Wabah Meningitis Serang Nigeria, 300 Orang Tewas

Wabah meningitis melanda Nigeria. Dilaporkan 300 orang tewas akibat penyakit tersebut.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 10 Apr 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2017, 11:00 WIB
Ilustrasi otak
Ilustrasi otak (University of California San Francisco)

Liputan6.com, Lagos - Wabah meningitis melanda Nigeria dan dilaporkan 300 orang meninggal, ujar Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria.

Wabah meningitis cerebrospinal yang menyerang otak itu dilaporkan terjadi di 15 wilayah. Jenis varian baru penyakit itu juga muncul di Nigeria, yakni varian 'stereotype C' atau tipe C

Melonjaknya angka kematian disebabkan oleh keterbatasan vaksin untuk meningitis tipe C yang tersedia di Nigeria.

"Sebetulnya vaksin meningitis tersedia, tapi untuk tipe C, vaksin itu tidak tersedia secara komersil, dan kami belum meminta kepada WHO," kata Kepala Pusat Pengendalian Penyakit, Nigeria, Chikwe Ihekweazu, seperti yang dikutip dari CNN, Senin (10/4/2017)

Namun keterangan berbeda diujarkan oleh Menteri Kesehatan Nigeria Isaac Adewole. Menteri Kesehatan itu mengatakan bahwa sebanyak 1,3 juta vaksin untuk meningitis tipe C telah tersedia.

"Kita sudah memiliki 500.000 dosis vaksin meningitis dari WHO dan akan digunakan di Provinsi Zamfara dan Katsina. Tambahan 800.000 ampul datang dari pemerintah Inggris," ujar Adewole.

Terhitung ada 2.000 kasus meningitis di Nigeria. Dan, hanya 109 diantaranya yang mendapat perawatan sejak Februari 2017. Tim respons kesehatan telah dikirim kementerian ke 5 provinsi di barat laut Nigeria.

Nigeria merupakan salah satu dari 26 negara dengan tingkat wabah meningitis yang tinggi di Afrika. Wabah akan mulai melanda pada musim kering kemarau hingga musim penghujan.

"Meningitis merupakan penyakit yang sulit diobati, terutama pada periode musim kering hingga penghujan, dan diperparah dengan kepadatan penduduk, kesadaran kesehatan yang rendah, dan sistem ventilasi yang buruk," tambah Ihekweazu.

Menurut WHO, 5 hingga 10% pasien dapat meninggal dalam kurun waktu 24 hingga 48 jam masa pengobatan. Ini membuktikan tingkat kesulitan pengobatan yang cukup tinggi.

Gejala penyakit ini meliputi leher kaku, demam tinggi, sangat peka terhadap cahaya, kebingungan, sakit kepala, dan muntah-muntah.

Pemerintah lokal dan organisasi internasional masih berupaya untuk terus menekan fenomena wabah penyakit meningitis.

"Kami percaya usaha kami mampu menekan laju mewabahnya penyakit ini di kemudian hari," tutup Ihekweazu.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya