Tak Harus Jadi Astronot, Ini Cara Paling Gampang Jelajahi Mars

Melalui sebuah sistem, Anda dapat menjelajahi permukaan Mars tanpa harus meninggalkan Bumi dan tentunya minim risiko.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Jul 2017, 10:09 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2017, 10:09 WIB
Visualisasi permukaan Mars
Visualisasi permukaan Mars (OpenSpace)

Liputan6.com, Washington DC - Apakah Anda pernah bermimpi dapat pergi Mars tanpa harus mengambil risiko dan melewati serangkaian persiapan yang rumit?

Saat ini Anda dapat menjelajahi permukaan Mars tanpa harus meninggalkan Bumi. Pasalnya, perangkat lunak OpenSpace memungkinkan kita mengeksplorasi Mars secara visual melalui gambar yang diperoleh pesawat tanpa awak milik NASA.

Melalui gambar yang diperoleh dari Mars Reconnaissance Orbiter (MRO), OpenSpace membuat semacam Google Earth untuk Mars. Pembuat perangkat lunak itu juga bertujuan untuk memetakan seluruh alam semesta yang telah diketahui dengan visualisasi dinamis dan interaktif yang dibuat dari data ilmiah asli.

Dengan menggunakan gambar dari Context Camera (CTX) pada MRO dan rover Spirit dan Opportunity, para peneliti telah memetakan 90 persen planet Mars.

Dengan menggabungkan gambar beresolusi tinggi dari kamera High-Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) yang berada di MRO, OpenSpace memungkinkan peneliti untuk mengambil gambar permukaan Mars yang 24 kali lebih tajam dari sebelumnya.

Dikutip dari Space.com, Kamis (20/7/2017), NASA dan SpaceX menggunakan HiRISE untuk melihat tempat potensial untuk pendaratan misi robotik seperti rover Mars 2020 dan Red Dragon. Ketika HiRISE tak digunakan untuk mencari tempat pendaratan, para ilmuwan menggunakannya untuk mempelajari aspek lain dari permukaan Mars.

Sejak MRO tiba di Mars sejak 11 tahun lalu, HiRISE telah mengambil lebih dari 4.500 gambar stereo di permukaan Mars. United States Geological Survey (USGS) sejauh ini baru memproses sekitar 380 gambar tersebut untuk menggabungkannya dengan peta permukaan Mars.

Dari sana lah OpenSpace masuk. Dalam kemitraannya dengan American Museum of Natural History di New York City dan Linköping University di Swedia, peneliti dan siswa magang berupa mengubah banyak data menjadi visualisasi yang menakjubkan.

"Kami telah menemukan teknik di mana kita bisa melakukannya sendiri dengan peralatan besar bernama NASA Ames Stereo Pipeline," ujar direktur program astrovisualisasi di museum dan pemimpin kreatif OpenSpace, Carter Emmart.

Sejak mereka bekerja pada 2002, Emmart dan para siswa magangnya telah membuat sistem visual unik yang disebut sebagai alam semesta digital.

Setelah Mars, para peneliti telah berencana untuk membangun visualisasi untuk Bulan, Pluto, Merkurius, dan bulan Saturnus Titan dan Enceladus, di mana ambisi terbesarnya adalah memetakan alam semesta.

OpenSpace juga memvisualisasikan peristiwa alam lain, seperti solar flares atau jilatan Matahari dan lontaran massa korona yang dapat berdampak terhadap satelit Bumi dan pesawat antariksa.

Visualisasi OpenSpace akan tersedia di situs berbagi video dalam format 360. Saat ini, Anda dapat melihat demonstrasi visualisasi Mars oleh OpenSpace di situs tersebut.

 

Simak video menarik berikut ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya