Liputan6.com, Washington, D. C. - UU layanan kesehatan, The Patient Protection and Affordable Care Act atau Obamacare sudah tak berlaku. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bahkan mendeklarasikan kebijakan Barack Obama itu sudah mati.Â
"Obamacare pada dasarnya telah mati," kata Donald Trump, seperti dikutip BBC, Jumat (5/5/2017). Â
Sebelumnya Kongres AS menyetujui aturan jaminan kesehatan yang diusulkan Partai Republik.
Advertisement
Hasil pemungutan suara di parlemen menunjukkan skor tipis, yakni 217 untuk Republik dan 213 untuk Demokrat -- dari total 250 kursi.
Sedangkan 20 sisanya merupakan anggota Grand Old Party (GOP) -- nama resmi Partai Republik -- yang abstain.
Kemenangan bagi kubu Republik menandai kejayaan pertama Trump di ranah legislasi demi 'menggulung' sisa produk legislatif pemerintahan Barrack Obama.
Hal tersebut juga merupakan salah satu janji kampanye sang presiden ke-45 AS yang hampir berhasil ditepati sejak ia duduk di Gedung Putih.
Trump merayakan kemenangan besar legislatif pertamanya di Rose Garden, Gedung Putih -- dikelilingi para anggota Partai Republik.
"Mereka melakukannya untuk kepentingan negara, bukan untuk kelompok," kata Trump. Ia menyebut Obamacare sebagai 'malapetaka'.
Pasca pemungutan suara di DPR, nasib Obamacare kini bergantung pada hasil pemungutuan suara di Senat.
Â
Â
Diprediksi anggota Senat dari Partai Republik akan kembali memenangi pemungutan suara.
Sebab, seluruh anggota bertekad untuk mendepak produk legislatif Obama dari pemerintahan Trump.Â
Diprotes
Pasca hasilnya pemungutan suara diumumkan, sejumlah demonstran berkumpul di depan gedung parlemen ASÂ Capitol HillÂ
Massa berteriak, "Kau seharusnya malu," sebagai bentuk protes kepada Kongres AS.
Partai Demokrat, yang mengusung Obama, sangat menyayangkan kekalahan itu.
Karena kini, sekitar 20 hingga 24 juta penduduk Negeri Paman Sam akan hidup tanpa jaminan kesehatan.
"Banyak warga Amerika akan mati karena mereka tak memiliki jaminan kesehatan," kata Senator Bernie Sanders.
Hillary Clinton juga mengungkapkan kekecewaannya. "Sebuah kegagalan kebijakan dan moralitas yang sangat mengecewakan dari Partai Republik hari ini. Segera lawan, demi jutaan keluarga yang akan mengalami kerugian akibat tindakan itu," ujar istri Bill Clinton itu lewat akun Twitter-nya.
Komunitas yang merepresentasikan institusi rumah sakit dan doktor juga mengungkapkan kekhawatiran serupa. Mereka menilai bahwa tindakan yang dilakukan GOP tidak melalui pertimbangan yang matang.
Sejak Obamacare diterapkan pada 2010, jutaan warga Amerika Serikat yang sebelumnya tidak memiliki jaminan kesehatan mampu mendapatkan asuransi di bidang medis tersebut.
Namun, sebagian besar Partai Republik memproyeksikan produk legislatif itu akan segera ditinggalkan oleh warga Negeri Paman Sam menyusul naiknya Obamacare premiums (harga yang harus ditebus oleh warga yang ingin memperoleh jaminan kesehatan).
Ditambah lagi, fitur-fitur yang ditawarkan Obamacare dianggap banyak mengalami keterbatasan.
Menurut BBC, Jumat (5/5/2017), Donald Trump dan Partai Republik akan memodifikasi sejumlah fitur jaminan kesehatan nasional AS.
Skema baru akan mewajibkan warga dari strata ekonomi menengah ke atas untuk memiliki jaminan kesehatan nasional. Kedua, memasukkan perusahaan dengan karyawan yang berjumlah lebih dari 50 untuk memiliki asuransi kesehatan nasional.
Ketiga, anak di bawah 26 tahun terdaftar dalam keanggotaan orang tuanya. Keempat, biaya tagihan lima kali lipat untuk beberapa konsumen khusus.
Kelima, negara bagian mampu menolak fitur kesehatan akibat situasi darurat atau kanker.
Dan terakhir, pasien dengan kondisi pra-diagnosis dapat mendapatkan layanan fitur jaminan kesehatan.