Ini 6 Peringatan 'Genting' Direktur CIA untuk Donald Trump

Brennan tak mampu menutupi kekhawatirannya dengan indikasi pemerintahan Trump kelak akan menjalin hubungan erat dengan Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Nov 2016, 17:24 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2016, 17:24 WIB

Liputan6.com, Washington, DC - Direktur CIA, John Brennan memperingatkan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump bahwa pembatalan kesepakatan nuklir dengan Iran akan berujung pada "bencana" dan merupakan "kebodohan tingkat tinggi".

Brennan juga menyarankan agar Trump waspada terhadap janji-janji Rusia yang disebutnya sebagai penanggung jawab atas penderitaan rakyat Suriah.

Pernyataan Brennan ini muncul mengingat semasa berkampanye, Trump mengancam akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran. Di lain sisi, ia mengisyaratkan kerjasama yang lebih erat dengan Rusia.

Sosok yang telah mengakhiri jabatan sebagai direktur CIA pada Januari 2017 mendatang itu juga menguraikan sejumlah persoalan di mana menurutnya perlu ditindaklanjuti dengan "kehati-hatian dan kedisiplinan" oleh pemerintahan baru. Seperti dikutip dari BBC, Rabu (30/11/2016) berikut 6 peringatan yang cukup genting yang disampaikan oleh Brennan:

1. Peran Rusia di Suriah

Brennan memberikan penilaian suram terkait situasi di Suriah dengan alasan dua rezim, yakni Suriah dan Rusia bertanggung jawab atas pembantaian warga sipil yang digambarkannya "sangat keterlaluan."

Pemerintahan Presiden Barack Obama telah menerapkan kebijakan mendukung pemberontak melawan rezim Presiden Bashar Al-Assad di Suriah. Brennan mengatakan bahwa ia percaya AS harus melanjutkan kebijakan ini demi menghadapi serangan hebat yang dilakukan Suriah, Iran, Hizbullah, dan Rusia.

Disebutkan direktur CIA itu, Rusia adalah pemegang kunci masa depan Suriah, namun dia ragu tentang kesepakatan apa pun. Moskow dikatakan Brennan telah bersikap "tidak jujur" dalam menjalankan taktik negosiasi mereka.

"Saya tidak punya keyakinan bahwa Rusia akan menyerah sampai mereka mampu mencapai sebanyak mungkin keberhasilan tempur taktis di medan perang," kata Brennan.

"Menurut saya, Trump dan pemerintahan barunya harus waspada dengan janji-janji Rusia," imbuhnya.

2. 'Mengganggu' Pilpres AS

Brennan mengonfirmasi kabar yang menyebutkan bahwa Rusia berusaha 'menganggu' pilpres AS. Ia juga mengatakan memiliki bukti percakapan untuk menantang Rusia atas tindakan Negeri Beruang Merah tersebut sekaligus menekankan bahwa kegiatan itu akan menjadi bumerang bagi Moskow.

AS tidak harus "menunduk ke Rusia" atau menanggapi tindakan tersebut dengan langkah serupa. Namun Brennan menegaskan ada cara lain untuk memastikan Rusia memahami bahwa cara seperti itu tidak dapat diterima.

Nuklir Iran dan Teror

3. Kesepakatan Nuklir Iran

Hal lainnya yang juga menjadi peringatan Brennan terhadap pemerintahan baru AS kelak di bawah Trump adalah soal nuklir Iran. Jika Trump memutuskan untuk membatalkan kesepakatan nuklir Iran, ia menyebut langkah tersebut sebagai bencana.

"Menurut saya itu akan menjadi bencana. Benar-benar akan menjadi bencana," kata dia.

"Pertama-tama, belum pernah terjadi sebelumnya kesepakatan yang dibuat oleh pemerintahan lama lantas dibatalkan oleh pemerintahan baru," imbuhnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jika Trump membatalkan kesepakatan dengan Iran maka akan berisiko memperkuat kelompok ekstremis di Iran. Risiko lainnya adalah negara-negara lain akan menyambut positif program nuklir Iran sebagai respons atas upaya "memperbarui" program tersebut.

