Paus: Perang AS-Korut Bisa Musnahkan Sebagian Besar Umat Manusia

Paus Fransiskus menyerukan agar upaya diplomasi diperbarui dengan menggunakan perantara pihak ketiga dan PBB.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Apr 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2017, 15:30 WIB
Paus Fransiskus
Paus Fransiskus (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Liputan6.com, Vatikan City - Krisis yang terjadi di Semenanjung Korea turut menyita perhatian Paus Fransiskus. Pemimpin tertinggi umat Katolik tersebut mengungkapkan kekhawatiran, bahwa meningkatnya ketegangan Amerika Serikat dan Korea Utara dapat memicu konflik militer yang mampu memusnahkan "sebagian besar umat manusia."

Paus Fransiskus pun menyerukan agar diperbaruinya upaya diplomasi dengan menggunakan perantara pihak ketiga dan PBB untuk mengambil peran utama dalam ketegangan yang semakin meningkat.

Pernyataan tersebut disampaikan Paus sekembalinya ia dari lawatan ke Mesir. Pria yang fasih berbicara dalam Bahasa Spanyol, Italia, dan Jerman itu ditanya oleh wartawan seputar apa yang akan disampaikannya kepada para pemimpin dunia di tengah kondisi kritis saat ini.

Ia mengatakan, "Situasinya sudah terlalu memanas. Saya selalu mengajukan sebuah solusi melalui jalur diplomatik."

Paus Fransiskus yang beberapa tahun terakhir kerap menyinggung sedikit demi sedikit tentang 'Perang Dunia III' mengatakan, konflik yang meningkat akan berdampak sangat menghancurkan.

"Sedikit demi sedikit tapi potongannya semakin besar dan terkonsentrasi di tempat yang sudah panas. Hari ini sebuah perang yang lebih luas akan menghancurkan, saya tidak ingin menyebut setengah dari manusia, namun sebagian besar manusia dan budaya (akan musnah). Itu akan sangat dahsyat. Saya rasa umat manusia saat ini tidak dapat menanggungnya," ujar Paus Fransiskus seperti dilansir CNN, Minggu, (30/4/2017).

Menurutnya, diplomasi merupakan respons terbaik yang harus dilakukan saat ini.

"Saya rasa PBB memiliki tugas untuk melanjutkan kepemimpinannya...," imbuhnya.

Lebih lanjut, Paus Fransiskus menyarankan agar pihak ketiga memfasilitasi pembicaraan antara Washington dengan Pyongyang. Ia mencontohkan Norwegia, sementara saat ini AS memilih Swedia untuk mewakili kepentingan diplomatiknya di Korut.

Perjalanan Paus Fransiskus ke Mesir sendiri bertujuan untuk menjalin persaudaraan antar umat Islam-Kristen, serta menunjukkan solidaritas terhadap penganut Kristen Koptik yang merupakan minoritas di Negeri Piramida.

Teranyar, Korut dikabarkan kembali melakukan uji coba misil balistik pada Sabtu 29 April 2017 pagi. Misil diluncurkan dari bagian utara Pyongyang, tepatnya di Pukchang.

Namun uji coba dilaporkan gagal. Dan itu tercatat sebagai kegagalan keempat sejak Maret 2017.

"Kemungkinan daya jangkau misil tersebut medium atau biasa kami sebut KN-17 dan kami melihat tak lama setelah diluncurkan misil tersebut kehilangan daya," sebut seorang pejabat militer AS seperti dikutip dari Asian Correspondent pada Sabtu 29 April 2017.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya