Liputan6.com, Lisbon - Raja Carlos I dari Portugal dan putra tertuanya, Luis Filipe, tewas ditembak oleh kaum revolusioner saat menaiki kereta terbuka di Lisbon pada 1 Februari 1908.
Carlos I lahir pada 28 September 1863. Ia naik takhta pada 1889 setelah ayahnya Raja Louis I, meninggal dunia.
Baca Juga
Walaupun Carlos I memiliki bakat kepemerintahan yang cukup besar, namun kerajaan yang dimpimpinnya dilanda stagnansi politik dan masalah keuangan, khususnya terkait dengan menurunnya hadil dari koloni di Afrika.
Advertisement
Pada 1906, resesi ekonomi yang terjadi dalam kerajaan tersebut menimbulkan pemberontakan. Atas hal tersebut, Carlos menugaskan Kepala Partai Regeneratif yang konservatif, Joao Franco, untuk mendirikan sebuah pemerintahan diktator.
Carlos bersikeras bahwa kediktatoran Franco diperlukan untuk mengakhiri korupsi dan inefisiensi yang melanda parlemen negara tersebut. Namun, sebagian besar warga melihatnya sebagai pengkhianatan dan menyebut istana sebagai sumber utama korupsi.
Dilansir History, kritik luas yang diterima rezim Franco pun menyebabkan pemberontakan pecah pada 1908. Kondisi di Portugal menjadi tak kondusif.
Pembunuhan Raja Carlos I terjadi pada tahun yang sama saat pemberontakan pecah. Peristiwa itu terjadi ketika ia dan keluarganya yang menaiki kereta terbuka, melewati sebuah alun-alun di Lisbon.
Kala itu dua aktivis republik bernama Alfredo Costa dan Manuel Buica, menembak Carlos I dari kerumunan. Raja Portugal itu tewas di tempat.
Anak pertamanya sekaligus sang pewaris takhta, Luis Filipe, terluka parah dan meninggal tak lama setelah kejadian. Sementara itu Pangeran Manuel terkena tembakan di bagian lengan.
Costa dan Buica ditembak di tempat tersebut oleh polisi dan pengawal. Seorang warga tak bersalah pun turut tewas akibat kekalutan yang terjadi saat itu.
Pangeran Manuel yang merupakan putra kedua Carlos I, menggantikan posisi ayahnya sebagai raja. Namun pada Oktober 1910, revolusi republik memaksa Raja Manuel untuk turun takhta. Ia pun melarikan diri ke Inggris bersama dengan keluarga kerajaan yang tersisa.
Pada tahun yang sama seorang penulis terkenal bernama Teofilo Braga, terpilih menjadi presiden pertama republik demokratis Portugal.
Selain pembunuhan Raja Carlos I, di tanggal yang sama pada 1964, 'I Want to Hold Your Hand' milik The Beatles menjadi lagu nomor satu di Amerika Serikat.
Pada 1 Febuari 2003, pesawat ulang alik Columbia meledak di udara, hanya 16 menit sebelum mendarat di Florida. Tujuh astronot awak pesawat asal Amerika Serikat itu dipastikan tewas.
Pejabat Badan Antariksa Nasional Amerika (NASA) menyebut, kecelakaan tersebut terjadi saat pesawat buatan tahun 1981 itu berada pada ketinggian 60 ribu kaki dari bumi dengan kecepatan 20 ribu kilometer/jam. Sebelum meledak, pesawat ini baru saja menuntaskan misinya yang ke-28, setelah lepas landas pada 16 Januari 2003.