Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Arrmanatha Nasir mengatakan Presiden Joko Widodo telah menerima undangan dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulazis untuk menghadiri Arab Islamic American Summit di Riyadh pada 21 Mei 2017.
Pria yang kerap disapa Tata ini menyatakan, Indonesia menganggap penting pertemuan tersebut. Sebab, ini adalah pertemuan pertama yang dihadiri pemerintahan baru AS yang dipimpin Presiden Donald Trump.
"Ini untuk membahas isu yang jadi perhatian kita semua upaya seperti memerangi radikalisme dan terorisme," sebut Tata dalam press briefing Kemlu, Kamis (18/5/2017).
Terkait apakah Presiden Jokowi akan hadir, saat ini pemerintah tengah mencari. Diharapkan, Jokowi bisa datang ke pertemuan tersebut.
Baca Juga
"Kita atur kehadiran Pak Presiden Jokowi, ini merupakan penting tersebut tapi pada 22 Mei pagi pukul 10.00 ada kunjungan kenegaraan dari Raja Swedia yang sudah dijadwalkan sejak lama," papar Tata.
"Kita atur penjadwalan agar memungkinkan kehadiran Presiden dan agar bisa sudah berada lagi pada hari kedatangan Raja Swedia. Konfirmasi apakah Pak Presiden hadir kita sampaikan setelah terima nanti dari kantor staf kepresidenan," jelasnya.
Tata menekankan, walau masih menunggu kepastian, Indonesia tidak absen pada pertemuan itu. Pasti akan ada pejabat tinggi yang hadir.
Indonesia, kata Tata, telah menyusun apa saja yang akan disampaikan dalam pertemuan. Termasuk bagaimana pengalaman Indonesia menjalankan demokrasi.
"Kita sebagai negara yang memiliki penduduk Islam terbesar ada 207 juta umat Muslim atau 13 persen dari jumlah penduduk Muslim dunia, suara itu tentunya pengalaman kita bagaimana Islam, demokrasi modernisasi bisa bekerja di Indonesia," jelasnya.
"Kerukunan, toleransi, harmonisasi (kita sampaikan bagaimana) berjalan di Indonesia, kita akan sampaikan juga langkah Indonesia melawan terorisme," kata dia.
Advertisement