Liputan6.com, London - Desa-desa biasanya menawarkan suasana tenang. Terkadang menjadi suatu tempat mungil yang kaya sejarah.
Tapi, kadang-kadang sejarah datang kembali untuk menghantui para penghuninya. Apalagi ketika di masa lalu, ada sebuah peristiwa yang melibatkan arwah-arwah gentayangan.
Lantas, seperti apa rasanya tinggal di pedesaan yang berhantu? Apakah para arwah bergentayangan itu mengganggu manusia yang masih hidup? Apakah desa itu masih berpenghuni?Bagaimana sebuah peristiwa mampu memberikan kesan mistis di desa-desa itu?
Advertisement
Dikutip dari listverse.com pada Selasa (10/1/2017), jawaban itu dapat ditemui di 10 desa di berbagai tempat di dunia yang paling berhantu. Bulu kudukpun dibuat merinding...
Â
Baca Juga
1. Bramshott, Inggris
Jika ditanyakan tentang desa-desa berhantu di Inggris, kebanyakan orang akan menunjuk ke Pluckley. Padahal sekitar 90 menit dari Pluckley, terdapat desa Bramshott di Hampshire, yang berdiri sejak bahkan sebelum 1086.
Pada 1700-an, ada penginapan Seven Thorns di desa itu dan banyak kejahatan terjadi di sana, termasuk pembunuhan. Bersamaan dengan segala kejahatan kekerasan itu, penampakan-penampakan paranormal bermunculan bahkan hingga sekarang.
Diperkirakan ada 17 hantu yang gentayangan di Bramshott, termasuk Mistress Butler yang berkeliaran di tepi sungai tempatnya tenggelam bunuh diri pada 1745.
Demikian juga Flute Boy, yang berkeliaran di perbatasan desa dan terkadang memanjat pepohonan. Ia memainkan musik yang indah. Beberapa hantu lain adalah White Lady, Grey Lady, dan seorang anak lelaki yang dibunuh orang asing pada 1772.
Advertisement
2. Kuldhara, India
Kuldhara di India dulunya dihuni oleh kaum Brahma Paliwal hingga mereka mendadak meninggalkan desa pada 1825. Menurut kisah yang beredar, seorang diwan jatuh cinta kepada putri kepala desa dan mengancam kaum Brahma Paliwal dengan pajak yang tinggi jikga tidak menyerahkan gadis itu kepadanya.
Suatu malam, ia raib dan melontarkan kutukan, yaitu agar semua orang yang mencoba tinggal di desa itu akan kehilangan nyawanya. Kuldhara tetap terbengkalai hingga sekarang kecuali bagi kunjungan wisatawan dan para penyidik paranormal.
Para penyidik telah melaporkan melihat beberapa penampakan yang tak dapat dijelaskan oleh nalar, atau bahkan disentuh bahunya oleh sesuatu yang tak terlihat ketika berkunjung ke sana.
Yang paling menyeramkan adalah adanya jejak-jejak tangan di kendaraan setelah mereka usai melakukan penyidikan.
3. Borgvattnet, Swedia
Desa Borgvattnet di Swedia bagian utara dikenal sebagai tempat yang memiliki paling banyak rumah hantu.
Wilayah Old Vicarage itu dibangun pada 1876 dan melaporkan penampakan pertama hantu-hantu pada 1927. Saat itu, biarawan Nils Hedlund melaporkan bahwa pakaian-pakaian yang dijemurnya ditarik oleh tangan tak terlihat.
Pada 1930-an, seorang biarawan melihat seorang wanita tua muncul di dalam sebuah ruangan dan menghilang di hadapannya ketika diikuti. Pada 1945, biarawan Erick Lindgren melaporkan suatu gejala yang mengganggu, yaitu bahwa ia dilempar beberapa kali dari kursinya oleh sesuatu yang tak terlihat.
Sekarang ini, Old Vicarage adalah sebuah restoran dan penginapan, tapi laporan-laporan kegiatan paranormal tetap berlanjut.
Advertisement
4. Nayavutoka, Fiji
Pada Februari 2016, badai tropis Winston merusak desa Nayavutoka, Provinsi Ra, Fiji. Gelombang pasang karena siklon itu menghancurkan banyak rumah dan menewaskan 2 orang.
Salah satu korban meninggal dunia adalah Pauliasi Naiova, seorang pria cacat berusia 32 tahun. Jasadnya ditemukan di antara reruntuhan sehari sesudahnya dan dikuburkan hari itu.
Osea Balesavu, orang yang merawat Pauliasi, terbangun beberapa malam sesudah pemakaman karena anjing-anjing desa menggonggong tak henti-henti. Pauli berdiri di hadapannya sambil menggumam "kakana" yang berarti makanan.
Balesavu juga mengaku bahwa anjing-anjing juga menggonggong di pinggir ranjang Pauliasi pada malam berikutnya. Seminggu sesudah itu, sekelompok pemuda berlarian dari rumah perlindungan mereka dengan ketakutan.
Mereka menceritakan kepada kepala desa bahwa mereka melihat Pauliasi berlarian terhuyung-huyung di sekitar tempat itu sambil meminta kakana.
5. Beenleigh Historical Village, Australia
Beenleigh Historical Village terletak di Logan dan terdiri dari 20 bangunan bersejarah berisi benda-benda bersejarah yang dipakai oleh warga yang tinggal sejak 1860-an.
Para penyidik paranormal mengambil serangkaian foto setelah ada beberapa laporan dari pengunjung dan karyawan tentang kegiatan hantu di desa itu.
