Pendiri Google Ikut Unjuk Rasa Melawan Perintah Eksekutif Trump

Kebanyakan perusahaan teknologi, termasuk Google berkomentar keras atas perintah eksekutif Donald Trump.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 29 Jan 2017, 17:04 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2017, 17:04 WIB
4-sergey-brin-131018b.jpg

Liputan6.com, San Francisco - Sergey Brin, salah satu pendiri raksasa mesin pencari Google turut serta dengan para pengunjuk rasa lainnya di Bandara Internasional San Francisco pada Sabtu malam 28 Januari 2018. Para demonstran berkumpul di seluruh bandara di penjuru AS setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif terkait dengan imigrasi.

Ketika ditanya oleh wartawan The Verge, Brin mengatakan kehadirannya adalah sebagai kapasitas pribadi dan tak mau memberikan komentar. Namun, kepada Forbes, Brin mengatakan, "Saya berada di sini karena saya adalah pengungsi." Demikian dilansir dari The Verge, pada Minggu (29/1/2017).

Pendiri Google Turut Unjuk Rasa Melawan Perintah Eksekutif Trump (Forbes/Ryan Mac)

Keluarga Brin beremigrasi dari Uni Soviet ke Amerika Serkat pada tahun 1979 menghindari  eksekusi terhadap Yahudi. Pendiri Google lainnya, Sundar Pichai juga imigran.

"Kami kecewa dengan efek dari perintah itu," tulis Pichai lewat email kantornya.

"Kami selalu membuat isu imigrasi terbuka dan akan terus melakukannya," lanjut Pichai.

Kebanyakan perusahaan teknologi, termasuk Google berkomentar atas perintah eksekutif Donald Trump. Reaksi beragam, mulai dari pernyataan yang berat hingga keras.

Salah satu pernyataan yang keras datang dari CEO Netflix, Reed Hastings, yang menyebut perintah itu 'un-American'.

Protes dan kecaman terhadap perintah eksekutif Donald Trump terus berlanjut sepanjang hari di AS. Pihak oposisi mengeluarkan petisi pengadilan yang berujung pada larangan deportasi pengunjung dari 7 negara muslim yang sudah berada di bandara oleh hakim federal.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya