Liputan6.com, Washington, DC - James Woolsey, eks Direktur CIA, mengundurkan diri sebagai penasihat senior presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Segera berlaku, Woolsey tidak lagi menjadi penasihat senior dari Presiden Trump atau tim transisinya. Dia berharap, presiden terpilih dan pemerintahannya akan meraih sukses," demikian pernyataan tertulis yang disampaikan Juru bicara Woolsey, Jonathan Franks, seperti dilansir The Huffington Post, Jumat (6/1/2017).
Baca Juga
Woolsey memimpin CIA di bawah pemerintahan Bill Clinton. Sejak September 2016, ia ditunjuk menjadi penasihat senior Trump dan tim transisinya untuk isu-isu keamanan nasional. Woolsey mengaku ia sependapat dengan Trump terkait belanja pertahanan.
Advertisement
"Dia sangat jauh dibanding lawannya dalam mendukung anggaran pertahanan yang kuat. Dan kami memiliki banyak hal untuk dibenahi, sejumlah isu pertahanan yang diwarisi pemerintahan Obama," ujar Woolsey kala itu.
Sementara itu, Woolsey yang tampil di CNN pada Kamis waktu setempat mengatakan, tidak ada konflik antara dirinya dengan tim Trump.
"Saya tidak ingin terbang di bawah bendera yang salah. Saya telah menjadi penasihat dan merasa telah memberikan kontribusi. Saya sepenuhnya mendukung Trump menjadi presiden sejak awal September dan saya berharap dia sukses. Tapi, saya benar-benar tidak berfungsi sebagai penasihatnya lagi," kata Woolsey.
"Saya hanya bertemu dengannya secara pribadi beberapa kali, bicara dengannya melalui telepon pun tak sering. Jadi saya tidak berfungsi sebagai penasihat utama. Tapi saya senang dilibatkan dan saya merasa tiba di satu titik bahwa saya harus memastikan tidak ada pihak yang mendapat kesan palsu," imbuhnya.
Pada dasarnya, Woolsey menekankan, ia tidak ingin mengklaim sesuatu yang bukan dirinya.
"Latar belakang saya di bidang pertahanan, keamanan nasional, dan intelijen mungkin tidak relevan dengan keputusan yang akan dibuat dalam beberapa pekan ke depan," jelas Woolsey.
Meski Woolsey telah tampil di muka publik menjelaskan pengunduran dirinya, rumor lain berkembang. Ia mundur karena mendukung tuduhan pemerintah AS yang menyebut, Rusia mengintervensi pilpres AS dengan serangan siber.
CIA sendiri telah menegaskan campur tangan Kremlin dalam pilpres AS dengan tujuan membantu kemenangan Trump. Sementara Trump lantang menolak tuduhan tersebut.
Miliarder yang kelak akan menjadi presiden ke-45 AS itu bahkan menyerang kemampuan analisis CIA dan meminta media untuk tak lagi mengungkit kasus ini. Trump mengklaim ia memiliki informasi terkait peretasan, tapi tak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dalam wawancara dengan CNN, Woolsey menunjukkan keberpihakannya kepada CIA.
"Menurut saya, ada Rusia di sana. Tapi bukan berarti tidak ada orang lain. Sering kali tidak mudah untuk mengatakan siapa dalangnya karena sangat mungkin dan gampang menyembunyikan jejak Anda. Ada banyak trik," ungkap Woolsey.
Sementara itu, Washington Post memuat laporan bahwa Woolsey tidak nyaman dikaitkan dengan tim transisi setelah Trump menunjuk pensiunan Jenderal Michael Flynn sebagai penasihat keamanan nasional. Tak hanya itu, Woolsey dinilai juga berseberangan dengan kebijakan Trump yang ingin merestrukturisasi badan intelijen AS.
Terkait pengunduran diri Woolsey, tim transisi trump belum buka suara.