Foto-foto itu menampakan bayangan buram dan gelap di taman-taman, wajah seperti wajah pria tua di salah satu jendala, dan seorang wanita bergaun panjang di salah satu aula.
Para pakar fotografi tidak yakin dengan keaslian foto-foto itu. Namun demikian CEO desa bersejarah itu membenarkan kegiatan mencurigakan yang terjadi sejak dahulu, termasuk bayangan-bayangan yang tak terjelaskan. Bahkan ada piano yang berbunyi dengan sendirinya.
Advertisement
6. Prince Albert, Afrika Selatan
Sebuah desa mungil bernama Prince Albert terletak di Karoo, Afrika Selatan dan bertarikh hingga 1762. Ada beberapa hantu yang bercokol di sana, tapi mereka semua cukup ramah.
Pihak desa menawarkan wisata jalan-jalan untuk memperkenalkan para tamu kepada seorang pengantin wanita yang meninggal dunia pada malam sebelum pernikahannya. Ia sekarang gentayangan di museum setempat tapi disebut-sebut bersikap baik walaupun meninggal secara tragis.
Ada juga seorang remaja wanita dalam pakaian tidurnya yang meloncat-loncat di atas sebuah ranjang dalam Mearns House, yang dulunya merupakan tempat tinggal Dr. Mearns.
Ada juga seorang pria tua yang bergentayangan di tangga sebuah rumah dan melambaikan tangan kepada para wanita yang lewat.
7. Lawers, Skotlandia
Reruntuhan desa Lawers, Skotlandia, dijual kepada peminat. Namun demikian, ada peringatan, yaitu bahwa desa itu diduga dikutuk oleh Lady of Lawers.
Wanita itu dulunya tukang tenung di Abad ke-17 dan disebut-sebut mengutuk sebatang pohon menjadi abu. Setelah meninggal, ia dimakamkan di samping pohon itu.
Seorang petani bernama John Campbell menebang pohon terkutuk itu pada 1895 dan ditanduk oleh kerbaunya sendiri segera sesudah melakukannya. Ia meninggal karena cederanya. Seorang tetangga yang mencoba menolongnya menjadi gila dan harus dirawat di rumah sakit jiwa.
Kuda yang dipakai untuk menyeret pohon itu juga mati tanpa sebab yang jelas. Sementara itu, sejumlah penampakan hantu wanita terus berlangsung di tempat itu dan banyak pengunjung yakin bahwa Lady itulah yang gentayangan.
Advertisement
8. Belchite, Spanyol
Selama kira-kira 2 minggu pada 1937, ribuan orang di desa Belchite terbunuh dalam Perang Saudara Spanyol. Para korban termasuk wanita dan anak-anak.
Pasokan air ke desa itu ditutup dan ribuan orang kelaparan hingga meninggal dunia atau terkena peluru meriam yang ditembakan dari pegunungan sekelilingnya. Jasad-jasad dibakar di alun-alun dan sebagian warga bersembunyi dalam tempat penggilingan zaitun di bawah tanah.
Sekarang ini, kadang-kadang terdengar suara isak tangis anak kecil saat senja, dan terdengar seperti melolong di jalan-jalan terbengkalai desa. Anak itu menangis memanggil ibunya. Anak dan ibu itu sama-sama meninggal saat perang.
Pada malam hari, para petani di sekitar desa mendengar sejumlah suara dan obrolan lain yang tak dapat dijelaskan. Tempat itu sekarang menjadi lokasi pembuatan film, walaupun ada penampakan-penampakan.
9. Voltri, Italia
Voltri, sebuah desa mungil di Liguria, memiliki sebuah rumah di tepi jalan berkelok. Rumah bernama Ca'delle Anime itu dulunya dimiliki oleh suatu keluarga yang menderita sejumlah gangguan mental.
Keluarga itu menjatuhkan perabot-perabot berat kepada para tamu yang sedang tidur sehingga mereka meninggal karena remuk atau kehabisan nafas.
Keluarga itu kemudian mencuri uang dan barang-barang lain milik tamu yang dibunuh itu dan membawa jasadnya ke kuburan massal yang disediakan oleh keluarga itu.
Dikisahkan bahwa arwah-arwah para korban tidak tenang karena tidak bisa meninggalkan rumah tempat mereka dibunuh. Mereka gentayangan di lorong-lorong dan kamar-kamar rumah tersebut sambil menggeser perabot dan melempari barang pecah-belah agar keberadaan mereka diketahui.
Advertisement
10. Oradour-Sur-Glane, Prancis
Pada 10 Juni 1944, dalam Perang Dunia II, pasukan Jerman menyerbu desa Oradour-sur-Glane di Prancis. Pasukan pendudukan kemudian memisahkan kaum pria dari wanita dan anak-anak. Para pria itu kemudian ditembak pada kaki mereka dan dibakar hidup-hidup. Hanya ada 5 pria yang lolos dari pembantaian.
Ketika ada bom gas gagal meledak, para tentara itu menembaki kaum wanita dan anak-anak dengan menggunakan senapan mesin dan granat. Beberapa di antara mereka juga dibakar hidup-hidup. Setelah itu, pasukan pendudukan membakar hampir semua rumah di desa hingga rata dengan tanah.
Pada 1958, sebuah desa baru dengan nama yang sama dibangun dekat desa lama yang telah musnah. Namun demikian, warga menolak mendekat ke reruntuhan desa lama.
Mereka mengaku melihat beberapa arwah para pria, wanita, dan anak-anak yang berkelana di reruntuhan pada malam hari dan juga tercium bau daging dan kayu terbakar berasal dari desa lama.