Liputan6.com, Guizhou - Tindakan mulia seorang pemilik kedai mi di Provinsi Guizhou, China menghangatkan perut sekaligus hati masyarakat setempat. Pasalnya, dua tahun belakangan sang pemilik warung selalu memberikan makanan secara gratis kepada petugas kebersihan atau para penyapu jalan.
Makanan gratis juga diberikan pada para anggota militer dan warga sekitar yang berusia lanjut.
Dikutip dari laman Shanghaiist.com, Sabtu (21/10/2017), sang pemilik diketahui bernama Sun Zhiwen. Kedai mi miliknya dibuka sejak Oktober 2015 dan sudah menyediakan mi gratis sejak awal mula didirikan.
Advertisement
Jika dikalkulasi, jumlah mi yang sudah ia berikan selama dua tahun terakhir sekitar 20 ribu mangkuk.
Baca Juga
"Petugas penyapu jalanan adalah pekerjaan yang sangat sulit, terutama di musim dingin," ujar Zhiwen.
"Mereka harus bangun pagi-pagi dan bekerja tanpa sarapan hingga menjelang makan siang. Beda dengan saya yang bisa makan kapan pun," tambahnya.
Zhiwen sendiri mengaku bahwa ia bukan berasal dari keluarga yang berada. Bahkan ekonominya saat ini biasa-biasa saja dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, semua itu ia lakukan agar dapat menolong sesama. Ia juga mengaku, selama masa hidupnya selalu mendapat pertolongan dari orang lain.
Maka dari itu, menolong sesama adalah prinsip yang selalu ia pegang.
"Saya hanya seorang pengusaha biasa. Tak peduli berapa uang yang saya hasilkan, yang terpenting adalah agar orang lain dapat merasakan kehangatan dan pertolongan," tegas Zhiwen.
Selanjutnya, pria tersebut ingin mengembangkan usaha kedai mi miliknya dengan cara membuka cabang baru di lain tempat.
Kakek Dermawan Bagi-Bagi Sayuran Gratis
Seorang pria dermawan lainnya yang peduli akan sesama juga ada di Singapura. Berawal di lapangan parkir di wilayah Choa Chu Kang, aksinya selalu dinanti para warga setempat.
Di sana, pria bernama Cheu yang akrab dipanggil oleh warga sekitar dengan sebutan 'Paman' itu selalu membagi-bagikan sayuran gratis.
Dikutip dari laman Straits Time, setiap Rabu dan Minggu tepat pukul 10.00 pagi waktu setempat warga yang didominasi oleh kaum ibu kerap berkumpul menunggu Paman Cheu yang membawa mobil dengan peti berisi sayuran di belakangnya.ul.Â
Bagi sebagian orang yang melihat penampakan ini tentu akan beranggapan biasa. Seperti sekumpulan ibu yang menunggu tukang sayur. Tapi bedanya tak ada pembayaran setelah mendapatkannya, alias gratis.
Setibanya Paman Cheu di lokasi tersebut, para ibu-ibu segera menyerbu peti sayurnya. Ada yang mengisi kantong plastiknya dengan kangkung, cye sim, cabai, baya, dan sayuran lainnya. Terkadang sang paman pun juga datang membawa timun, wortel dan terong.
Namun, ada sesuatu hal aneh yang terjadi. Sesaat setelah para ibu memilih sayuran, mereka datang menghampiri pria berusia 75 tahun tersebut sambil menganggukkan kepala dan mengucapkan 'Terima Kasih, Paman."
"Saya tak menjual sayuran-sayuran ini. Saya berikan secara cuma-cuma. Saya juga datang ke sini untuk bertemu dengan siapapun," ujar Paman Cheu yang berbicara dalam bahasa China.
Pria dermawan itu menolak ketika ditanya nama lengkapnya atau diminta untuk berfoto.
"Saya tinggal di suatu tempat bersama istri dan keempat anak saya," kata Paman Cheu.
Kegiatan sosial ini ia lakukan sesaat setelah pindah ke Choa Chu Kang dari kota sebelumnya yaitu Lim Chu Kang, tempat di mana ia pernah mengelola lahan pertaniannya sampai masa sewa lahan berakhir pada tahun 1992.
Ia kemudian menjual sayuran yang diimpor dari Chinatown, Malaysia. Ditempat itulah ia melihat banyak sayuran dan buah-buahan yang dibuang begitu saja meski masih layak konsumsi.
Dari sanalah muncul ide untuk mengambil sayuran itu dan membagikannya kepada warga.
"Saya tumbuh pada masa ketika Singapura masih sangat miskin. Orang tua saya punya 14 anak. Delapan perempuan dan enam anak laki-laki. Kami sangat miskin dan kami terus berjuang untuk hidup," ujar Paman Cheu.
"Melihat banyak sayuran yang dibuang, saya tak bisa terima. Alhasil saya bawa saja sayuran itu dan saya bagikan kepada warga untuk dimakan," tambahnya.
Salah seorang asisten rumah tangga Maricel Gatlabayan (42) mengatakan bahwa ia mencari Paman Cheu lewat jendela rumah majikannya. Sejauh ini ia kerap mengumpulkan kol, kangkung, wortel dan kentang dari pria tersebut.
Awalnya ia mencoba untuk membayar, namun Paman Cheu menolaknya.
"Saya mengaguminya, ia orang yang sangat baik," kata perempuan asal Filipina itu.
Penduduk setempat menggambarkan Paman Cheu sebagai sosok yang baik hati.
"Dia orang yang adil, meski hanya memiliki sedikit stok sayuran, tetap saja ia akan datang kemari dan membagikannya kepada warga," ujar seorang penjual ikan.
Advertisement