Liputan6.com, Tel Aviv - Buntut dari kicauan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di media sosial Twitter, Presiden Israel, Reuven Rivlin terpaksa meminta maaf kepada Meksiko.
"Saya minta maaf atas setiap luka yang dipicu kesalahpahaman ini, tapi kita harus ingat bahwa kita bicara soal kesalahpahaman, dan saya yakin kita bisa melupakan masalah ini," ujar Presiden Rivlin seperti dilansir The Guardian, Rabu, (1/2/2017).
Baca Juga
Pada Sabtu malam lalu, melalui Twitter, Netanyahu mengungkapkan dukungannya terhadap kebijakan Donald Trump untuk membangun tembok sepanjang 3.200 kilometer di sepanjang perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. Terang-terangan, PM Israel itu memuji keputusan Trump.
Advertisement
"Presiden Trump benar. Saya membangun sebuah tembok di sepanjang perbatasan selatan Israel. Itu menghentikan imigrasi ilegal. Sukses besar. Ide bagus," kicau PM Israel itu melalui akun @netanyahu.
PM Netanyahu sebelumnya telah menolak meminta maaf. Menurutnya, cuitannya di Twitter tersebut tidak bermaksud untuk ikut campur dalam hubungan bilateral AS-Meksiko.
Pada Senin waktu setempat, Netanyahu mengatakan, kicauannya di Twitter itu hanya ingin menunjukkan kesuksesan Israel dalam menghentikan masuknya imigran Afrika dengan membangun penghalang di perbatasan Israel-Mesir.
"Saya menunjukkan keberhasilan luar biasa dari pagar keamanan Israel. Saya tidak berkomentar soal hubungan Meksiko-AS. Kami telah dan akan melanjutkan hubungan baik dengan Meksiko," kata Netanyahu dalam konferensi keamanan siber di Tel Aviv.
Dalam kesempatan yang sama ia juga menegaskan bahwa hubungan Israel-Meksiko lebih kuat dibanding perselisihan atau kesalahpahaman. Netanyahu meyakini bahwa hubungan baik kedua negara masih akan terus berlanjut.
Permintaan maaf oleh Israel yang diwakili Presiden Rivlin ini merupakan jawaban atas tuntutan Menteri Luar Negeri Meksiko, Luis Videgaray.
"Menurut saya sebuah permintaan maaf akan menjadi langkah tepat dalam kasus ini," kata Menlu Videgaray menanggapi cuitan Netanyahu seraya mengingatkan bahwa kedua negara merupakan teman dekat.
Sementara itu, sejumlah pihak tak ketinggalan mengkritik Netanyahu. Ia dinilai telah mendorong Israel masuk dalam perseteruan Meksiko-AS.
Rencana pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko diklaim Trump untuk mencegah masuknya imigran ilegal. Tak hanya itu, ia juga mengancam akan menaikkan pajak impor barang-barang Meksiko demi menyeimbangkan perdagangan.
Kebijakannya terhadap negara tetangga di selatan AS itu telah membawa hubungan bilateral dua negara, jatuh ke titik terendah selama beberapa dekade.