Menlu: Sektor Migas Jadi Fokus Kunjungan Presiden Jokowi ke Iran

Iran dan Indonesia memiliki potensi kerja sama ekonomi yang sangat pesat terutama di bidang energi dan migas.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Des 2016, 16:11 WIB
Diterbitkan 16 Des 2016, 16:11 WIB
20161214-Kunjungan-Jokowi-ke-Iran-AFP
Presiden Joko Widodo bersama Presiden Hassan Rouhani saat mengikuti upacara penghormatan di Istana Saadabad, Rabu (14/12). Pemerintah Indonesia dan Iran sepakat meningkatkan kerja sama di bidang energi dan migas. (AFP Photo/Atta Kenare)

Liputan6.com, Teheran - Presiden Joko Widodo dan delegasi Indonesia melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke luar negeri. Setelah India, pria yang karib disapa Jokowi ini menuju Iran.

Di Teheran, Jokowi dijadwalkan bertemu sejumlah pejabat tinggi Iran termasuk, Presiden Hasan Rouhani, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, dan Pemimpin Tertinggi atau Supreme Leader Iran Ayatollah Seyed Ali Khameinei.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, fokus kunjungan Presiden ke Negeri Para Mullah adalah memperkuat kerjasama kedua negara. Terutama di bidang energi, minyak, dan gas bumi.

"Iran dan Indonesia memiliki potensi kerja sama ekonomi yang sangat pesat terutama di bidang energi dan migas. Potensi ini merupakan peluang yang sangat besar setelah dapat diselesaikannya joint comprehensive plan of action pada bulan Juli 2015 lalu," sebut Menlu dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri, Jumat (16/8/2016).

Mantan Dubes RI untuk Belanda ini mengatakan, khususnya di sektor migas, pembicaraan Jokowi dengan pejabat tinggi Iran merupakan pembahasan lanjutan. Sebelumnya perundingan terkait migas sudah dimulai pada 2015.

"Jadi kunjungan Presiden bersama menteri lainnya adalah dalam rangka mewujudkan kerja sama di bidang migas. Di bidang migas inilah yang akan menjadi prioritas kerja sama dengan Iran," tutur Retno.

Selain pertemuan dalam level pemerintahan, kesempatan kunjungan Jokowi ke Iran juga digunakan untuk menggelar pertemuan antar CEO kedua negara.

Nanti, dari seluruh pertemuan tersebut, akan dilakukan sejumlah penandatanganan kerjasama di bidang mutual legal assitance, Nota Kesepahaman di bidang ekstradisi; dan Nota Kesepahaman di bidang listrik dan energi terbarukan.

Menambahkan pernyataan Retno, Menteri ESDM Iganasius Jonan, menyatakan sebelum Presiden Jokowi dan rombongan datang, dirinya telah bertemu dengan perwakilan dua perusahaan besar Iran yang bergerak di sektor migas, Mapna dan NIOC.

Khusus untuk NIOC, kerja sama dengan NIOC merupakan satu bentuk timbal balik. Pasalnya, perusahaan tersebut telah membuka jalan bagi Pertamina untuk melebarkan wilayah kerja sampai ke Iran.

"Impor minyak mentah atau LPG akan dibicarakan, kerja sama teknis di bidang gas turbin antara Mapna dengan PLN. Di samping itu ada kemungkinan dibuka counter trade (barter) Indonesia-Iran," tutup Jonan.

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya