Liputan6.com, Den Haag - Kala itu, pagi hari di kawasan Bezuidenhout, Den Haag, 3 Maret 1945. Eropa tak terkecuali Belanda tengah mengalami peperangan.
Dari Brussel, pesawat bomber North American B-25 Mitchell dan Douglas Boston dari Second Tactical Air Force milik Inggris berangkat menuju medan laga. Para kru dalam burung besi itu diberi tugas untuk mengebom Distrik Haagse Boss, di mana Jerman telah memasang fasilitas roket untuk menghancurkan Inggris.
Baca Juga
Namun, para pilot diberikan koordinat yang salah. Cuaca berkabut dan berawan membuat tim tersebut semakin kehilangan arah.
Advertisement
Horor pun tak terelak. Bom seberat 67 ton justru dijatuhkan ke kawasan perumahan Bezuidenhout yang padat penduduk.
Kurangnya unit pemadam kebakaran membuat api merambat dengan cepat. Insiden itu menewaskan 511 orang.
Mengetahui bahwa pilot tentara Inggris salah sasaran, mereka menerbangkan pamflet ke kawasan itu berisi permintaan maaf. Demikian seperti dikutip dari The Hague Online.
Sementara itu, koran Belanda Trouw menggambarkan, "horor perang makin bertambah mengerikan. Kebakaran akibat bom salah sasaran di Den Haag merupakan mimpi buruk."
"Kami mendengar dentuman suara bom dan lengkingan suara orang ketakutan dan kesakitan serta kepanikan manusia," lanjut laporan itu.
Selain menewaskan 511 orang, lebih dari 340 orang terluka. Sementara 20.000 orang lainnya menjadi tunawisma. Ribuan rumah dan tempat ibadah dilaporkan hancur.
Pasca-insiden tersebut, tiap tahunnya warga Belanda memperingati tragedi itu. Di lokasi insiden pun dibangun Monument of the human mistake.
Insiden itu mencoreng nama baik Royal Air Force atau Angkatan Udara Inggris.
Selain tragedi ini, tanggal 3 Maret diwarnai peristiwa bersejarah lain bagi dunia. Pada 1857, Prancis dan Britania Raya menyatakan perang terhadap China.
Sementara pada 1924, Kekhalifahan Turki runtuh setelah 1.400 tahun, oleh kekuatan yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk. Dan pada 1931, Amerika Serikat secara resmi mengadopsi "The Star-Spangled Banner" sebagai lagu kebangsaan.
Di India, tanggal tersebut menandai kali pertamanya Mahatma Gandhi berpuasa sebagai bentuk protes terhadap pemerintahan otokratik di India.