Liputan6.com, Seoul - Setelah resmi dimakzulkan, pemimpin Korea Selatan Park Geun-hye meninggalkan istana kepresidenan. Ia hengkang dari 'Istana Biru' dua hari setelah juri menyetujui permintaan pemecatan parlemen atas dirinya.
Dikutip dari BBC, Minggu (12/3/2017), Park belum mengeluarkan sepatah kata pun semenjak ia digulingkan. Setelah meninggalkan istana kepresidenan, ia menuju kediamannya di Selatan Seoul.
Baca Juga
Park adalah Presiden ke-11 Korea Selatan dan wanita pertama yang berhasil memegang jabatan tersebut.
Advertisement
Kasus penyalahgunaan kekuasaan yang berujung korupsi dan kolusi jadi pangkal permasalahannya.
Geun-hye bukan nama baru di perpolitikan Negeri Gingseng. Di usia sangat muda dia sudah "terpaksa" terjun ke dalam dunia tersebut.
Lahir pada 2 Febuari 1952, Geun-hye merupakan putra pasangan Park Chung-hee dan Yuk Young-soo. Park adalah presiden ke-3 Korsel.
Karena itulah darah biru perpolitikan Korsel otomatis mengalir dalam tubuhnya.
Di usia 22 tahun, Geun-hye berhadapan dengan kejadian yang mengguncang hidupnya. Sang ibu, Young-soo, dibunuh pria bersenjata dari Korut.
Sebagai anak tertua, peran dan tugas ibu negara Korsel harus dijalankannya. Tak lama setelah itu, giliran ayahnya yang dihabisi nyawanya.
Dia pun memilih hilang sementara dari dunia politik. Fokus dalam studi, akhirnya Geun-hye berhasil meraih gelar sarjana teknik dari Universitas Sogang di Seoul.
Usai itu, Geun-hye kembali ke politik. Kariernya bisa dibilang moncer. Pada 1998 prestasi ia cetak. Perempuan yang memilih tidak menikah ini pada 1998 berhasil jadi wanita pertama di Majelis Nasional Korsel.
Park kini kehilangan kekebalan sebagai presiden dan akan menghadapi dakwaan kriminal terkait dengan keterlibatannya terhadap skandal korupsi yang melibatkan teman dekatnya, Choi Soon-sil.
Lawan politik Park meminta ia ditahan. Sementara pengunjuk rasa baik pro maupun kontra dengan Park telah berdemonstrasi semenjak Sabtu.
Park meninggalkan 'Istana Biru' pada pukul 19.00 waktu setempat Minggu 12 Maret 2017 setelah berpamitan kepada para stafnya.
Ribuan pendukungnya telah menunggu Park di kediaman pribadinya di distrik Samseong.
Hwang Kyo-an, sosok loyalis Park kini berperan sebagai acting Presiden.
Korsel akan menggelar pemilu untuk mencari pengganti Geun-hye. Rencananya, pesta demokrasi tersebut dilaksanakan selambatnya tanggal 9 Mei mendatang.