Liputan6.com, Pyongyang - Sama seperti banyak hal di Korea Utara yang tertutup dari dunia luar, keluarga Kim Jong-un juga berselimut kabut misteri.
Pada Februari 2017, mata-mata Korea Selatan mengatakan bahwa istri Kim Jong-un, Ri Sol-ju, telah melahirkan anak ketiga. Spekulasi kehamilan perempuan kelahiran 28 September 1989 itu beredar sejak ia hilang dari muka umum pada 2016.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, dua anaknya diyakini lahir pada 2010 dan 2013. Namun, hingga kini belum diketahui apakah Kim Jong-un memiliki anak laki-laki untuk mewarisi takhtanya sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara.
Sebelumnya, diketahui bahwa anak kedua Kim Jong-un adalah perempuan. Bintang basket Amerika Serikat, Dennis Rodman, tak sengaja mengungkap identitas anak itu dalam sebuah wawancara dengan The Guardian pada 2013.
"Teman dekat" Kim Jong-un itu mengatakan, dalam kunjungannya ke Korut ia menghabiskan waktunya dengan bersantai di laut dengan Kim. Rodman juga menyebut bahwa Kim adalah ayah yang baik dan memiliki keluarga yang bahagia.
Media Korea Utara, KCNA, tak mengumumkan banyak hal tentang kehidupan pribadi keluarga Dinasti Kim.
Jalur takhta Kim Jong-un agak berbeda dengan sang ayah, Kim Jong-il, yang sebelumnya sudah aktif di partai mendampingi Kim Il-sung.
Kim Jong-il bergabung dengan Partai Buruh pada 1964, ranking-nya di partai terus melaju cepat. Pada 1973, ia ditunjuk menjadi sekretaris organisasi dan propaganda. Setahun kemudian, ayahnya menunjuknya sebagai putra mahkota.
Kim Jong-un baru muncul ke muka umum pada September 2010, sesaat sebelum ayahnya, Kim Jong-il, meninggal pada 2011.
Tidak diketahui dengan pasti kapan Kim Jong-un lahir. Tapi diperkirakan, ia lahir pada 1983 atau 1984.
Soal "ibu negara", Kim Jong-un memilih pendekatan kakeknya yang juga pendiri Korea Utara (DPRK). Kim Il-sung sering terlihat dengan istrinya di muka umum. Sejumlah foto juga memperlihatkan momen kedekatan bersama keluarganya.
Sementara, Kim Jong-il jauh lebih tertutup. Diyakini, ia memiliki setidaknya empat istri yang berbeda, yakni Song Hae-rim, Kim Young-sook, Ko Young-hui, dan Kim Ok. Namun, sebagian besar hubungannya tertutup dari publik.
Garis Pewaris Takhta Korea Utara
Kim Jong-un adalah anak terakhir Kim Jong-il. Ia tak dikenal sebagai anak favorit ayahnya. Namun, dirinya justru yang diwarisi takhta sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara pada 2011, sesaat setelah ayahnya berpulang.
Sejumlah orang menyebut, dari sekitar tujuh anak Kim Jong-il, ia yang paling mirip dengan sang ayah.
Si sulung, Kim Jong-nam, dicoret dari daftar pewaris takhta gara-gara ia ketahuan mengunjungi Disneyland di Tokyo pada tahun 2001, dengan paspor palsu Dominika.
Dideportasi dari Jepang, ia dianggap mempermalukan Korut dan terutama bapaknya.
Kakak Kim Jong-un yang lain, Kim Jong-chul, sama sekali tak dipertimbangkan sebagai calon pemimpin. Ia dinilai terlalu sensitif dan santai, demikian menurut mantan koki sushi sang pemimpin Korut. Jong-chul kali terakhir tampil di depan publik saat menonton konser Eric Clapton di Singapura.
Persoalan mengenai pewaris takhta Korea Utara sebelumnya kembali mengemuka setelah kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam, tewas di Malaysia pada awal 2017. Banyak pihak menilai, Korea Utara-lah yang menjadi dalang kematian Kim Jong-nam.
Sebuah video misterius beredar setelah kematiannya. Dalam rekaman itu, seorang laki-laki bernama Kim Han-sol mengaku sebagai anak Kim Jong-nam.
Dalam video tersebut, ia mengakui kematian Jong-nam merupakan pembunuhan--spekulasi yang berulang kali dibantah oleh Korut.
"Nama saya Kim Han-sol, dari Korut, bagian dari keluarga Kim. Ayah saya dibunuh beberapa hari lalu...," ujar pemuda tersebut sebelum menunjukkan paspornya.
"Sekarang saya bersama ibu dan saudara perempuan saya. Kami sangat berterima kasih kepada...," kata dia sebelum suaranya menghilang.
Kim Han-sol yang lahir pada 16 Juni 1995 adalah anak sulung Jong-nam dan Ri Hye-kyong. Sosoknya pertama kali menjadi sorotan publik pada tahun 2011 ketika ia diterima oleh Li Po Chun United World College untuk menempuh pendidikan di Hong Kong. Namun, visa pelajarnya ditolak oleh pemerintah setempat.
Status Han-sol sebagai putra Jong-nam tentu secara tidak langsung menyeretnya dalam pusaran spekulasi terkait suksesi kepemimpinan Korut. Hal ini dapat mengancam posisi sang paman, Kim Jong-un yang disebut-sebut belum memiliki legitimasi cukup kuat sebagai pemimpin.
Dugaan tersebut dimuat oleh sebuah media Jepang yang mengutip pernyataan seorang mantan diplomat Korut. Hal inilah yang memunculkan spekulasi bahwa nyawa Han-sol terancam, sama seperti ayahnya.
"Di balik semuanya, Kim Jong-un punya keinginan untuk memperkuat legitimasinya sebagai pemimpin," ujar Thae Yong-ho, mantan Wakil Dubes Korut untuk Inggris kepada sebuah media Jepang, seperti dilansir Yonhap News.
Saksikan video berikut ini:
Advertisement