"Saya pikir itu akan menjadi puncak kebodohan jika pemerintah berikutnya merobek kesepakatan tersebut," ungkap Brennan.

4. Ancaman Teror

Kekhawatiran terkait ancaman terorisme terus meningkat. Pemerintahan Trump merencanakan serangan eksternal "sangat aktif" terhadap ISIS dan ia memperingatkan meski kelompok teroris itu mengalami kemunduran di medan perang, namun mereka masih memiliki kemampuan untuk menyerang Barat.

Drone Hingga 'Perang Terhadap Islam'

5. Drone dan Tahanan

CIA dibebankan tugas pengumpulan data intelijen dan bertindak sebagai "tangan rahasia" presiden. Aktivitas mereka umumnya rahasia dan seringkali menjadi kontroversi ketika terungkap.

Salah satu tantangan publik paling menantang yang dihadapi Brennan adalah berurusan dengan terbongkarnya penggunaan teknik "waterboarding" terhadap tahanan pasca 9/11. Namun di bawah pemerintahan Obama, pemakaian teknik ini dihapuskan.

Sementara itu, Trump mengatakan akan mempertimbangkan untuk melanjutkan penggunaan teknik "waterboarding" jika menurutnya hal tersebut efektif. Brennan menilai langkah Trump tersebut akan menjadi sebuah kesalahan.

"Tanpa ragu, CIA terkena dampak dari pengalaman tersebut. Menurut saya, mayoritas pejabat CIA tidak ingin kembali menerapkan teknik itu," jelas direktur CIA tersebut.

Penggunaan drone atau pesawat tanpa awak di era pemerintahan Obama meningkat. Tanggung jawab kegiatan ini berada di pihak militer bukan CIA. Dan ketika Brennan menjalankan operasi kontra terorisme di Gedung dia meletakkan serangkaian aturan penting terkait pengoperasian drone.

Terkait penggunaan drone, disebut Brennan akan menjadi tanggung jawab besar bagi pemerintahan baru kelak.

"Ini adalah tanggung jawab besar bagi pemerintahan baru untuk memastikan penggunaan kapabilitas seefektif dan sebijaksana mungkin," tutur Brennan yang menekankan bahwa penyalahgunaan drone dapat kontraproduktif bagi keamanan AS.

6. 'Perang Terhadap Islam'

Direktur CIA itu mengakui bahwa hingga saat ini ia belum duduk dengan tim Trump untuk mendiskusikan kapabilitas dan kemampuan CIA. Namun ia siap melakukannya kapan saja.

"Ada banyak orang di luar sana yang membaca koran dan mendengarkan siaran berita di mana banyak laporan meleset. Jadi, saya ingin memastikan bahwa tim baru memahami realitanya. Pada akhirnya keputusan berada di tangan mereka tentang bagaimana cara melaksanakan tanggung jawab," ujar Brennan.

Beberapa calon pengisi kabinet pemerintahan Trump seperti Jenderal Michael Flynn telah merilis pernyataan keras. Ia mengatakan AS perlu mengakui terjadinya "perang dunia" terhadap kelompok militan Islam.

Namun bahasa "perang dunia" yang digunakan Flynn dinilai Brennan tidak tepat. Menurutnya, siapa pun yang akan mengisi kabinet Trump harus "disiplin dalam penggunaan bahasa dan pesan yang ingin mereka sampaikan. Karena jika tidak demikian, bahasa mereka akan dieksploitasi oleh kelompok teroris dan ekstremis untuk menggambarkan bahwa AS anti-Islam".

"Padahal kami tidak seperti itu," tegasnya.

Diuraikan Brennan, Presiden Obama telah memerintahkan intelijen AS untuk "menggali" terkait kemungkinan musuh memanfaatkan masa transisi. Sementara itu, di lain sisi Trump mengatakan akan mencalonkan anggota Kongres, Mike Pompeo sebagai direktur CIA berikutnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya