Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Menguak Sisi Lain Kaum Muda Timur Tengah

Beberapa akun Instagram dari kaum muda kaya Timur Tengah mengumbar kemewahan dan kesenangan. Ada pula yang terkait seks bebas dan narkoba.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 25 Feb 2017, 20:24 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2017, 20:24 WIB
Kaum muda Timur Tengah (0)
Tekanan dan harapan masyarakat dalam dunia Arab memang besar. Tanggapan kaum muda biasanya memang melawan. (Sumber The Debrief)

Liputan6.com, London - Kedatangan Raja Arab Saudi mengundang decak kagum melihat fasilitas mewah yang menyertainya. Tidak heran, karena keluarga kerajaan memang termasuk segelintir orang yang memiliki kekayaan luar biasa dari minyak bumi.

Tapi bukan hanya keluarga Kerajaan. Beberapa akun Instagram dari kaum muda kaya Timur Tengah juga mengumbar kemewahan dan kesenangan. Akun Instagram demikian terbilang kontroversial karena amat berbeda dengan apa yang dikira dunia tentang Timur Tengah.

Selama ini, pandangan sempit dunia mengira kaum wanita di sana selalu berbaju tertutup dari ujung kepala hingga kaki, alkohol adalah hal ilegal, seks hanya berlangsung dalam pernikahan, dan kaum prianya adalah pelaku bom bunuh diri.

Tapi, dikutip dari The Debrief pada Sabtu (25/2/2017), seorang wanita kelahiran Mesir mengungkapkan sisi yang berbeda. Walaupun dilahirkan di Mesir, pada usia 13 tahun ia pindah ke London, Inggris, dan mendapat banyak teman di kalangan Arab London yang kebanyakan kaya raya.

Ia menjadi saksi ketika kaum muda usia 20-an mendapat uang melimpah dari orangtuanya, tapi dilarang untuk menggunakan uang itu.

Tekanan dan harapan masyarakat dalam dunia Arab memang besar. Tanggapan kaum muda biasanya memang melawan. (Sumber The Debrief)

Pria dengan nama samaran Abdullah (29), warga Iran yang sering tinggal di London turut buka suara terkait hal itu.

"Di London, orang bisa pergi kumpul di kelab, berjudi, dan melakukan apapun. Tapi di negara seperti Iran, pilihannya terbatas," kata Abdullah.

Terkait nama samaran, ia mengatakan: "Jika saya dikutip, mereka tidak mengizinkan saya pulang ke negeri saya, itulah masalahnya."

"Begitu pesta-pesta dan minum-minum itu dibawa ke ranah publik dan berlawanan dengan 'moralitas' di sana (Arab), mereka (pemerintah) bereaksi."

Demikian juga dengan seorang wanita Saudi Arabia yang dibesarkan dan tinggal di London. Ia bahkan lupa waktu, sampai-sampai harus ditarik dari lantai kelab menjelang subuh karena sedang sibuk menenggak tequila.

Tapi, di rumah (Arab), ia bahkan tidak memiliki kunci sendiri. Semuanya diatur orang orangtua yang memantau seluruh pergerakannya.

Tekanan dan harapan masyarakat dalam dunia Arab memang besar. Tanggapan kaum muda biasanya memang melawan, terutama di antara muda-mudi Arab kaya yang tidak terus menerus tinggal di London.

Sammy, seorang pengedar narkoba di Knightsbridge, London, mengaku seorang pembeli Timur Tengah telah memborong amat banyak lalu kembali 3 hari kemudian karena 'belanjaannya' sudah habis. Itu artinya mereka 'berpesta' besar-besaran.

Menyuap Petugas dan Koneksi Orangtua

Lalu bagaimana kalau tidak bisa ke luar negeri? Sepertinya tidak ada masalah kalau memiliki banyak uang dan tahu tempat-tempatnya.

Kata Abdullah, "Suatu malam di Tehran jauh lebih baik daripada kelab manapun di Prancis Selatan."

"Orang-orang berpesta di landasan helikopter mereka, di pinggiran kota, dan main ski."

Seandainya tertangkap, "Semudah menyuap polisi atau menghubungi koneksi-koneksi orangtuanya." Asalkan segala hal itu tidak diunggah ke dunia maya.

Tekanan dan harapan masyarakat dalam dunia Arab memang besar. Tanggapan kaum muda biasanya memang melawan. (Sumber The Debrief)

Seks ikut dilibatkan oleh mereka yang berkunjung ke London dari negara-negara konservatif Timur Tengah.

Seorang pemuda dari Mesir yang berkunjung ke London bercerita, "Saya kehilangan jaket mahal waktu sedang nongkrong di kelab. Marah dan tidak tahu harus berbuat apa, saya pulang dan memesan 3 pekerja seks komersial dan 2 orang teman supaya merasa lebih lega."

Memang terdengar nyeleneh, tapi cukup masuk akal. Di Iran dan Mesir, keperawanan seorang wanita masih sangat dijaga, sehingga seks oral menjadi populer dan dilakukan di berbagai tempat semisal kursi belakang mobil, tangga-tangga apartemen, atau tempat-tempat manapun.

Beberapa wanita meminta hanya anal seks, sehingga mereka tetap lolos uji keperawanan pada malam pernikahan. Biasanya sang suami baru akan berkeliling sambil melambaikan seprei bernoda darah sebagai bukti ia telah mengambil keperawanan istrinya.

Tekanan dan harapan masyarakat dalam dunia Arab memang besar. Tanggapan kaum muda biasanya memang melawan. (Sumber The Debrief)

Kata seorang pemuda Mesir bernama Shafik (28), "Kami sangat bosan dan muak, sehingga inilah satu-satunya jalan yang tersedia bagi kamu untuk bersenang-senang."

Tentu saja kaum muda di berbagai belahan dunia lain mungkin lebih banyak minum-minum, lebih banyak menggunakan narkoba dan melakukan lebih banyak seks daripada kaum muda di Timur Tengah.

Tapi, ketika orang melakukan sesuatu karena merasa mendapatkan kesempatan terakhir, hadirlah rasa penasaran yang sedemikian besarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya