Jubir Militer Filipina Akui Ada Teroris Asal Indonesia di Marawi

Juru Bicara AFP, Rostituto Padilla, mengakui ada teroris Indonesia di Marawi. Ia juga mengungkap upaya untuk mencegah aksi teror di kawasan.

oleh Citra Dewi diperbarui 04 Agu 2017, 14:59 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2017, 14:59 WIB
Kota Marawi
Asap hitam membumbung tinggi ke udara usai militer pemerintah Filipina melancarkan serangan udara ke sebuah lokasi yang telah dikuasai oleh militan Maute di kota Marawi, Filipina Selatan, (27/5). (AP Photo / Bullit Marquez)

Liputan6.com, Manila - Juru Bicara Angkatan Bersenjata Militer Filipina (AFP), Rostituto Padilla, mengakui bahwa ada militan di Marawi yang berasal dari Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan dalam forum "Bangon Marawi" yang diadakan di International Media Center, Conrad Manila Hotel, Filipina.

"Kami mengakui bahwa juga ada teroris asing di sini baru-baru ini, banyak di antara mereka adalah warga Indonesia, Malaysia, dan beberapa dari wilayah Timur Tengah," ujar Padilla, Jumat (4/8/2017).

"Kenapa kami katakan itu, karena kami sudah bekerja sama dengan pemerintah Anda. Militer kami juga secara aktif bertukar informasi dan memfasilitasi informasi yang ada," imbuh dia.

Untuk melawan terorisme di Filipina dan juga kawasan, Padilla mengatakan bahwa pihaknya telah mengadakan patroli bersama dengan Indonesia dan Malaysia di wilayah perbatasan bersama. Bersama Indonesia, pihaknya telah berpatroli bersama dengan Angkatan Laut RI yang dilakukan di sekitar wilayah perairan Manado.

Tak hanya dengan Indonesia dan Malaysia, Filipina juga melakukan program bersama di bidang militer dengan beberapa negara ASEAN.

"Ini adalah upaya kuat yang tak hanya dilakukan bersama Indonesia dan Malaysia, tapi juga negara ASEAN lain, karena apa yang terjadi di Marawi akan berimbas juga ke negara anggota lainnya," ujar Padilla.

"Karena apa yang terjadi di salah satu negara ASEAN, juga berimbas ke negara anggota lainnya," imbuh dia.

Dalam forum yang merupakan rangkaian kegiatan ASEAN Ministerial Meeting ke-50 tersebut, juga turut dijelaskan tentang pemulihan Marawi. Hal tersebut dilakukan setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan untuk membentuk Satuan Tugas Bangon Marawi pada 28 Juni 2017.

Di bawah Administrative Order No 3, satgas tersebut dibentuk untuk memulihkan, membangun kembali, serta merehabilitasi Marawi dan daerah terdampak lain.

Satgas tersebut dikepalai oleh Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana. Total, terdapat 23 institusi pemerintahan yang tergabung dalam Satgas Bangon Marawi.

 

Simak video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya