaan dari pihak-pihak yang memiliki permusuhan besar terhadap Israel.

Saat ini terdapat 1,7 juta warga Arab di Israel. Mereka digambarkan mengalami penderitaan yang merajalela dan diskriminasi yang dilembagakan.

"Dia (Netanyahu) tengah mencoba untuk mendapat popularitas murahan di jalanan dengan upaya penghasutan melawan warga Palestina dan Arab," ujar Zahalka.

"Juga, dia ingin mengubah berita utama di media Israel. Orang-orang mulai mengatakan bahwa dia tidak menyediakan pasukan pemadam kebakaran yang memadai juga langkah yang diperlukan untuk memadamkan api. Itulah kegagalannya," imbuhnya.

Sejak Selasa lalu, angin kencang dan cuaca yang kering telah memicu terjadinya kebakaran hebat di Israel dan wilayah Palestina yang mereka duduki. Baru pada Jumat lalu, puluhan ribu warga diizinkan kembali ke rumah mereka di Haifa.

Namun pada Jumat malam api "mengamuk" di utara negara itu dan di Tepi Barat. Di Nataf, yang terletak di Barat Yerusalem, warga dievakuasi pada hari Jumat sementara para petugas pemadam kebakaran berjuang untuk mematikan "si jago merah".

Dalam upaya memadamkan api, Israel dibantu oleh pesawat dari sejumlah negara seperti Siprus, Perancis, Inggris, Yunani, Turki, Italia, Rusia, Amerika Serikat, dan Palestina.

Sebanyak 40 petugas pemadam kebakaran Palestina meluncur ke Yerusalem pada Kamis malam setelah otoritas negara itu menawarkan bantuan mencegah penyebaran api.

"Setelah kebakaran di Haifa dapat diatasi, tim Palestina menuju ke Yerusalem, mereka bekerja selama 24 jam tanpa semenit pun istirahat. Sama halnya dengan di Tepi Barat," ujar Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, Nael Azzeh seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (27/11/2016).

Menurut Azzeh terjadi lebih dari 100 kebakaran di Tepi Barat pada Jumat lalu. Termasuk di antaranya kebakaran 57 hutan dan lebih dari 500 relawan telah ambil bagian dalam operasi bersama dengan 600 petugas pemadam kebakaran.

'Teroris Nasionalis'

Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld mengatakan, setidaknya 12 orang telah ditangkap terkait dengan kebakaran dalam beberapa hari terakhir. Namun ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Kalangan politisi Israel menyalahkan kelompok yang mereka sebut sebagai "teroris nasionalis" atas kebakaran ini.

Menteri Keamanan Publik Israel, Gilad Erdan mengatakan bahwa mereka yang ditahan merupakan golongan "minoritas"--merujuk pada warga Palestina atau warga Arab Israel. Kepada Radio Tentara Israel ia mengungkapkan, kemungkinan motifnya adalah nasionalisme.

Zahalkan memperingatkan bahwa retorika tersebut "berbahaya" karena dapat memicu serangan terhadap minoritas warga Palestina di Israel. Ia pun menuding para menteri telah "menambahkan bensin ke api yang menyala".

Sementara itu, media Palestina Wafa melaporkan bahwa kebakaran yang terjadi di dekat Kota Huwarra yang diduduki Israel di Tepi Barat dilakukan oleh pemukim Yahudi dari Yitzhar.

Sebelumnya, Wali Kota Haifa, Yonah Yahav pernah mengatakan, ada kemungkinan kebakaran hebat di sejumlah titik di daerah Israel yang terjadi, akibat seorang melemparkan rokok di dekat tumpahan minyak atau cairan lain yang mudah terbakar. Akibatnya, api membesar dan menyambar rumah-rumah, serta pohon di dekatnya.

Namun hingga kini penyebab pastinya belum diumumkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya